KOMPAS.com - Stenosis tulang belakang adalah penyempitan ruang di dalam tulang belakang. Kondisi tersebut menyebabkan tekanan pada saraf yang melalui tulang belakang.
Stenosis tulang belakang paling sering terjadi di punggung bawah dan leher.
Gejala
Beberapa orang dengan stenosis tulang belakang tidak memiliki gejala.
Baca juga: TBC Tulang Belakang (Potts Disease)
Gejala yang mungkin timbul, yaitu:
- kesemutan dan mati rasa
- mati rasa
- kelemahan otot tangan, lengan, kaki, atau tungkai
- sakit leher
- masalah koordinasi
- dalam kasus parah, dapat terjadi disfungsi usus atau kandung kemih (urgensi dan inkontinensia urin)
- kram atau sakit punggung
Gejala dapat memburuk seiring waktu.
Penyebab
Tulang punggung (tulang belakang) membentang dari leher ke punggung bawah. Tulang-tulang tersebut membentuk kanal tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang.
Beberapa orang dilahirkan dengan kanal tulang belakang yang kecil.
Namun, kebanyakan kasus stenosis tulang belakang terjadi karena kondisi yang mempersempit kanal tulang tersebut.
Penyebab stenosis tulang belakang dapat termasuk.
Baca juga: 4 Cara Jaga Menjaga Kesehatan Tulang Belakang
- Pertumbuhan tulang yang berlebihan: kerusakan akibat keausan akibat osteoartritis pada tulang belakang dapat memicu pembentukan taji tulang dan tumbuh ke kanal tulang belakang.
- Penyakit Paget: biasanya menyerang orang dewasa dan dapat menyebabkan pertumbuhan tulang berlebihan di tulang belakang.
- Disk hernia: bantalan lembut yang berfungsi sebagai peredam kejut di antara tulang belakang cenderung mengering seiring bertambahnya usia. Retakan di bagian luar dapat membuat beberapa bahan bagian dalam yang lembut keluar dan menekan sumsum atau saraf tulang belakang.
- Ligamen yang menebal: tali keras yang membantu menyatukan tulang-tulang belakang dapat menjadi kaku dan menebal seiring waktu. Ligamen yang menebal dapat menonjol ke kanal tulang belakang.
- Tumor: pertumbuhan abnormal dapat terbentuk di sumsum tulang belakang di dalam selaput yang menutupi sumsum tulang belakang atau di ruang antara sumsum tulang belakang dan tulang belakang.
- Cedera tulang belakang: Kecelakaan mobil dan trauma lainnya dapat menyebabkan dislokasi atau patah pada satu atau lebih tulang belakang. Tulang yang bergeser dari patah tulang belakang dapat merusak ini kanal tulang belakang. Pembengkakan setelah operasi punggung juga dapat memberi tekanan pada sumsum tulang belakang atau saraf.
Diagnosis
Dokter akan bertanya terkait gejala yang muncul dan riwayat kesehatan. Lalu, mencari tanda-tanda adanya stenosis tulang belakang, seperti:
- hilangnya sensasi
- kelemahan
- refleks abnormal
Baca juga: Rentan Alami Penuaan, Berikut 4 Cara Jaga Kesehatan Tulang Belakang
Tes yang dapat membantu diagnosis, yaitu:
- Sinar-X tulang belakang: sinar X dapat menunjukkna pertumbuhan tulang atau taji yang mendorong dan atau penyempitan kanal tulang belakang
- Tes pencitraan: CT Scan atau MRI scan dapat memberikan visualisasi yang lebih rinci pada kanal tulang belakang dan struktur saraf
Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat stenosis spinal, yaitu:
- mati rasa
- kelemahan
- masalah koordinasi
- inkontinensia
- kelumpuhan
Perawatan
Obat-obatan yang mungkin diresepkan oleh dokter, meliputi:
- obat pereda nyeri
- antidepresan
- obat antikejang
- opioid
Stenosis spinal juga dapat ditangani dengan pembedahan untuk mengangkat bagian tulang yang berlebih atau diskus yang memenuhi kanal tulang belakang dan menjepit saraf tulang belakang.
Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk mengobati stenosis tulang belakang, meliputi hal di bawah ini.
Baca juga: Penyebab TBC Tulang dan Gejalanya
- Laminektomi. Prosedur ini menghilangkan bagian belakang (lamina) dari tulang belakang yang terkena gangguan.
- Laminotomi. Prosedur ini hanya menghilangkan sebagian besar dari lamina, yaitu mengukir lubang yang cukup besar untuk meringankan tekanan di tempat tertentu
- Laminoplasti. Hanya dilakukan di tulang belakang leher. Ruang dalam kanal tersebut akan dibuka dengan membuat engsel pada lamina.
- Bedah minimal invasif. Prosedur bedah ini menghilangkan tulang atau lamina dengan cara mengurangi kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya.
Dalam kebanyakan kasus, operasi yang membuat ruang ini dapat membantu mengurangi gejala stenosis tulang belakang.
Namun, dalam beberapa kasus lain gejala akan tetap timbul atau justru memburuk.
Risiko bedah lainnya termasuk infeksi, robekan pada membran yang menutupi sumsum tulang belakang, bekuan darah di vena kaki, dan kerusakan neurologis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.