KOMPAS.com - Dyspraxia atau Developmental Coordination Disorder (DCD) adalah gangguan keterampilan motorik yang biasanya memengaruhi anak usia sekolah.
Dyspraxia terjadi ketika keterlambatan dalam perkembangan keterampilan motorik atau kesulitan mengoordinasikan gerakan.
Secara harfiah, anak-anak dengan dyspraxia tidak memiliki kondisi medis atau neurologis yang dapat diidentifikasi untuk menjelaskan masalah koordinasi mereka.
Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Sejumlah kecil anak usia sekolah memiliki semacam gangguan koordinasi perkembangan.
Melansir Medline Plus, anak-anak dengan gangguan ini dapat mengalami:
Dyspraxia dapat terjadi sendiri atau dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD).
Kondisi ini juga dapat terjadi dengan gangguan belajar lainnya, seperti gangguan komunikasi atau gangguan ekspresi tertulis.
Anak dengan gangguan koordinasi perkembangan memiliki masalah dengan koordinasi motorik dibandingkan dengan anak lain seusia.
Beberapa gejala umum meliputi:
Baca juga: 3 Kategori Stimulasi untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak
Hubungi dokter segera jika khawatir perkembangan anak terhambat.
Penyebab fisik dan jenis ketidakmampuan belajar lainnya harus disingkirkan sebelum diagnosis dapat dikonfirmasi.
Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-V) mencantumkan empat kriteria yang harus dipenuhi untuk diagnosis DCD, yakni:
Pendidikan jasmani dan pelatihan motorik persepsiadalah cara terbaik untuk mengobati gangguan koordinasi.
Menggunakan komputer untuk membuat catatan dapat membantu anak-anak yang mengalami kesulitan menulis.
Anak-anak dengan dysprexia lebih cenderung kelebihan berat badan daripada anak-anak lain seusia mereka.
Mendorong aktivitas fisik penting untuk mencegah obesitas.
Baca juga: 17 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 1 Tahun
Dysprexia dapat menyebabkan:
Keluarga yang terkena kondisi ini harus mencoba mengenali masalah sejak dini dan mengobatinya.
Perawatan dini lebih baik untuk kesuksesan penyembuhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.