KOMPAS.com - Bulimia nervosa atau bulimia merupakan gangguan makan serius yang dapat mengancam jiwa.
Orang dengan bulimia dapat makan diam-diam secara berlebihan dan kehilangan kendali. Namun, kalori yang didapatkan kemudian dibuang dengan cara yang tidak sehat, seperti:
Baca juga: Gejala Bulimia, Gangguan Makan Karena Takut Gemuk
Kondisi yang termasuk gangguan makan dan kesehatan mental ini umumnya terjadi pada anak usia 13 hingga 17 tahun.
Gejala bulimia meliputi:
Orang dengan bulimia akan sulit diketahui gejalanya karena biasanya akan berperilaku sangat tertutup.
Belum diketahui penyebab pasti dari bulimia. Namun, perspektif masyarakat dalam memiliki penilaian tersendiri terhadap berat badan dan bentuk tubuh dapat menjadi salah satu faktor.
Baca juga: Anoreksia Nervosa
Selain itu, terdapat juga hubungan genetik akibat kelainan makan yang cenderung diturunkan dalam keluarga.
Untuk mendiagnosis bulimia, dokter akan bertanya soal kebiasaan atau rutinitas makan, lalu kenaikan dan penurunan berat badan, serta jika muncul adanya gejala fisik.
Selain itu, hal yang akan dilakukan dokter dapat meliputi:
Bulimia nervosa dapat menimbulkan komplikasi, di antaranya:
Baca juga: Gangguan Makan
Wanita dengan kondisi ini juga mungkin tidak akan mendapatkan menstruasi secara teratur.
Selain itu, komplikasi juga dapat meliputi kecemasan, depresi, penyalahgunaan alkohol atau obat-obatan.
Bulimia dapat disembuhkan dengan waktu pemulihan yang dapat bervariasi pada setiap penderitanya.
Strategi perawatan harus disesuaikan dengan kondisi masing-masing penderita.
Hal ini disebabkan keperluan untuk mempertimbangkan dukungan lain yang diperlukan, seperti jika mengalami depresi atau kecemasan di saat bersamaan.
Selain itu, jika terjadi di atas usia 18 tahun, orang dengan bulimia mungkin akan ditawarkan program bantuan mandiri terpandu.
Melansir NHS, program mandiri dapat melibatkan buku swabantu (self-help) atau dengan membuat buku harian yang berisi catatan dan rencana makanan yang dikonsumsi setiap harinya.
Penanganan juga dapat melalui terapi perilaku kognitif (CBT) yang akan membantu untuk merubah pola pikir penderita terhadap makanan dan citra tubuh itu sendiri.
Baca juga: 3 Cara Mengatasi Anoreksia Nervosa, Gangguan Makan Serius yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.