Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/09/2021, 08:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nyeri lutut merupakan keluhan umum di antara orang dewasa yang dapat disebabkan banyak hal, seperti cedera atau penyakit seperti arthritis atau radang sendi.

Seiring bertambahnya usia, tekanan gerakan dan aktivitas sehari-hari seperti berjalan, membungkuk, berdiri, atau mengangkat sesuatu juga bisa menjadi penyebab dari nyeri lutut.

Baca juga: 8 Cara Megobati Sakit Lutut Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

Gejala

Banyak permasalahan lutut yang diakibatkan oleh proses penuaan, keausan, serta tekanan pada sendi lutut.

Masalah lainnya dapat disebabkan oleh cedera atau gerakan secara tiba-tiba yang dapat membuat lutut menjadi tegang.

Permasalahan umum lutut lainnya adalah sebagai berikut.

  • Patah

Patahnya tulang lutut dapat terjadi akibat trauma seperti kecelakaan, jatuh saat beraktivitas, atau cedera ketika berolahraga.

Gejala tulang patah yaitu pembengkakan, rasa sakit yang menusuk, dan ketidakmampuan untuk menggerakkan sendi.

  • Ligamen dan/atau otot lutut terkilir

Cedera ini biasanya disebabkan oleh pukulan pada lutut atau lutut yang terpelintir secara tiba-tiba. Gejala yang sering timbul adalah nyeri, bengkak, dan kesulitan berjalan.

  • Tulang rawan robek

Trauma pada lutut dapat menyebabkan robeknya meniskus (tulang rawan lutut). Hal ini biasanya terjadi akibat keseleo.

Baca juga: 5 Obat Sakit Lutut Alami

Perawatan biasanya melibatkan adanya penjepit yang digunakan selama aktivitas untuk melindungi lutut dari cedera lebih lanjut. Pembedahan juga diperlukan untuk memperbaiki robekan.

Gejala dari tulang rawan robek adalah adanya terdengar suara letupan, diikuti dengan nyeri lutut yang terasa menusuk, dan pembengkakan.

  • Tendonitis

Radang tendon dapat diakibatkan penggunaan tendon yang berlebihan selama aktivitas tertentu seperti berlari, melompat, atau bersepeda.

Gejala yang biasanya timbul adalah lutut terasa tertarik (ketat), bengkak, dan nyeri.

Osteoarthritis merupakan jenis arthritis paling umum yang mempengaruhi lutut.

Osteoarthritis merupakan proses degeneratif di mana tulang rawan di sendi secara "terkikis" habis secara bertahap.

Penyakit ini sering mempengaruhi orang paruh baya dan usia lanjut. Biasanya diakibatkan stres berlebih pada sendi seperti cedera berulang atau kelebihan berat badan.

Selain itu, terdapat rheumatoid arthritis, yaitu radang sendi lutut yang menghancurkan tulang rawan lutut.

Baca juga: 5 Obat Sakit Lutut untuk Mengatasi Nyeri

Rheumatoid arthritis sering mempengaruhi orang yang berusia lebih muda ketimbang osteoarthritis.

Gejala yang biasanya timbul adalah rasa nyeri yang timbul pada lutut, sendi terasa kaku, bengkak dan kemerahan, serta gerakan sendi yang terbatas.

Diagnosis

Selain riwayat kesehatan dan tes fisik, dokter mungkin akan melakukan tes berikut untuk mendiagnosis nyeri lutut.

  • Sinar X. Tes ini menggunakan sinar energi elektromagnetik untuk menampilkan gambar jaringan internal, tulang, dan organ ke dalam film.
  • MRI. Tes ini menggunakan magnet besar, frekuensi radio, dan komputer untuk mengkomposisikan gambar organ dan struktur dalam tubuh secara mendetail. Tes ini dilakukan untuk menentukan permasalahan atau penyakit pada ligamen atau otot di sekitarnya.
  • CT Scan. Tes ini menggunakan sinar X dan teknologi komputer untuk membuat gambar horizontal atau axial (irisan) tubuh. Tes ini dapat menggambarkan rinci dari setiap bagian tubuh, termasuk tulang, otot, lemak, dan organ. CT Scan lebih detail daripada rontgen umum.
  • Artroskopi. Prosedur ini melibatkan tabung optik kecil terang (arthroscope) yang dimasukkan ke dalam sendi melalui sayatan kecil. Gambar tersebut diproyeksikan ke layar untuk mengevaluasi setiap perubahan degeneratif atau rematik pada sendi. Prosedur ini dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit tulang dan tumor, serta menentukan penyebab nyeri tulang dan peradangan.
  • Pemindaian tulang radionuklida. Pencitraan ini menggunakan bahan radioaktif dalam jumlah kecil yang disuntikkan ke dalam aliran darah agar terdeteksi oleh pemindai. Tes ini menunjukkan aliran darah ke tulang dan aktivitas sel di dalam tulang.

Perawatan

Dokter akan menyarankan pengobatan berdasarkan penyebab nyeri lutut, termasuk:

Baca juga: 14 Penyebab Sakit Lutut yang Sering Dikeluhkan

  • meresepkan obat atau fisioterapi
  • Merujuk Anda ke rumah sakit untuk melakukan pemindaian atau perawatan spesialis seperti operasi

Waktu pemulihan tiap penderita juga berbeda-beda, tergantung pada cedera yang terjadi.

Hindari aktivitas yang dapat memperburuk lutut Anda.

Jangan terburu-buru untuk kembali ke tingkat aktivitas fisik Anda hingga:

  • tidak ada rasa sakit saat lutut ditekuk atau diluruskan
  • tidak ada rasa sakit saat berjalan, berlari, atau melompat
  • lutut yang cedera terasa sekuat seperti sebelumnya

Pencegahan

Tidak semua cedera dapat dicegah, tapi dapat dilakukan beberapa langkah-langkah ini untuk mengurangi kemungkinannya.

  • Berhenti berolahraga jika lutut terasa sakit
  • Jika ingin berolahraga intens, lakukan secara bertahap
  • Regangkan kaki sebelum dan sesudah aktivitas fisik
  • Gunakan bantalan lutut untuk mencegah radang kandung lendir (bursitis), terutama jika harus banyak berlutut
  • Gunakan sepatu yang sesuai saat berolahraga
  • Jaga ketahanan otot paha dengan peregangan teratur
  • Jaga berat tubuh tetap ideal untuk mengurangi tekanan pada persendian tubuh, termasuk lutut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com