Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/10/2021, 14:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Normalnya, denyut jantung pada orang dewasa berkisar pada 60 hingga 100 kali per menit dalam keadaan istirahat.

Bradikardia adalah kondisi saat jantung berdenyut kurang dari 60 kali per menit.

Dalam beberapa kasus, detak jantung lambat merupakan indikasi jantung yang sangat sehat.

Contohnya, atlet seringkali memiliki detak jantung lebih rendah dari normal karena jantung mereka kuat dan tidak harus bekerja keras memompa darah ke seluruh tubuh.

Baca juga: 10 Jenis Penyakit Jantung Aritmia dan Tandanya

Namun, jika detak jantung yang lebih lambat jarang terjadi atau disertai gejala dapat menjadi pertanda sesuatu yang lebih serius.

Gejala

Denyut jantung yang terlalu rendah dapat menyebabkan berkurangnya suplai darah ke otak.

Gejala-gejala bradikardia dapat mencakup:

  • kelelahan atau merasa lemah
  • pusing atau sakit
  • kepala terasa ringan
  • kebingungan atau linglung
  • pingsan atau perasaan ingin pingsan
  • sesak napas
  • kesulitan saat berolahraga

Dalam kasus ekstrem, bradikardia dapat menyebabkan henti jantung atau cardiac arrest.

Penyebab

Beberapa penyebab bradikardia, meliputi hal di bawah ini.

  • Gangguan pada nodus sinoatrial
  • Gangguan pada jaras konduksi jantung. Hal ini menyebabkan impuls listrik jantung tidak dapat dihantarkan dengan baik dari atrium menuju ventrikel
  • Gangguan metabolik, seperti hipotiroid (hormon tiroid rendah)
  • Kerusakan jantung akibat penyakit jantung atau serangan jantung
  • Obat-obatan penyakit jantung tertentu yang memiliki efek samping penurunan denyut jantung

Baca juga: Aritmia (Gangguan Irama Jantung): Jenis, Gejala, Penyebab

Diagnosis

Untuk mendiagnosis bradikardia, dokter akan mengkaji gejala yang timbul pada pasien, riwayat penyakit pada pasien dan keluarga, serta melakukan pemeriksaan fisik dan penunjang.

Pemeriksaan penunjang untuk mengukur denyut jantung mencakup:

  • Elektokardiogram (EKG). Alat untuk merekam aktivitas listrik jantung. Pemeriksaan EKG juga dapat dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan lain, seperti tilt table test dan exercise test.
  • Tes darah. Untuk mengetahui adanya infeksi, hipotiroid, atau gangguan elektrolit yang dapat menyebabkan bradikardia.
  • Pemeriksaan lainnya yang berkaitan dengan kondisi tidur (apabila penderita mengalami sleep apnea).

Komplikasi

Dalam kasus yang berat, kronis (jangka panjang), atau tidak diberikan penanganan, bradikardia dapat menyebabkan:

  • gagal jantung
  • pingsan (syncope)
  • nyeri dada (angina pectoris)
  • tekanan darah rendah (hipotensi)
  • tekanan darah tinggi (hipertensi)

Perawatan

Jika bradikardia hanya berlangsung untuk beberapa saat tanpa disertai gejala apapun, tidak dibutuhkan pengobatan apapun.

Baca juga: Takikardia: Jenis, Gejala, hingga Cara Mencegahnya

Namun, bradikardia akan memerlukan perawatan tergantung pada penyebab yang mendasari.

Jika masalah terdapat pada masalah listrik di jantung, dibutuhkan alat pacu jantung (pacemaker) untuk menjaga detak jantung sebagaimana mestinya.

Alat pacu jantung adalah perangkat kecil yang ditempatkan di bawah kulit untuk memantau detak atau ritme jantung.

Saat diperlukan, alat pacu jantung akan mengirimkan impuls listrik ke jantung untuk mengembalikan detak jantung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau