Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2021, 20:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipersomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami rasa kantuk tau tidur secara berlebihan, bahkan di siang hari.

Penderita hipersomnia juga kesulitan untuk tetap terjaga.

Kondisi ini membuat penderitanya dapat tertidur kapan saja, misalnya saat mengemudi atau di tempat kerja.

Baca juga: Sering Ngantuk pada Siang Hari? Mungkin Anda Mengidap Hipersomnia

Karakteristik hipersomnia dapat bervariasi pada setiap penderitanya tergantung pada usia, gaya hidup, serta penyebab yang mendasari.

Bahaya utama hipersomnia adalah meningkatnya risiko kecelakaan.

Gejala

Seorang pengidap hipersomnia dapat mengalami:

  • tidur siang secara teratur dan tidak merasa segar
  • tertidur saat siang hari, saat makan atau melakukan aktivitas lainnya
  • tidur selama berjam-jam di malam hari
  • merasa lelah sepanjang waktu
  • apati
  • sulit berkonsentrasi atau mengingat sesuatu
  • pikiran terasa berkabut, sulit membuat keputusan.

Penyebab

Terdapat beberapa kemungkinan penyebab hipersomnia, antara lain:

  • gangguan tidur narkolepsi (ngantuk pada siang hari) dan sleep apnea (gangguan pernapasan saat tidur)
  • tidak cukup tidur di malam hari (kurang tidur)
  • kelebihan berat badan
  • penyalahgunaan narkoba atau alkohol
  • cedera kepala atau penyakit saraf, seperti sklerosis ganda atau penyakit parkinson
  • obat resep, seperti penenang atau antihistamin
  • genetika (memiliki kerabat dengan hipersomnia)
  • depresi.

Baca juga: Berbagai Hal yang Membuat Kita Mengantuk Sepanjang Hari

Diagnosis

Menurut Stanford Health Care, seseorang setidaknya harus mengalami gejala hipersomnia selama tiga bulan sebelum dokter dapat memberikan diagnosis hipersomnia primer.

Dokter juga mungkin akan menggunakan beberapa tes latensi tidur.

Tes tersebut dapat mengukur seberapa cepat seseorang tertidur di lingkungan yang tenang pada siang hari.

Hipersomnia sekunder dapat didiagnosis berdasarkan penggunaan obat yang sedang dijalani dan mengesampingkan kondisi kesehatan lain atau gangguan tidur yang dapat menyebabkan kelelahan.

Dokter juga akan bertanya tentang rutinitas tidur penderita.

Beberapa tes yang mungkin dilakukan dokter, termasuk:

  • tes darah
  • CT scan
  • tes tidur atau polisomnografi

Dalam beberapa kasus, dibutuhkan elektroensefalogram (EEG) tambahan untuk mengukur aktivitas listrik otak.

Perawatan

Perawatan hipersomnia bervariasi dan bergantung pada gejala dan jenisnya.

Baca juga: 5 Penyebab Kenapa Mengantuk Terus di Siang Hari

Perawatan dapat mencakup hal di bawah ini.

  • Terapi Perilaku Kognitif: untuk membantu penderita dapat menjalani tidur yang lebih berkualitas serta mengurangi hambatan yang dapat mengganggu pola tidur
  • Obat-obatan: penderita hipersomnia primer seringkali diresepkan stimulan untuk mencegah tidur yang berlebihan. Selain itu, dokter juga mungkin akan memberikan antidepresan jika penderita mengalami depresi.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pola tidur, yaitu:

  • tidur pada waktu yang sama setiap malam
  • hindari minum alkohol dan kafein
  • ciptakan lingkungan tidur yang tenang jika memungkinkan
  • hindari obat-obatan yang menyebabkan kantuk
  • hindari bekerja hingga larut malam
  • bicara dengan anggota keluarga atau orang terdekat untuk membantu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Studi Baru Temukan Nutrisi Ini Bisa Turunkan Risiko Diabetes dan Penyakit Jantung
Health
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Dokter Beri Alasan Cukup Tidur untuk Orang Dewasa Sangat Penting
Health
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Menyibak Masa Depan Rawat Inap Standar di Rumah Sakit
Health
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
79 Persen Wilayah Indonesia Bebas Malaria, Menkes Optimistis Eliminasi Kasusnya
Health
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Prevalensi Anemia Defisiensi Besi pada Anak Tinggi, IDAI Sebut Ini Efeknya…
Health
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Pengobatan Penyakit Sel Sabit: Ada Obat Harian dan Terapi Gen
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Kenali Gejala Awal dan Tanda Darurat Penyakit Sel Sabit
Health
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Dokter Peringatkan Kurang Tidur Bisa Sebabkan Hipertensi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Hari Sel Sabit Sedunia: Mutasi Genetik Jadi Akar Penyebab Penyakit Sel Sabit
Health
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
IDAI: Anemia Bisa Rusak Otak Anak dan Turunkan Kecerdasan, Ini Langkah Pencegahannya
Health
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Kepala BGN: MBG Jadi Solusi Anak Bisa Minum Susu dan Makan Bergizi
Health
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Hari Sel Sabit Sedunia: Penyakit Langka yang Diam-diam Merenggut Nyawa di Usia Muda
Health
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
700 Lebih Kasus Hamil di Bawah Umur di Lombok Timur, Dokter: Ini Berisiko Tinggi
Health
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Bahaya Anemia: Tubuh Terlihat Sehat tapi Kekurangan Zat Besi
Health
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Ada 179 Kasus Covid-19 di Indonesia per Minggu ke-24 2025
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau