KOMPAS.com - Spora jamur yang terhirup dapat menyebabkan infeksi dan penyakit. Salah satunya adalah coccidioidomycosis.
Coccidioidomycosis atau juga dikenal dengan sebutan Valley fever, merupakan penyakit akibat infeksi jamur Coccidioides immitis atau Coccidioides posadasii.
Jamur ini umumnya ditemukan di wilayah barat daya Amerika Serikat, Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan sebagian wilayah Meksiko.
Baca juga: Infeksi Jamur
Manusia dapat terinfeksi penyakit ini ketika menghirup spora yang beterbangan di udara.
Meskipun demikian, tidak semua orang yang terinfeksi spora jamur tersebut menjadi sakit karena sebagian penderita coccidioidomycosis dapat sembuh dengan sendirinya.
Namun, bagi sebagian orang dengan sistem imun yang lemah, penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang berat sehingga memerlukan obat antijamur untuk mengatasinya.
Melansir Medical News Today, penyakit ini umumnya bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala.
Penderita coccidioidomycosis biasanya mengalami gejala ringan, seperti gejala flu dan jarang memeriksakan diri.
Namun, terdapat beberapa gejala yang dapat muncul sekitar satu sampai tiga minggu setelah terinfeksi, yaitu:
Baca juga: Infeksi Jamur Penis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Jika coccidioidomycosis tidak sepenuhnya sembuh, kondisi ini dapat berkembang menjadi bentuk pneumonia kronis.
Kondisi ini lebih sering dialami penderita coccidioidomycosis dengan sistem imun yang lemah. Beberapa gejalanya, meliputi:
Selain itu, terdapat kondisi yang disebut coccidioidomycosis diseminata, yaitu bentuk Valley fever yang paling serius.
Hal ini disebabkan infeksi telah menyebar melalui aliran darah ke bagian lain dari tubuh, termasuk kulit, hati, otak, tulang, jantung, dan meningen.
Ketika kondisi ini terjadi gejala yang dirasakan tergantung pada bagian tubuh yang terkena, seperti:
Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Jamur Hitam yang Mengintai Pasca-Covid-19
Dikutip dari Mayo Clinic, coccidioidomycosis disebabkan karena spora jamur Coccidioides yang beterbangan di udara terhirup dan masuk ke paru-paru manusia.
Ketika berada di dalam paru-paru jamur Coccidioides akan berkembang biak, bahkan menyebar ke organ lain dan menyebabkan penyakit.
Jamur Coccidioides tumbuh di Arizona, Nevada, Utah, utara Meksiko, California, Washington, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Maka dari itu, seseorang yang mengunjungi atau berada di daerah-daerah tersebut lebih berisiko terkena coccidioidomycosis.
Dirangkum dari Medline Plus dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena coccidioidomycosis, yaitu:
Baca juga: 5 Jenis Jamur Kulit dan Gejalanya
Merangkum WebMD dan Healthline, selain melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis mengenai gejala, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
Menurut Healthline, sebagian besar kasus coccidioidomycosis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan.
Umumnya, dokter akan menyarankan agar penderita beristirahat dan banyak minum air putih sampai gejala mereda.
Akan tetapi, jika penderita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau menderita penyakit kronis, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur.
Obat antijamur, seperti fluconazole dan itraconazole dapat membunuh jamur penyebab coccidioidomycosis.
Obat antijamur amphotericin B juga dapat diberikan bagi penderita coccidioidomycosis yang telah menyebar ke bagian tubuh di luar paru-paru.
Pada kasus yang jarang terjadi, prosedur operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian paru-paru yang terinfeksi atau mengalami kerusakan.
Baca juga: Jamur Kuku
Mengutip Mayo Clinic, beberapa komplikasi dapat muncul jika coccidioidomycosis tidak mendapat penanganan yang tepat, seperti:
Dirangkum dari Cleveland Clinic dan WebMD, terdapat langkah pencegahan yang dapat dilakukan bagi seseorang yang berisiko terkena coccidioidomycosis, di antaranya:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.