Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2021, 13:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sistem peredaran darah memiliki peranan yang sangat penting bagi tubuh manusia.

Sistem peredaran darah bertugas untuk mengedarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh, serta berperan dalam proses metabolisme.

Oleh karena itu, kesehatan dan kelancaran aliran darah harus selalu dijaga agar tidak menyebabkan gangguan pada organ tubuh.

Salah satu penyakit yang muncul karena gangguan peredaran darah adalah avascular necrosis, yaitu kematian jaringan tulang karena kekurangan suplai darah.

Baca juga: 6 Posisi Duduk yang Benar untuk Menjaga Kesehatan Tulang

Avascular necrosis atau yang juga disebut osteonecrosis dapat menyebabkan kerusakan kecil pada tulang yang akhirnya menyebabkan pengeroposan tulang.

Avascular necrosis dapat menyebabkan nyeri sendi, terutama pada pinggul. Jika tidak diobati avascular necrosis dapat menyebabkan tulang kolaps (berpindah dari posisi seharusnya).

Kondisi inilah yang akan menimbulkan nyeri ketika menggerakkan sendi yang terkena, bahkan pada kasus yang parah sendi tetap nyeri meski tidak digerakkan.

Penyakit ini dapat menyerang siapa pun, tetapi paling sering terjadi pada orang berusia antara 30 sampai 50 tahun.

Gejala

Melansir Healthline, di tahap awal avascular necrosis biasanya tidak memiliki gejala. Namun, jika semakin parah akan menimbulkan rasa sakit.

Penyakit ini dapat terjadi pada tulang mana saja, tetapi paling sering terjadi pada bagian pinggul dan lutut.

Berikut beberapa gejala yang muncul saat avascular necrosis menyebabkan kematian pada sel-sel darah:

  • Nyeri ringan sampai berat tepat di sendi atau di area sendi yang terkena
  • Nyeri pada selangkangan yang menjalar hingga ke lutut
  • Rasa sakit yang terjadi saat menopang beban tubuh dengan pinggul atau lutut
  • Nyeri sendi yang cukup parah yang menyebabkan rentang gerak terbatas

Avascular necrosis yang berkembang di tulang rahang ditandai dengan tulang rahang yang menonjol disertai nyeri atau keluarnya nanah, atau keduanya.

Baca juga: 4 Cara Menjaga Kesehatan dan Kekuatan Tulang

Rasa nyeri dapat semakin parah karena retakan kecil pada tulang, yang disebut mikrofraktur.

Mikrofraktur dapat menyebabkan kerusakan tulang dan sendi yang memicu radang sendi.

Gejala avascular necrosis umumnya berkembang dari beberapa bulan hingga lebih dari satu tahun, dan dapat menyerang kedua sisi tubuh, misalnya pada kedua lutut.

Penyebab

Mengutip Mayo Clinic, avascular necrosis terjadi ketika aliran atau pasokan darah ke tulang terganggu atau berkurang.

Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke tulang, di antaranya:

  1. Cedera (trauma) pada sendi atau tulang
    Sendi yang terkilir dapat merusak pembuluh darah di sekitar sendi yang bermasalah sehingga aliran darah ke tulang berkurang.
  2. Penumpukan lemak di pembuluh darah
    Lemak (lipid) dapat menyumbat pembuluh darah kecil sehingga aliran darah ke tulang berkurang.
  3. Penyakit tertentu
    Anemia sel sabit, penyakit Gaucher, pankreatitis, diabetes, lupus, dan HIV/AIDS merupakan penyakit yang dapat menyebabkan aliran darah ke tulang berkurang.
  4. Tindakan medis
    Radioterapi pada penderita kanker dapat melemahkan tulang dan merusak pembuluh darah.

Faktor risiko

Dilansir dari WebMD, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena avascular necrosis, di antaranya:

Baca juga: Benarkan Minum Susu Bantu Menjaga Kesehatan Tulang?

  • Konsumsi alkohol yang berlebihan
  • Penggunaan obat bisfosfonat, obat untuk meningkatkan kepadatan tulang, dalam jangka panjang dapat menyebabkan osteonecrosis rahang
  • Penggunaan obat steroid, seperti prednison dalam waktu lama
  • Mengalami penyakit dekompresi yang menyebabkan terdapat gelembung gas di dalam darah
  • Melakukan transplantasi organ, terutama transplantasi ginjal

Penyebab avascular necrosis tidak dapat selalu dipastikan.

Itu karena penyakit ini dapat terjadi pada individu yang sehat dan tidak memiliki kondisi atau faktor risiko di atas.

Diagnosis

Dirangkum dari Mayo Clinic dan Hopkins Medicine, diagnosis avascular necrosis diawali dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Dokter akan menekan daerah sendi yang terkena dan mengetahui adanya bagian yang terasa lunak.

Dokter juga akan menggerakkan persendian ke berbagai posisi untuk mengetahui kemampuan rentang gerak sendi.

Untuk memastikan diagnosis dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:

  • Rontgen, untuk mengetahui perubahan tulang akibat avascular necrosis
  • MRI atau CT scan, untuk mengetahui kondisi tulang secara lebih rinci atau detail
  • Bone scan, untuk memastikan diagnosis avascular necrosis jika hasil rontgen dan MRI maupun CT scan tidak menunjukkan adanya kelainan pada tulang

Baca juga: 8 Macam Kelainan pada Tulang Manusia yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Pengobatan avascular necrosis bertujuan untuk memperbaiki sendi, menghentikan kerusakan tulang, dan meredakan rasa sakit sehingga penderita dapat menggunakan sendi.

Pengobatan avascular necrosis juga disesuaikan dengan usia penderita, penyebab penyakit, bagian tulang yang rusak, dan tingkat kerusakan tulang.

Dikutip dari WebMD, avascular necrosis dapat diobati dengan dua metode, yakni menggunakan obat-obatan dan melakukan prosedur pembedahan atau operasi.

Berikut beberapa obat yang digunakan untuk mengobati avascular necrosis pada tahap awal:

  1. Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS)
    Obat-obatan, seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu meringankan rasa sakit dan mengurangi gejala peradangan akibat avascular necrosis
  2. Obat penurun kolesterol
    Mengurangi jumlah kolesterol dan lemak dalam darah dapat mencegah penyumbatan pembuluh darah yang dapat menyebabkan avascular necrosis
  3. Antikoagulan
    Pada penderita yang memiliki gangguan pembekuan darah dokter akan memberikan obat antikoagulan untuk mencegah penggumpalan darah, misalnya warfarin
  4. Obat bisfosfonat
    Obat bisfosfonat, seperti alendronate dapat memperlambat avascular necrosis semakin berkembang. Namun, obat ini juga dapat memicu avascular necrosis pada tulang rahang

Selama pengobatan, penderita disarankan untuk tidak melakukan kegiatan yang dapat membebani tulang yang bermasalah.

Penderita juga dapat melakukan fisioterapi untuk meningkatkan jangkauan gerak dan fungsi sendi yang bermasalah, serta mengurangi kekakuan pada sendi.

Baca juga: 9 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Tulang

Pada kasus avascular necrosis yang cukup parah, dokter mungkin akan merekomendasikan pembedahan, seperti:

  1. Cangkok tulang
    Mengeluarkan tulang yang sehat dari salah satu bagian tubuh dan menggunakannya untuk menggantikan tulang yang rusak
  2. Osteotomi
    Memotong tulang yang rusak dan membentuk kembali tulang untuk mengurangi tekanan pada area yang terkena
  3. Penggantian sendi
    Mengangkat dan mengganti sendi yang rusak dengan sendi buatan
  4. Dekompresi inti
    Mengangkat lapisan dalam tulang untuk mengurangi tekanan, meningkatkan aliran darah baru, dan memperlambat atau menghentikan kerusakan tulang dan sendi

Komplikasi

Mengutip Mayo Clinic, jika avascular necrosis tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, bahkan menyebabkan tulang runtuh.

Avascular necrosis juga menyebabkan bentuk tulang menjadi tidak normal yang dapat menyebabkan arthritis atau radang sendi kronis.

Pencegahan

Terkadang penyebab avascular necrosis tidak dapat dipastikan sehingga cukup sulit untuk menghindari kondisi ini.

Namun, dirangkum dari WebMD dan Healthline, terdapat tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena avascular necrosis, di antaranya:

Baca juga: 10 Manfaat Biji Selasih, Baik untuk Tulang hingga Cegah Sakit Jantung

  1. Batasi konsumsi alkohol
  2. Berhenti merokok
  3. Gunakan obat secara tepat guna dan hati-hati, terutama obat steroid
  4. Menjaga kolesterol tetap terkendali agar lemak tidak menghalangi aliran darah ke tulang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com