Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2022, 17:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang berfungsi mengantarkan makanan dan minuman dari mulut ke perut.

Dalam beberapa kasus parah, esofagitis yang tidak diobati dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi kerongkongan.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Radang Kerongkongan (Esofagitis) Sesuai Penyebabnya

Tipe

Menurut Healthline, esofagitis dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan penyebabnya sebagai berikut:

  • Esofagitis eosinofilik, disebabkan oleh terlalu banyak eosinofil di kerongkongan yang terjadi ketika tubuh bereaksi berlebihan terhadap alergen
  • Esofagitis refluks, disebabkan oleh penyakit refluks gastroesofageal (GERD). GERD yaitu ketika asam pada lambung kembali ke kerongkongan
  • Esofagitis akibat obat, terjadi ketika Anda minum obat tertentu tanpa air yang cukup
  • Esofagitis menular, disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.

Faktor risiko

Pada umumnya, esofagitis disebabkan akibat refluks asam, efek samping obat tertentu, dan infeksi bakteri atau virus.

Selain itu, berdasarkan Healthine, terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami esofagitis, antara lain:

  • Riwayat keluarga terkait alergi atau esofagitis
  • Obesitas
  • Mengonsumsi alkohol
  • Merokok
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang melemah karena HIV atau AIDS, diabetes, leukemia, atau limfoma
  • Menjalani kemoterapi
  • Menerima terapi radiasi atau operasi di area dada
  • Penggunaan obat tertentu untuk masalah kesehatan tertentu seperti penyakit autoimun
  • Muntah kronis.

Baca juga: 5 Penyebab Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Gejala

Melansir Medical News Today, gejala esofagitis meliputi:

  • Sakit perut
  • Rasa sakit dan kesulitan saat menelan
  • Makanan tersangkut di kerongkongan
  • Kurang nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Batuk
  • Nyeri di dada saat makan
  • Mulas
  • Sariawan.

Gejala juga dapat terjadi pada anak-anak dan bayi seperti:

  • Kesulitan makan
  • Pertumbuhan yang terhambat
  • Kesulitan mendapatkan berat badan yang memadai.

Diagnosis

Berdasarkan Medical News Today, diagnosis esofagitis dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Endoskopi dengan biopsi, mendeteksi penyebab peradangan
  • Sinar-X barium, mendeteksi penyempitan atau perubahan struktur di kerongkongan
  • Tes alergi, yang dapat mencakup tes kulit, tes darah, atau diet eliminasi makanan untuk mengukur tingkat sensitif Anda terhadap satu atau lebih alergen.

Baca juga: 12 Gejala Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi 

Esofagitis yang tidak segera mendapatkan perawatan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang serius seperti:

  • Kerongkongan Barrett, kerusakan pada lapisan kerongkongan yang dapat menyebabkan perubahan pada jaringan
  • Penyempitan kerongkongan yang dapat menyebabkan obstruksi dan masalah menelan
  • Perforasi esofagus atau lubang di kerongkongan.

Perawatan

Perawatan yang diberikan akan tergantung pada penyebab yang mendasari gejala Anda.

Dilansir dari Healthline, pilihan perawatan esofagitis termasuk:

  • Menghindari makanan yang teridentifikasi sebagai pemicu alergi Anda
  • Resep obat termasuk antivirus, antijamur, antasida, penghilang rasa sakit, steroid oral, atau penghambat produksi asam lambung
  • Operasi untuk melebarkan kerongkongan jika terlalu sempit dan dapat menyebabkan makanan tersangkut.

Anda juga dapat membantu perawatan dengan menghindari hal berikut:

  • Makanan yang asam dan pedas
  • Minuman yang asam
  • Alkohol
  • Merokok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com