Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2021, 09:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Shaken baby syndrome adalah cedera otak berat yang disebabkan oleh guncangan kuat dan keras pada bayi atau balita.

Sindrom ini dapat menyebabkan kerusakan otak permanen bahkan kematian.

Hal ini terjadi akibat kehancuran sel-sel otak bayi yang mencegah otak untuk mendapatkan oksigen dengan cukup.

Baca juga: 4 Bahaya Bayi Jatuh dari Tempat Tidur yang Perlu Diwaspadai

Penyebab

Bayi memiliki otot leher yang lemah dan umumnya kesulitan untuk menopang kepalanya yang berat.

Jika bayi diguncang dengan paksa, otaknya yang rapuh bergerak maju mundur di dalam tengkorak yang menyebabkan memar, bengkak, dan pendarahan.

Menurut Mayo Clinic, penyebab umum shaken baby syndrome adalah guncangan kasar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada bayi atau balita.

Perlu diketahui bahwa sindrom ini tidak disebabkan oleh jatuh ringan atau permainan kasar.

Guncangan kasar yang dimaksud adalah yang terjadi akibat frustrasi atau kemarahan.

Faktor risiko

Berdasarkan Mayo Clinic, berikut faktor yang dapat membuat orang dewasa lebih cenderung menggoyang bayi secara paksa dan menyebabkan shaken baby syndrome, seperti:

  • Harapan bayi yang tidak realistis
  • Orang tua muda atau orang tua tunggal
  • Stres
  • Kekerasan dalam rumah tangga
  • Penyalahgunaan alkohol atau zat
  • Situasi keluarga yang tidak stabil
  • Depresi
  • Riwayat penganiayaan sebagai seorang anak.

Selain itu, laki-laki juga lebih berisiko mengguncang paksa bayi daripada wanita.

Baca juga: Bayi Jatuh dari Tempat Tidur, Kapan Perlu Waspada?

Gejala

Menurut Healthline, gejala shaken baby syndrome meliputi:

  • Kesulitan untuk tetap terjaga
  • Tubuh gemetar
  • Kesulitan bernapas
  • Pola makan yang buruk
  • Muntah
  • Kulit berubah warna
  • Kejang
  • Koma
  • Kelumpuhan.

Segera hubungi dokter jika bayi Anda mengalami gejala di atas untuk segera mendapatkan penanganan medis.

Diagnosis

Dilansir dari Healthline, diagnosis shaken baby syndrome dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Tes darah untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lainnya seperti kelainan metabolisme atau genetik
  • Pemeriksaan otak menggunakan MRI atau CT scan untuk mendeteksi memar, pendarahan, cedera, atau tanda-tanda penurunan oksigen di otak
  • Rontgen tulang, mendeteksi patah tulang belakang, tulang rusuk, dan tengkorak
  • Pemeriksaan mata, memeriksa cedera dan pendarahan di mata.

Baca juga: Bolehkah Bayi Tidur Tengkurap?

Perawatan

Shaken baby syndrome merupakan kondisi serius yang harus mendapatkan penanganan medis.

Oleh karena itu, segera hubungi tenaga medis darurat jika mencurigai anak Anda menderita shaken baby syndrome.

Pada dasarnya tidak ada obat untuk menangani kondisi ini. Namun, penanganan medis yang dapat diberikan meliputi:

  • Pembedahan diperlukan untuk mengobati pendarahan di otak dengan mengalirkan kelebihan darah dan cairan
  • Operasi mata diperlukan untuk menghilangkan darah sebelum secara permanen mempengaruhi kemampuan penglihatan.

Berdasarkan Healthline, berikut juga pertolongan pertama yang dapat Anda lakukan saat menunggu tenaga medis datang, yaitu:

  • Hati-hati meletakkan bayi dengan punggungnya agar kepala dan lehernya tidak terpuntir
  • Atur posisi kepala bayi agar tetap miring ke belakang. Jika terdapat dugaan cedera tulang belakang, tarik rahang ke depan, hindari memiringkan kepala, dan jangan biarkan mulut bayi menutup
  • Memberikan kompresi atau tekanan ke bawah pada tulang dada sebanyak 30 kompresi dengan kencang dan cepat
  • Berikan napas buatan
  • Bayi mungkin muntah setelah diguncang. Oleh karena itu gulingkan bayi dengan lembut ke samping untuk mencegah bayi tersedak.

Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Komplikasi

Melansir Mayo Clinic, shaken baby syndrome dapat menyebabkan komplikasi sebagai berikut:

  • Kerusakan otak
  • Kebutaan sebagian atau total
  • Keterlambatan perkembangan
  • Disabilitas intelektual
  • Gangguan kejang
  • Cerebral palsy
  • Kematian.

Guncangan yang terjadi dalam waktu singkat juga dapat menyebabkan komplikasi di atas.

Bayi atau balita yang selamat dari shaken baby syndrome umumnya akan memerlukan perawatan medis untuk seumur hidupnya.

Pencegahan

Menurut Mayo Clinic, pencegahan terjadinya shaken baby syndrome dapat dilakukan dengan pemberian edukasi pada orang tua, seperti:

  • Kelas pendidikan orang tua baru yang dapat membantu untuk memberikan pemahaman mengenai bahaya guncangan keras pada bayi, memberikan tips untuk bayi yang menangis, dan mengatasi stres
  • Selalu perlakukan anak Anda dengan lembut, apapun kondisinya hindari mengguncangkan anak
  • Cari bantuan dokter jika Anda kesulitan mengelola emosi atau stres sebagai orang tua
  • Jika orang lain membantu untuk merawat anak Anda seperti pengasuh, saudara kandung atau nenek, pastikan mereka mengetahui bahaya Shaken baby syndrome.

Baca juga: 3 Cara Mengatasi Bayi Tersedak ASI

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau