Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/10/2021, 12:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Narsistik merupakan gangguan kepribadian ketika seseorang memiliki pendapat yang berlebihan tentang diri sendiri dan membutuhkan kekaguman atau perhatian dari orang lain.

Penderita Narsistik kemungkinan memiliki emosi yang intens dan memiliki perhatian yang berlebih terhadap kekuasaan dan kecukupan pribadi.

Misalnya, Anda merasa kecewa apabila tidak mendapatkan pujian.

Baca juga: 5 Tanda Orang Mengidap Gangguan Kepribadian Narsistik

Penyebab

Pada dasarnya, penyebab narsistik tidak dapat dipahami dengan baik.

Namun, kelainan genetik yang diturunkan dianggap bertanggung jawab atas sebagian besar kasus kondisi ini.

Mengutip Healthline, faktor lingkungan juga dapat berkontribusi sebagai penyebab narsistik, termasuk:

  • Penelantaran masa kanak-kanak
  • Dimanjakan orang tua secara berlebihan
  • Harapan yang tidak realistis dari orang tua
  • Pergaulan bebas
  • Pengaruh budaya.

Perlu diketahui bahwa narsistik juga dapat terjadi akibat pengaruh depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya.

Gejala

Narsistik merupakan gangguan spektrum yang gejalanya dapat berkisar dari ringan hingga berat.

Menurut Medical News Today, gejala narsistik dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu:

Baca juga: Gejalanya Mirip, Ini Beda Gangguan Kepribadian Ambang dan Bipolar

Terlihat oleh orang lain

  • Mendambakan perhatian dan kekaguman
  • Memiliki perasaan superioritas yang berlebihan
  • Melebih-lebihkan prestasi dan bakat
  • Tampak arogan, angkuh, dan egois
  • Mudah merasa jengkel, marah, atau cemburu
  • Kurangnya empati dengan orang lain
  • Kecenderungan untuk mengambil keuntungan dari orang lain
  • Melebih-lebihkan hubungan dengan orang lain yang dianggap sepadan.

Terlihat oleh diri sendiri

  • Memiliki fantasi kesuksesan, kekuasaan, kecemerlangan, atau cinta yang ideal dan berlebihan
  • Merasa malu, terhina, dan hampa ketika kecewa
  • Keengganan untuk mencoba sesuatu karena takut kalah
  • Kesulitan mempertahankan hubungan
  • Terganggu dalam menghadapi kekalahan atau kritik
  • Kecurigaan
  • Penarikan sosial
  • Kesulitan mengelola emosi.

Komplikasi

Melansir Medical news Today, narsistik dapat menyebabkan komplikasi lainnya, seperti:

  • Penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol
  • Depresi
  • Gangguan panik, kecemasan, dan kepribadian
  • Anoreksia nervosa.

Baca juga: 6 Cara Mudah Mengontrol Gangguan Kecemasan

Selain itu, seseorang dengan narsistik juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami hal berikut:

  • Masalah hubungan
  • Kesulitan di tempat kerja atau sekolah
  • Pikiran atau perilaku bunuh diri.

Diagnosis

Melansir Medical News Today, narsistik merupakan suatu kondisi yang sulit untuk didiagnosis secara khusus.

Oleh karena itu, seorang dokter perlu melakukan penilaian psikiatri untuk menemukan setidaknya 5 dari seluruh gejala narsistik yang ada.

Perawatan

Berdasarkan Healthline, perawatan narsistik dapat dilakukan dengan cara berikut:

Perawatan medis

  • Psikoterapi atau terapi bicara, membantu Anda belajar berhubungan lebih baik dengan orang lain
  • Resep obat, mengatasi narsistik yang berkaitan dengan depresi atau kondisi kesehatan mental lainnya

Menghadiri seluruh sesi terapi dan minum obat sesuai petunjuk dokter akan membantu Anda untuk melihat perbedaan dalam diri dan hubungan dengan orang lain.

Baca juga: Memahami Apa Itu Gangguan Psikosomatik dan Cara Mengatasinya

Perawatan rumahan

Perubahan gaya hidup dapat Anda lakukan untuk membantu proses terapi atau pengobatan narsistik.

  • Hindari alkohol, obat-obatan, dan zat lain yang memicu perilaku negatif
  • Olahraga rutin, setidaknya tiga kali dalam seminggu
  • Melakukan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi untuk mengurangi stres dan kecemasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com