Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2021, 08:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Spora jamur yang terhirup dapat menyebabkan infeksi dan penyakit. Salah satunya adalah coccidioidomycosis.

Coccidioidomycosis atau juga dikenal dengan sebutan Valley fever, merupakan penyakit akibat infeksi jamur Coccidioides immitis atau Coccidioides posadasii.

Jamur ini umumnya ditemukan di wilayah barat daya Amerika Serikat, Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan sebagian wilayah Meksiko.

Baca juga: Infeksi Jamur

Manusia dapat terinfeksi penyakit ini ketika menghirup spora yang beterbangan di udara.

Meskipun demikian, tidak semua orang yang terinfeksi spora jamur tersebut menjadi sakit karena sebagian penderita coccidioidomycosis dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun, bagi sebagian orang dengan sistem imun yang lemah, penyakit ini dapat menimbulkan gejala yang berat sehingga memerlukan obat antijamur untuk mengatasinya.

Gejala

Melansir Medical News Today, penyakit ini umumnya bersifat asimptomatik atau tidak menimbulkan gejala.

Penderita coccidioidomycosis biasanya mengalami gejala ringan, seperti gejala flu dan jarang memeriksakan diri.

Namun, terdapat beberapa gejala yang dapat muncul sekitar satu sampai tiga minggu setelah terinfeksi, yaitu:

  • Nyeri di dada
  • Batuk
  • Lemas dan kelelahan
  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri sendi
  • Nyeri otot
  • Berkeringat pada malam hari
  • Sesak napas
  • Ruam kulit pada area tubuh atas, seperti punggung, lengan, dan dada, atau pada bagian bawah kaki.

Baca juga: Infeksi Jamur Penis: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Jika coccidioidomycosis tidak sepenuhnya sembuh, kondisi ini dapat berkembang menjadi bentuk pneumonia kronis.

Kondisi ini lebih sering dialami penderita coccidioidomycosis dengan sistem imun yang lemah. Beberapa gejalanya, meliputi:

  • Demam ringan
  • Penurunan berat badan
  • Batuk
  • Nyeri dada
  • Sputum (lendir dan materi lain yang keluar saat batuk) yang bercampur darah
  • Nodul pada paru-paru.

Selain itu, terdapat kondisi yang disebut coccidioidomycosis diseminata, yaitu bentuk Valley fever yang paling serius.

Hal ini disebabkan infeksi telah menyebar melalui aliran darah ke bagian lain dari tubuh, termasuk kulit, hati, otak, tulang, jantung, dan meningen.

Ketika kondisi ini terjadi gejala yang dirasakan tergantung pada bagian tubuh yang terkena, seperti:

  • Lesi atau borok pada kulit
  • Lesi yang menyakitkan pada tengkorak, tulang belakang, atau tulang lainnya
  • Pembengkakan dan nyeri sendi
  • Meningitis, yaitu peradangan pada lapisan pelindung yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang (meningen)
  • Nyeri otot dan kekakuan
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Leher atau bahu terasa kaku
  • Kebingungan atau linglung
  • Fotofobia, yaitu kondisi ketika mata lebih sensitif terhadap cahaya.

Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Jamur Hitam yang Mengintai Pasca-Covid-19

Penyebab

Dikutip dari Mayo Clinic, coccidioidomycosis disebabkan karena spora jamur Coccidioides yang beterbangan di udara terhirup dan masuk ke paru-paru manusia.

Ketika berada di dalam paru-paru jamur Coccidioides akan berkembang biak, bahkan menyebar ke organ lain dan menyebabkan penyakit.

Jamur Coccidioides tumbuh di Arizona, Nevada, Utah, utara Meksiko, California, Washington, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Maka dari itu, seseorang yang mengunjungi atau berada di daerah-daerah tersebut lebih berisiko terkena coccidioidomycosis.

Faktor risiko

Dirangkum dari Medline Plus dan Mayo Clinic, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko terkena coccidioidomycosis, yaitu:

  1. Berusia 60 tahun ke atas
  2. Keturunan Filipina atau Afrika
  3. Sedang hamil, terutama pada trimester ketiga
  4. Bepergian atau hidup di negara habitat jamur Coccidioides
  5. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah akibat menderita HIV/AIDS, mengonsumsi obat-obatan kortikosteroid atau TNF-inhibitor, atau melakukan kemoterapi
  6. Memiliki riwayat melakukan transplantasi organ
  7. Menderita penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau penyakit Crohn
  8. Mengidap diabetes.

Baca juga: 5 Jenis Jamur Kulit dan Gejalanya

Diagnosis

Merangkum WebMD dan Healthline, selain melakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis mengenai gejala, dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:

  1. Tes darah, untuk mendeteksi keberadaan jamur Coccidioides dalam darah
  2. Rontgen dada, untuk mengetahui kondisi dan mendeteksi kerusakan pada paru-paru
  3. Pemeriksaan dahak, untuk mendeteksi keberadaan jamur Coccidioides pada dahak atau lendir yang dikeluarkan dari paru-paru
  4. Biopsi jaringan, untuk mendeteksi keberadaan jamur Coccidioides di dalam tubuh.

Perawatan

Menurut Healthline, sebagian besar kasus coccidioidomycosis tidak memerlukan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa bulan.

Umumnya, dokter akan menyarankan agar penderita beristirahat dan banyak minum air putih sampai gejala mereda.

Akan tetapi, jika penderita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah atau menderita penyakit kronis, dokter mungkin akan meresepkan obat antijamur.

Obat antijamur, seperti fluconazole dan itraconazole dapat membunuh jamur penyebab coccidioidomycosis.

Obat antijamur amphotericin B juga dapat diberikan bagi penderita coccidioidomycosis yang telah menyebar ke bagian tubuh di luar paru-paru.

Pada kasus yang jarang terjadi, prosedur operasi mungkin diperlukan untuk mengangkat bagian paru-paru yang terinfeksi atau mengalami kerusakan.

Baca juga: Jamur Kuku

Komplikasi

Mengutip Mayo Clinic, beberapa komplikasi dapat muncul jika coccidioidomycosis tidak mendapat penanganan yang tepat, seperti:

  1. Pneumonia berat
  2. Nodul paru yang pecah, kondisi ini menyebabkan nyeri dada dan kesulitan bernapas
  3. Penyakit diseminata, yaitu kondisi ketika infeksi telah menyebar ke seluruh tubuh, yang menyebabkan lesi kulit, lesi tulang, bahkan meningitis

Pencegahan

Dirangkum dari Cleveland Clinic dan WebMD, terdapat langkah pencegahan yang dapat dilakukan bagi seseorang yang berisiko terkena coccidioidomycosis, di antaranya:

  • Hindari bepergian ke area berdebu, seperti lokasi konstruksi atau ladang
  • Tetap di dalam rumah dan menutup jendela ketika angin kencang atau terjadi badai pasir
  • Hindari aktivitas yang berisiko terpapar langsung dengan debu atau tanah, seperti menggali tanah dan berkebun
  • Gunakan air purifier untuk menjernihkan atau membersihkan udara di dalam ruangan
  • Gunakan masker saat bepergian atau berada di luar rumah
  • Bersihkan luka terbuka pada kulit untuk mencegah infeksi jamur melalui kulit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com