Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dyspraxia (Gangguan Koordinasi Perkembangan)

Kompas.com - 20/12/2021, 13:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dyspraxia atau Developmental Coordination Disorder (DCD) adalah gangguan keterampilan motorik yang biasanya memengaruhi anak usia sekolah.

Dyspraxia terjadi ketika keterlambatan dalam perkembangan keterampilan motorik atau kesulitan mengoordinasikan gerakan. 

Secara harfiah, anak-anak dengan dyspraxia tidak memiliki kondisi medis atau neurologis yang dapat diidentifikasi untuk menjelaskan masalah koordinasi mereka.

Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Penyebab

Sejumlah kecil anak usia sekolah memiliki semacam gangguan koordinasi perkembangan.

Melansir Medline Plus, anak-anak dengan gangguan ini dapat mengalami:

  • Kesulitan memegang benda
  • Berjalanlah dengan goyah
  • Bertabrakan dengan anak-anak lain
  • Tersandung kaki mereka sendiri.

Dyspraxia dapat terjadi sendiri atau dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).

Kondisi ini juga dapat terjadi dengan gangguan belajar lainnya, seperti gangguan komunikasi atau gangguan ekspresi tertulis.

Gejala

Anak dengan gangguan koordinasi perkembangan memiliki masalah dengan koordinasi motorik dibandingkan dengan anak lain seusia.

Beberapa gejala umum meliputi:

  • Kecanggungan
  • Keterlambatan dalam duduk, merangkak, dan berjalan
  • Masalah dengan mengisap dan menelan selama tahun pertama kehidupan
  • Masalah dengan koordinasi motorik kasar (misalnya, melompat, melompat, atau berdiri dengan satu kaki)
  • Masalah dengan koordinasi visual atau motorik halus (misalnya, menulis, menggunakan gunting, mengikat tali sepatu, atau mengetuk satu jari ke jari lainnya).

Baca juga: 3 Kategori Stimulasi untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak

Diagnosis

Hubungi dokter segera jika khawatir perkembangan anak terhambat.

Penyebab fisik dan jenis ketidakmampuan belajar lainnya harus disingkirkan sebelum diagnosis dapat dikonfirmasi.

Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V) mencantumkan empat kriteria yang harus dipenuhi untuk diagnosis DCD, yakni:

  • Anak menunjukkan keterlambatan dalam mencapai tonggak motorik
  • Kondisi tersebut secara signifikan mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari dan/atau kinerja akademik
  • Gejalanya dimulai sejak awal kehidupan anak
  • Kesulitan dengan keterampilan motorik tidak lebih baik dijelaskan oleh cacat intelektual, gangguan penglihatan, atau gangguan otak.

Perawatan

Pendidikan jasmani dan pelatihan motorik persepsiadalah cara terbaik untuk mengobati gangguan koordinasi.

Menggunakan komputer untuk membuat catatan dapat membantu anak-anak yang mengalami kesulitan menulis.

Anak-anak dengan dysprexia lebih cenderung kelebihan berat badan daripada anak-anak lain seusia mereka.

Mendorong aktivitas fisik penting untuk mencegah obesitas.

Baca juga: 17 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 1 Tahun

 

Komplikasi

Dysprexia dapat menyebabkan:

  • Masalah belajar
  • Kepercayaan diri rendah akibat kemampuan olahraga yang buruk dan ejekan oleh anak-anak lain
  • Cedera berulang
  • Kenaikan berat badan akibat tidak ingin berpartisipasi dalam aktivitas fisik, seperti olahraga.

Pencegahan

Keluarga yang terkena kondisi ini harus mencoba mengenali masalah sejak dini dan mengobatinya.

Perawatan dini lebih baik untuk kesuksesan penyembuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau