Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/12/2021, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Retina merupakan bagian mata yang berada di bagian belakang bola mata.

Retina berfungsi untuk menerima rangsangan cahaya dan mengirim informasi visual ke otak melalui saraf optik sehingga mata dapat melihat dengan baik.

Namun, terdapat kondisi yang menyebabkan fungsi retina menjadi terganggu, yaitu penyakit retina.

Baca juga: Ablasi Retina

Penyakit retina merupakan penyakit yang menyerang bagian retina dan menyebabkan penglihatan terganggu.

Seseorang yang terkena penyakit retina akan mengalami gangguan penglihatan, seperti pandangan buram atau kabur, bergaris, bahkan kebutaan.

Kondisi ini dapat terjadi karena faktor usia atau penuaan, diabetes, cedera pada mata, serta riwayat keluarga yang mengalami kondisi serupa.

Penyakit ini dapat bervariasi dan dapat diobati melalui penanganan yang disesuaikan dengan kondisi yang dialami.

Penanganan penyakit retina penting dilakukan menyembuhkan atau meringankan gejala, serta mempertahankan, memperbaiki, atau mengembalikan daya lihat.

Penanganan juga diperlukan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah hilangnya daya lihat atau kebutaan.

Gejala

Merangkum Oakland Eye Care dan Mayo Clinic, gejala penyakit retina dapat bervariasi sesuai dengan kondisi yang mendasarinya.

Namun, terdapat beberapa gejala umum berupa gangguan penglihatan yang biasanya dirasakan oleh penderita penyakit retina, seperti:

  • Penglihatan buram atau kabur
  • Terdapat bayangan yang berbentuk seperti tirai pada bidang visual atau penglihatan, baik di atas, bawah, kiri, atau di kanan
  • Kilatan cahaya atau photopsia yang semakin jelas pada malam hari
  • Munculnya floaters, yaitu bintik-bintik melayang atau seperti jaring laba-laba, yang bergerak ketika penderita menggerakkan bola mata
  • Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya
  • Penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi (garis lurus tampak bergelombang)
  • Cacat pada penglihatan samping
  • Hilangnya penglihatan.

Baca juga: 11 Penyakit yang Bisa Jadi Penyebab Mata Kabur

Penyebab

Dilansir dari Mayo Clinic, penyakit retina dapat disebabkan oleh berbagai kondisi karena bergantung pada jenisnya.

Berikut beberapa jenis penyakit retina yang umum terjadi:

  • Retina robek

Kondisi ini terjadi ketika cairan bening seperti gel pada bagian tengah mata yang disebut vitreous menyusut dan menarik lapisan retina.

Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya robekan pada jaringan kornea. Kondisi Ini kerap ditandai dengan adanya floaters dan rasa silau.

  • Ablasi retina

Ablasi retina ditandai dengan adanya cairan di bawah retina. Kondisi ini biasanya terjadi ketika cairan tersebut melewati robekan retina.

Hal ini yang menyebabkan retina terangkat dari lapisan jaringan di bawahnya.

  • Retinopati diabetik

Merupakan kondisi akibat komplikasi dari diabetes yang menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah kapiler yang berada di belakang mata.

Kondisi ini menyebabkan retina bengkak atau mengeluarkan cairan ke dalam dan ke bawah retina. Hal ini yang menyebabkan retina membengkak dan membuat penglihatan kabur.

Selain itu, retinopati diabetik juga dapat membentuk pembuluh darah kapiler baru abnormal (tidak normal) yang dapat pecah dan berdarah, serta memperburuk penglihatan.

Baca juga: Mengapa Penderita Diabetes Bisa Mengelamai Penglihatan Kabur?

  • Membran epiretinal

Membran epiretinal merupakan jaringan halus seperti bekas luka atau selaput yang terletak di atas retina.

Kondisi tersebut dapat menarik retina sehingga penglihatan menjadi kabur atau terdistorsi.

  • Lubang makula atau macular hole

Merupakan kondisi yang terjadi ketika terdapat kerusakan kecil pada bagian tengah retina, tepatnya pada bagian belakang mata (makula).

Lubang tersebut dapat semakin lebar apabila terjadi cedera pada mata.

  • Degenerasi makula

Degenerasi makula menyebabkan penurunan fungsi retina akibat penuaan sehingga penglihatan menjadi buram atau rabun. 

Terdapat dua jenis degenerasi makula, yakni degenerasi makula basah dan degenerasi makula kering. 

Banyak orang yang mengalami degenerasi makula kering lalu berkembang menjadi degenerasi makula basah. Penyakit ini dapat menyerang salah satu ataupun kedua mata.

  • Retinitis pigmentosa

Retinitis pigmentosa merupakan gangguan genetis bawaan pada mata yang berakibat pada hilangnya penglihatan atau kebutaan.

Penyakit ini merupakan penyakit degeneratif (faktor penuaan) dan berkembang secara perlahan dan menyebabkan gangguan penglihatan pada malam hari, serta gangguan lapang pandang.

Baca juga: Degenerasi Makula

Faktor risiko

Menurut Optometrists Network, terdapat beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit retina, yaitu:

  1. Usia
  2. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
  3. Mengidap diabetes
  4. Memiliki kebiasaan merokok
  5. Trauma atau cedera pada mata
  6. Memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit retina.

Diagnosis

Mengutip Mayo Clinic, dokter akan melakukan pemeriksaan mata secara menyeluruh untuk menemukan kelainan pada mata.

Pemeriksaan mata yang dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi retina, serta jenis dan penyebab penyakit retina, antara lain:

  • Tes Amsler grid

Pemeriksaan ini bertujuan untuk menguji kejelasan atau kejernihan penglihatan pada bagian tengah bola mata.

Dokter akan meminta penderita untuk menjelaskan mengenai gambar yang menampilkan garis dan kotak, apakah tampak buram, patah, atau tidak lurus.

  • Tomografi optical coherence tomography (OCT)

Pemeriksaan ini dapat menangkap gambar retina yang tepat untuk mendiagnosis membran epiretinal, lubang makula, dan pembengkakan makula (edema).

Baca juga: Pandangan Kabur

Selain itu, pemeriksaan ini juga untuk memantau tingkat degenerasi makula tipe basah terkait usia, serta untuk memantau respons terhadap pengobatan.

  • Tes fundus autofluorescence (FAF)

Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk menentukan tingkat keparahan penyakit retina, termasuk degenerasi makula.

Pemeriksaan ini memperjelas pigmen retina yang akan meningkat ketika terjadi kerusakan atau disfungsi retina.

  • Tes fluorescein angiography

Tes ini menggunakan zat pewarna yang menyebabkan pembuluh darah retina menonjol atau tampak lebih jelas di bawah cahaya khusus.

Dengan tes ini dokter dapat mengidentifikasi dengan tepat pembuluh darah yang menyempit, bocor, pembuluh darah baru abnormal, dan perubahan kecil pada bagian belakang mata.

  • Tes indocyanine green angiography

Tes ini menggunakan zat pewarna yang menyala saat terpapar sinar inframerah.

Gambar yang dihasilkan akan menunjukkan pembuluh darah retina dan pembuluh darah lain yang berada di belakang retina, yang disebut choroid.

  • Ultrasonografi (USG)

Menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi guna membantu melihat retina dan struktur lainnya di dalam mata.

Pemeriksaan USG juga dapat mengidentifikasi karakteristik jaringan tertentu yang dapat membantu dalam diagnosis dan pengobatan tumor mata.

Baca juga: Floaters

  • CT scan dan MRI

Pada kasus yang jarang, kedua metode pencitraan ini dapat digunakan untuk membantu mengevaluasi cedera mata atau tumor.

Perawatan

Dilansir dari Mayo Clinic Health System, penanganan penyakit retina dilakukan untuk mencegah perkembangan penyakit dan memperbaiki penglihatan.

Dalam beberapa kasus, kerusakan yang sudah terjadi tidak dapat dipulihkan menjadi normal kembali.

Dokter mata akan melakukan beberapa metode penanganan yang terbaik untuk menangani penyakit retina yang diderita, seperti:

  • Focal laser atau photocoagulation

Dokter akan menggunakan laser untuk menciptakan jaringan parut yang dapat menempelkan retina ke jaringan di sekitarnya.

Metode ini dapat memperbaiki robekan retina atau lubang retina, serta mengurangi risiko retina robek menjadi retina yang lepas atau ablasi retina jika dilakukan sedini mungkin.

  • Scatter laser atau panretinal photocoagulation

Operasi ini dilakukan untuk mengecilkan atau menyusutkan pembuluh darah abnormal yang berdarah atau berisiko untuk berdarah ke dalam cairan vitreous.

Metode operasi ini dapat membantu penderita retinopati diabetik.

Baca juga: 7 Nutrisi yang Baik untuk Kesehatan Mata, Bukan Hanya Vitamin A

  • Injeksi obat-obatan

Menyuntikkan obat ke dalam cairan vitreous dapat mengobati degenerasi makula basah, retinopati diabetik, atau pembuluh darah yang rusak di dalam mata.

Pada beberapa kasus, metode ini dapat membantu mengembalikan penglihatan.

Komplikasi

Mengutip Optometrists Network, penyakit retina dapat menimbulkan komplikasi berupa kebutaan dan gangguan penglihatan permanen.

Pencegahan

Menurut Mayo Clinic, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit retina, di antaranya:

  1. Lakukan pemeriksaan mata secara rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan mata dan memastika ukuran kacamata sesuai dengan kebutuhan
  2. Gunakan kaca pembesar untuk membantu melakukan pekerjaan yang memerlukan ketelitian, seperti menjahit
  3. Ubah tampilan komputer dan tambahkan sistem audio yang sesuai dengan kemampuan penglihatan
  4. Pastikan seluruh ruangan di rumah memiliki pencahayaan yang baik untuk mengurangi risiko jatuh
  5. Gunakan lampu yang terang ketika membaca atau melakukan aktivitas lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau