KOMPAS.com - Asam urat adalah jenis radang sendi yang dialami oleh banyak orang.
Gejala umum yang dirasakan oleh penderita asam urat adalah rasa sakit atau nyeri pada persendian, misalnya pada jempol kaki.
Asam urat atau gout arthritis merupakan salah satu jenis radang sendi yang disebabkan oleh asam urat yang terbentuk dari pemecahan purin.
Baca juga: Beda Makanan yang Harus Dihindari dan Dikonsumsi Penderita Asam Urat
Purin adalah zat yang yang dapat ditemukan di dalam tubuh manusia yang merupakan hasil metabolisme protein dan dalam makanan, seperti hati dan kacang-kacangan.
Normalnya, asam urat akan larut dalam darah lalu melewati ginjal dan dikeluarkan melalui urine.
Namun, pada kondisi tertentu, asam urat dapat menimbulkan peradangan atau menumpuk dalam jaringan dan membentuk benjolan (tophus).
Timbulnya peradangan inilah yang akan memicu rasa nyeri dan bengkak pada sendi, biasanya pada jempol kaki yang disebut podagra.
Asam urat juga dapat menimbulkan nyeri di pergelangan kaki, tumit, lutut, pergelangan tangan, jari-jari tangan, siku, dan pada sendi besar lainnya walaupun lebih jarang.
Selain pada persendian, kristal asam urat juga dapat terbentuk pada ginjal hingga membentuk batu ginjal.
Gejala
Mengutip Mayo Clinic, gejala asam urat umumnya muncul secara mendadak dan sering kali dirasakan pada malam hari.
Berikut beberapa gejala asam urat:
- Nyeri sendi yang parah dan mendadak
- Ketidaknyamanan setelah nyeri sendi, kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa hari hingga minggu dari hari pertama nyeri sendi yang parah
- Sendi bengkak
- Sendi kemerahan
- Sendi terasa hangat dan lunak saat ditekan
- Jika asam urat dibiarkan tanpa penanganan, nyeri sendi dapat semakin parah dan menyebabkan penderita tidak dapat menggerakkan persendian secara normal.
Baca juga: 5 Cara Menyembuhkan Asam Urat agar Tak Gampang Kambuh
Penyebab
Melansir Medicine Net, asam urat disebabkan oleh banyaknya kadar asam di dalam aliran darah sehingga terjadi penumpukan kristal asam urat pada sendi.
Penumpukan kristal asam urat yang terbentuk dari pemecahan purin dapat terjadi ketika tubuh menghasilkan terlalu banyak asam urat atau penurunan fungsi ginjal.
Penurunan fungsi ginjal menyebabkan ginjal tidak dapat bekerja dengan baik untuk membuang asam urat dari dalam tubuh.
Faktor risiko
Merangkum Medical News Today dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko mengalami asam urat, yaitu:
- Berjenis kelamin pria dan berusia sekitar 30 sampai 50 tahun, wanita yang menderita gout umumnya terjadi setelah menopause
- Memiliki riwayat keluarga yang menderita asam urat
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan dalam jangka panjang
- Mengonsumsi makanan yang tinggi purin, seperti daging merah dan beberapa makanan laut atau seafood
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat diuretik, aspirin, dan obat untuk mengobati hipertensi, seperti beta blocker dan ACE inhibitor
- Obesitas atau kelebihan berat badan, kadar lemak visceral yang tinggi dapat meningkatkan risiko mengalami asam urat
- Kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung atau ginjal, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik
- Baru melakukan operasi atau terkena cedera.
Baca juga: 7 Komplikasi Asam Urat yang Harus Diwaspadai
Diagnosis
Mengutip Mayo Clinic, berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis asam urat:
- Tes cairan sendi
Dokter akan mengambil cairan dari sendi yang terkena dengan menggunakan jarum suntik lalu akan diperiksa lebih lanjut di laboratorium untuk membedakan peradangan sendi yang lain.
- Tes darah
Tes darah bertujuan untuk mengukur kadar asam urat dalam darah atau uric acid.
- Rontgen
Rontgen diperlukan untuk mengetahui kondisi lain yang dapat menyebabkan peradangan sendi.
- Ultrasonografi atau USG
Menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi penumpukan kristal asam urat urat pada persendian.
Perawatan
Dilansir dari Arthritis Foundation, terdapat beberapa cara untuk mengatasi asam urat, yakni:
-
Penanganan untuk mengatasi serangan nyeri dan pembengkakan akibat asam urat secara mendadak:
- Istirahatkan tubuh dari aktivitas yang berat
- Posisikan bagian tubuh yang nyeri lebih tinggi dari dada untuk mengurangi pembengkakan
- Kompres dengan es yang dilapisi handuk atau kain pada sendi yang meradang, sekitar 20 menit
- Perbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi.
-
Beberapa obat-obatan untuk mengobati asam urat dan menurunkan kadar asam urat, seperti:
Baca juga: Berapa Kadar Asam Urat Normal dalam Darah?
- Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) untuk mengobati serangan atau gejala mendadak
- Kortikosteroid, dapat diberikan melalui obat minum atau suntikan ke dalam sendi yang meradang untuk meredakan nyeri dan pembengkakan
- Colchicine, dapat membantu meredakan nyeri dan risiko kekambuhan
- Allopurinol, febuxostat, atau probenecid, untuk mengurangi dan mengontrol kadar asam urat dalam darah, serta mencegah kekambuhan.
Komplikasi
Menurut Mayo Clinic, asam urat dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
- Kerusakan sendi
- Terbentuknya tophi, yaitu penumpukan kristal asam urat di bawah permukaan kulit sehingga muncul benjolan yang biasanya terbentuk di jari, tangan, kaki, dan siku
- Batu ginjal, kristal asam urat yang .tidak diobati dapat tertumpuk pada saluran kemih yang menyebabkan batu ginjal.
Pencegahan
Dikutip dari Healthline, berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah asam urat:
- Batasi konsumsi alkohol dan hindari konsumsi alkohol secara berlebihan
- Batasi konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin, seperti kerang, daging domba, daging sapi, daging babi, dan jeroan
- Makan makanan rendah lemak dan konsumsi sayuran yang aman bagi penderita asam urat, seperti wortel, brokoli, kentang, seledri, tomat, dan pare
- Jaga berat badan tetap ideal dan sehat
- Jangan merokok
- Rutin berolahraga
- Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik dengan minum banyak air putih.
Baca juga: 6 Cara Menghilangkan Nyeri Asam Urat dengan Cepat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.