Dokter Spesialis Urologi Mayapada Hospital Kuningan www.mayapadahospital.com
KOMPAS.com - Kurang minum air putih dapat menyebabkan urine menjadi pekat dan mineral (kalsium dan asam urat) menjadi lebih mudah mengendap sehingga dapat mengganggu fungsi ginjal.
Batu ginjal terbentuk ketika produksi urine kurang dan kandungan pada urie tidak seimbang, sehingga mineral tergabung menjadi kristal dan lama kelamaan menjadi batu saluran kemih.
Baca juga: 7 Penyebab Batu Ginjal yang Kerap Diabaikan
Tidak hanya karena kurang minum air putih (dehidrasi), batu ginjal juga dapat dipicu oleh kondisi lain, seperti berat badan berlebih, faktor keturunan, dan efek samping operasi pada organ pencernaan.
Batu ginjal yang juga disebut kencing batu, dapat terbentuk pada satu ginjal maupun keduanya dan berukuran sangat kecil hingga mencapai beberapa sentimeter.
Berdasarkan jenisnya, batu ginjal diklasifikasikan menjadi empat, yakni batu kalsium, batu struvit, batu asam urat, dan batu sistin.
Keberadaan batu ginjal dapat berubah-ubah dan tidak selalu berada di dalam ginjal karena batu ginjal bergerak melalui saluran kemih.
Namun, kondisi ini dapat menyebabkan sumbatan pada saluran kemih bagian atas (ureter) karena diameternya yang berukuran kecil.
Pada beberapa kasus, batu yang berukuran besar dapat menyumbat ureter yang menyebabkan perdarahan, serta menimbulkan rasa sakit hebat pada pinggang dan perut bagian bawah.
Terbentuknya batu pada saluran kemih dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan rasa sakit ketika buang air kecil.
Akan tetapi pada sebagian kasus, obat pereda nyeri dan memperbanyak minum air dapat mengeluarkan batu ginjal melalui saluran kemih.
Maka dari itu, segera lakukan pemeriksaan ketika merasakan gejala dari batu ginjal agar kondisi ini dapat segera ditangani dan mencegah kerusakan permanen pada ginjal.
Merangkum WebMD dan Mayo Clinic, batu ginjal yang berukuran sangat kecil biasanya bersifat asimptomatik atau tidak bergejala.
Baca juga: 5 Pantangan Penderita Batu Ginjal
Namun, gejala akan muncul ketika batu mulai bergerak melewati saluran kemih atau berukuran lebih besar dari ureter.
Berikut beberapa gejala batu ginjal yang sering terjadi, yaitu:
Menurut Mayo Clinic, batu ginjal terbentuk ketika urine lebih banyak mengandung zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, dan asam urat, dibanding cairan dalam urine.
Selain itu, batu ginjal juga dapat terbentuk ketika tubuh kekurangan zat yang dapat mencegah batu atau kristal saling menempel.
Kondisi tersebut menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembentukan batu ginjal.
Dilansir dari Healthline, berdasarkan jenisnya, batu ginjal diklasifikasikan menjadi empat, di antaranya:
Baca juga: 4 Cara Mencegah Batu Ginjal
Merupakan jenis batu ginjal yang paling sering terjadi dan terbentuk karena tingginya kadar kalsium di dalam darah dan urine.
Merupakan batu yang terbentuk ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi akibat makanan tinggi purin atau riwayat penyakit asam urat.
Batu struvit dapat membesar secara cepat dan menyebabkan penyumbatan (obstruksi) pada saluran kemih.
Kondisi ini disebabkan oleh infeksi kronis, seperti infeksi saluran kemih, dan lebih sering ditemukan pada wanita.
Batu sistin merupakan jenis batu ginjal yang jarang terjadi. Batu ini disebabkan oleh penyakit keturunan yang disebut sistinuria.
Penyakit ini menyebabkan ginjal secara alami mengeluarkan terlalu banyak asam amino.
Mengutip Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terbentuknya batu ginjal, yaitu:
Baca juga: Batu Ginjal Sakitnya di Mana?
Melansir WebMD, dokter akan mengawali diagnosis dengan melakukan wawancara mengenai gejala yang dirasakan dan riwayat medis penderita.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan beberapa pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, seperti:
Baca juga: 3 Gejala Awal Batu Ginjal yang Perlu Diwaspadai
Mengutip dari Healthline, metode penanganan batu ginjal akan disesuaikan dengan ukuran dan jenis batu ginjal yang diderita.
Minum air putih sebanyak 6 sampai 8 gelas air setiap hari dapat membantu memperlancar buang air kecil.
Penderita yang mengalami dehidrasi, mual, dan muntah mungkin memerlukan cairan infus untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
Berikut beberapa pilihan pengobatan untuk menangani batu ginjal:
Beberapa jenis obat yang dapat mengatasi batu ginjal, di antaranya:
Merupakan prosedur yang menggunakan gelombang suara untuk menghancurkan batu ginjal berukuran besar menjadi lebih kecil agar lebih mudah melewati ureter.
Baca juga: Bagaimana Diabetes Bisa Menyebabkan Batu Ginjal?
Prosedur extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) mungkin memerlukan anestesi dosis kecil untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Selain itu, lithotripsy juga dapat menyebabkan memar pada perut, punggung, serta perdarahan di sekitar ginjal.
Merupakan prosedur operasi yang dilakukan untuk mengangkat batu ginjal berukuran lebih dari 2 cm menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui sayatan kecil pada punggung.
Prosedur ini mungkin diperlukan jika:
Ketika batu ginjal terjebak di ureter atau kandung kemih, dokter mungkin akan menggunakan alat yang disebut ureteroskop untuk mengangkat batu tersebut.
Selanjutnya, dokter akan melakukan analisis pada batu yang telah dikeluarkan tersebut di laboratorium.
Dilansir dari WebMD, komplikasi dapat muncul ketika batu ginjal berukuran sangat besar atau tidak mengobati batu ginjal, seperti:
Baca juga: 12 Cara Mengobati Batu Ginjal Secara Alami
Mengutip Urology Care Foundation, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah batu ginjal, yaitu:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.