Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2021, 10:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Herpes zoster atau cacar api adalah kondisi penyakit berupa ruam atau lecet pada kulit.

Cacar api disebabkan oleh virus Varicella-zoster, virus yang sama dengan cacar air.

Pada beberapa orang, virus bisa menjalar dari sepanjang serabut saraf ke kulit. Inilah mengapa kondisi ini juga sering disebut dengan cacar ular.

Baca juga: Penyebab Herpes Kulit dan Cara Mengobatinya

Hal ini yang menyebabkan ruam khas dan menyakitkan.

Penyebab

Penyebab herpes zoster tidak diketahui pasti. Tapi adanya penurunan kekebalan terhadap infeksi seiring bertambahnya usia dapat menjadi faktor.

Herpes zoster lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.

Faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena herpes zoster meliputi:

  • Berusia di atas 50 tahun
  • Memiliki penyakit tertentu, seperti HIV/AIDS dan kanker
  • Menjalani pengobatan kanker
  • Mengkonsumsi obat-obatan tertentu

Gejala

Selain ruam dan lecet, tanda-tanda awal herpes zoster adalah rasa terbakar, kesemutan, atau gatal.

Biasanya di satu sisi tubuh atau wajah, dengan rasa sakit yang ringan hingga berat.

Beberapa orang dapat memiliki gejala lain, seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Panas dingin
  • Sakit perut

Baca juga: Mengenal Gejala dan Komplikasi Infeksi Virus Herpes

Diagnosis

Biasanya penyedia layanan kesehatan dapat mendiagnosis herpes zoster dengan menanyakan riwayat kesehatan dan melihat ruam.

Dalam beberapa kasus, tenaga kesehatan dapat membuang jaringan dari ruam atau menyeka cairan dari lepuh untuk pengujian laboratorium.

Hubungi dokter segera jika mencurigai herpes zoster, terutama dalam situasi berikut:

  • Rasa sakit dan ruam terjadi di dekat mata
  • Berusia 60 tahun atau lebih
  • Memiliki sistem kekebalan yang lemah (karena kanker, obat-obatan atau penyakit kronis)
  • Ruam menyebar dan menyakitkan

Perawatan

Tidak ada obat untuk herpes zoster, tetapi pengobatan segera dengan obat antivirus resep dapat mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko komplikasi.

Obat-obatan untuk kondisi termasuk:

  • Asiklovir (Zovirax)
  • Famsiklovir
  • Valasiklovir (Valtrex)

Herpes zoster dapat menyebabkan rasa sakit yang parah, jadi dokter juga dapat meresepkan obat berikut:

  • Patch topikal capsaicin (Qutenza)
  • Antikonvulsan, seperti gabapentin (Neurontin)
  • Antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline
  • Agen mati rasa, seperti lidokain, dikirim melalui krim, gel, semprotan atau patch kulit
  • Obat-obatan yang mengandung narkotika, seperti kodein
  • Suntikan termasuk kortikosteroid dan anestesi lokal

Baca juga: 8 Gejala Herpes Genital dan Cara Mengobatinya

Herpes zoster umumnya berlangsung antara dua hingga enam minggu.

Kebanyakan orang menderita herpes zoster hanya sekali, tetapi ada kemungkinan untuk mendapatkannya dua kali atau lebih.

Komplikasi

Komplikasi dari herpes zoster dapat meliputi:

  • Neuralgia pascaherpetik, kondisi serabut saraf yang rusak membuat rasa sakit berlebihan dari kulit ke otak
  • Kehilangan penglihatan
  • Masalah neurologis,seperti radang otak (ensefalitis), kelumpuhan wajah, atau masalah pendengaran
  • Infeksi kulit

Pencegahan

Ada vaksin untuk mencegah herpes zoster atau mengurangi efeknya.

Vaksin direkomendasikan untuk orang dewasa sehat berusia 50 tahun ke atas mendapatkan dengan suntikan vaksin Shingrix.

Vaksin ini memerlukan dua dosis yang diberikan dengan interval 2 hingga 6 bulan.

Sementara vaksin lain, Zostavax, dapat digunakan dalam kasus tertentu.

Baca juga: Herpes pada Bayi: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com