Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 08/02/2022, 11:32 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Bayu Arif Permana, Sp.JP(K), FIHA
Divalidasi oleh:
dr. Bayu Arif Permana, Sp.JP(K), FIHA

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Konsultan Intervensi. Mayapada Hospital Bogor BMC (MHBG). www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Darah dan jantung adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kinerja tubuh manusia. Darah dibawa ke jantung oleh pembuluh arteri koroner.

Jika terjadi penyempitan atau penyumbatan, suplai darah yang akan dibawa ke otot jantung akan berkurang bahkan terputus, dan menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK) atau coronary artery disease (CAD).

PJK juga dapat diartikan sebagai gangguan fungsi pada jantung akibat kurangnya suplai darah ke otot jantung.

Baca juga: 8 Makanan Penurun Kolesterol untuk Cegah Penyakit Jantung Koroner

Hal ini disebabkan oleh penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah koroner yang mengalami kerusakan pada lapisan nya (aterosklerosis).

Gejala

PJK bermula dengan pembentukan plak pada pembuluh darah koroner, yang mengakibatkan penurunan alirah darah secara perlahan, sampai pada keadaan plak yang pecah, menimbulkan pembentukan bekuan darah yang dapat menyumbat, dan mengakibatkan penurunan aliran darah secara mendadak.

Kumpulan gejala yang timbul akibat PJK disebut dengan sindrom koroner akut (SKA) atau acute coronary syndrome (ACS).

Gejala yang dapat timbul pada penyakit jantung koroner adalah sebagai berikut:

  • nyeri atau rasa tidak nyaman di tengah atau kiri dada (dapat menjalar ke leher, bahu atau tangan kiri, rahang atau punggung)
  • dada terasa tertekan, diremas, terbakar, atau ditusuk
  • pusing melayang, pingsan
  • sulit bernapas atau sesak napas (dyspnea)
  • keringat dingin, mual, muntah, lemas.

Gejala dapat timbul secara tiba-tiba dengan intensitas yang tinggi.

Menurut Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Edisi 4, 2018, terdapat dua jenis gejala yang dapat timbul, yaitu tipikal (umum terjadi) dan atipikal (ditemukan pada pasien berumur relatif muda, 25 hingga 40 tahun).

Gejala tipikal meliputi:

  • ketidaknyamanan yang mengganggu pada area dada, leher, bahu, tangan, dan lengan
  • gejala dipicu aktivitas fisik atau stres, kadang berkurang intensitasnya dengan istirahat.

Baca juga: 4 Gejala Penyakit Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai

Sementara itu, gejala atipikal, yaitu:

  • sesak napas, terasa berat di dada
  • mual
  • muntah
  • pusing

Penyebab

PJK diakibatkan oleh kerusakan lapisan dinding pembuluh darah koroner (aterosklerosis).

Aterosklerosis merupakan pengerasan dinding arteri yang diakibatkan oleh adanya plak kekuningan mengandung lemak dan kolestrol yang disebut ateroma.

Saat plak aterosklerosis pecah, bekuan darah akan timbul pada pembuluh darah koroner dan menyumbat aliran darah.

Penyumbatan tersebut menyebabkan kurangnya suplai oksigen pada otot jantung. Jika terhenti selama kurang lebih 20 menit, sel otot jantung akan mengalami nekrosis (kematian sel).

Lebih dari 90 persen PJK disebabkan oleh plak aterosklerosis yang pecah dan pembentukan bekuan darah dalam pembuluh darah koroner.

Selain itu, faktor risiko PKJ meliputi:

  • pria
  • memiliki penyakit aterosklerosis non koroner (penyakit arteri perfier atau karotis)
  • umur
  • riwayat PKJ dalam keluarga.

Baca juga: Ciri Nyeri Dada yang Mengarah pada Gejala Penyakit Jantung Koroner

Diagnosis

Dalam mendiagnosis penyakit jantung koroner, dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Setelah itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) dan pemeriksaan marka jantung.

Tes lain yang mungkin dilakukan dokter untuk mengkonfirmasi adanya PKJ adalah:

  • tes darah
  • tes treadmill
  • CT scan
  • Myocardial Perfusion Scan
  • MRI
  • angiografi koroner.

Komplikasi

Serangan jantung terjadi saat otot jantung tidak memiliki cukup darah atau oksigen.

Jika bekuan darah (trombosis koroner) berukuran cukup besar, suplai darah ke jantung dapat terhenti sepenuhnya dan menyebabkan serangan jantung.

Berdasarkan Buku Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut Edisi 3, 2015, komplikasi pada penyakit jantung koroner dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Jantung Koroner

Gangguan Hemodinamik

  • Gagal jantung
  • Hipotensi
  • Kongesti paru
  • Syok kardiogenik
  • Aritmia dan henti jantung (cardiac arrest)
  • Sinus bradikardi dan blok jantung

Komplikasi Kardiak (jantung)

  • Ruptur jantung
  • Perikarditis
  • Aneurisma ventrikel kiri
  • Trombus ventrikel kiri

Perawatan

Seseorang dengan keluhan nyeri di dada sebaiknya langsung dibawa ke rumah sakit. Tenaga kesehatan akan melakukan penilaian terhadap ABC (airway, breathing, dan circulation).

Jika diagnosis belum ditetapkan, tenaga kesehatan akan menerapkan terapi MONA (morfin, oksigen, nitrogliserin, dan aspirin) yang tidak harus diberikan secara keseluruhan atau bersamaan.

Namun, penderita dapat mengelola gejala yang timbul dan mencegah terjadinya masalah lain seperti serangan jantung.

Langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

Baca juga: 10 Penyebab Jantung Koroner yang Perlu Diwaspadai

  • perubahan gaya hidup, seperti olahraga teratur dan berhenti merokok
  • obat-obatan
  • angioplasti, penggunaan balon dan atau ring/stent khusus untuk menangani pembuluh arteri yang menyempit
  • operasi bypass/bedah pintas.

Pencegahan

Penyakit jantung koroner atau PJK dapat dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup, termasuk:

  • makan makanan sehat yang bergizi secara berimbang
  • aktif secara fisik
  • berhenti merokok
  • mengontrol kolesterol darah dan tingkat gula.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com