Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2021, 21:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kista ovarium merupakan kantong berisi cairan yang menumpuk atau tumbuh pada indung telur.

Pada umumnya, kista dapat muncul ketika perempuan mengalami masa subur atau menstruasi.

Baca juga: Apa Beda Miom dan Kista Ovarium? Keduanya Kerap Punya Gejala Mirip

Penyebab

Melansir Healthline, penyebab kista ovarium dapat dibedakan menjadi berbagai jenis, antara lain:

  • Kista folikel, folikel yang mengalami pembengkakan akibat pecah atau menyusut setelah melepaskan sel telur
  • Kista korpus luteum, terjadi ketika adanya cairan yang dapat berkembang ketika kantong tidak larut dan pembukaan folikel menutup
  • Kista dermoid, pertumbuhan seperti kantung pada ovarium yang dapat berisi rambut, lemak, dan jaringan lainnya
  • Cystadenoma, pertumbuhan non-kanker yang dapat berkembang di permukaan luar ovarium
  • Endometrioma, jaringan yang tumbuh di dalam rahim dan dapat berkembang di luar rahim hingga menempel pada ovarium.

Gejala

Kista ovarium tidak selalu menunjukan gejala. Namun, menurut Medical News Today, gejala yang muncul dapat meliputi:

  • Rasa nyeri di panggul yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha
  • Merasa nyeri panggul selama hubungan seksual
  • Rasa sakit saat buang air besar
  • Kembung, bengkak, atau rasa berat di perut
  • Kesulitan buang air kecil
  • Perubahan dalam cara pertumbuhan payudara dan rambut tubuh
  • Nyeri payudara dan mual.

Baca juga: Kista Ovarium: Gejala, Penyebab, hingga Cara Pencegahan

Komplikasi

Menurut Healthline, meskipun jarang terjadi, kista ovarium dapat menyebabkan komplikasi seperti:

  • Torsio ovarium, kerusakan pada jaringan pada ovarium yang terjadi ketika suplai darah ke ovarium terputus
  • Kista yang pecah, menyebabkan rasa sakit yang hebat dan pendarahan internal yang meningkatkan risiko infeksi dan dapat mengancam jiwa jika tidak ditangani.

Diagnosis

Berdasarkan Medical News Today, diagnosis terhadap kista ovarium cukup sulit dilakukan karena sebagian besar kasus kondisi ini tidak menyebabkan gejala.

Namun, diagnosis dapat dilakukan dengan tes diagnostik, termasuk:

  • Pemindaian ultrasound
  • Tes darah
  • Tes kehamilan
  • Laparoskopi.

Tes tersebut bertujuan untuk menilai bentuk, ukuran, komposisi dan mendeteksi isi kista yang dapat berupa padat atau cair.

Perawatan

Pada dasarnya, kista berukuran kecil dapat hilang dengan sendirinya.

Baca juga: Bisakah Kista Ovarium Berkembang Menjadi Kanker Ovarium?

Namun, menurut Healthline, dokter Anda mungkin akan merekomendasikan perawatan untuk mengecilkan atau mengangkat kista, yaitu:

  • Pil KB atau resep kontrasepsi oral untuk menghentikan ovulasi dan mencegah perkembangan kista baru
  • Laparoskopi dan laparotomi, mengangkat kista melalui pembedahan
  • Histerektomi, mengangkat indung telur dan rahim

Perawatan di atas dilakukan jika kista tidak hilang dengan sendirinya atau tumbuh menjadi lebih besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau