KOMPAS.com - Penyakit arteri perifer atau peripheral arterial disease (PAD) adalah penyempitan arteri perifer yang membawa darah dari jantung ke bagian lain di tubuh.
Jenis paling umum dari kondisi ini adalah PAD ekstremitas bawah, saat aliran darah berkurang ke tungkai dan kaki.
Baik PAD maupun penyakit arteri koroner disebabkan oleh aterosklerosis, penumpukan plak lemak di arteri yang menyempit dan menyumbat ke seluruh tubuh, termasuk di jantung, otak, lengan, kaki, panggul, dan ginjal,
Baca juga: Arteriosklerosis
Terdapat banyak kasus ketika orang dengan penyakit arteri perifer hanya menunjukkan gejala ringan atau tanpa gejala sama sekali. Beberapa lainnya mengalami nyeri kaki saat berjalan (klaudikasio).
Gejala klaudikasio termasuk nyeri otot, kram di kaki atau lengan yang dipicu oleh aktivitas seperti berjalan. Namun, rasa sakit dapat menghilang setelah beberapa menit beristirahat.
Lokasi rasa sakit juga tergantung pada lokasi arteri yang tersumbat atau menyempit.
Betis adalah lokasi paling umum yang terasa sakit.
Tingkat keparahan klaudikasio beragam. Mulai dari ketidaknyamanan ringan hingga nyeri yang melemahkan.
Klaudikasio yang parah dapat membuat seseorang sulit berjalan atau melakukan jenis aktivitas fisik lainnya.
Tanda dan gejala penyakit arteri perifer, meliputi:
Baca juga: 3 Gejala Penyakit Arteri Koroner yang Perlu Diwaspadai
Jika penyakit arteri perifer berkembang, rasa sakit dapat terjadi saat beristirahat atau berbaring.
Rasa sakit akan cukup intens hingga mengganggu tidur dan kegiatan lainnya.
Menggantungkan kaki di tepi ranjang atau berjalan di sekitar kamar dapat meredakan rasa sakit untuk sementara.
Penyebab umum dari penyakit arteri perifer adalah penyumbatan di arteri, pembuluh yang membawa darah dari jantung.
Kondisi ini disebut aterosklerosis. Hal ini terjadi saat berbagai hal dalam aliran darah seperti lemak dan kolesterol membentuk plak yang menumpuk di arteri.
Sebagian besar plak terdiri dari lemak dan memiliki karakteristik seperti lilin di awal.
Gumpalan tersebut terbentuk dalam waktu yang lama, hingga tidak akan ada yang tahu kapan bisa terbentuk.
Seiring berjalannya waktu, penumpukan plak akan membuat arteri lebih keras dan sempit.
Ibarat pipa tua di sebuah rumah, saat ada kotoran di pipa air akan mengalir perlahan karena pipanya yang tersumbat.
Sama halnya dengan plak dalam arteri, aliran darah akan melambat dan tubuh tidak mendapatkan oksigen dengan semestinya.
Alasan mengapa plak menumpuk belum diketahui belum pasti.
Baca juga: Malformasi Arteri Vena (AVM)
Adapun beberapa faktor risiko dari penyakit arteri perifer, yaitu:
Orang yang merokok atau menderita diabetes memiliki risiko terbesar terkena penyakit arteri perifer karena berkurangnya aliran darah.
Terdapat beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit arteri perifer.
Jika terdapat dugaan seseorang menderita penyakit ini, dokter akan memeriksa kaki terlebih dahulu.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan adalah sebagai berikut.
Baca juga: Gejala dan Penyebab Neuropati Perifer yang Perlu Diwaspadai
Penyakit arteri perifer yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati bisa berbahaya.
Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang menyakitkan, kehilangan kaki, peningkatan risiko penyakit arteri koroner, dan aterosklerosis karotid (penyempitan arteri yang memasok darah ke otak).
Pengobatan untuk penyakit arteri perifer memiliki dua tujuan utama;
Tujuan ini dapat dicapai dengan melakukan perubahan gaya hidup, terutama di awal perkembangan penyakit.
Jika penderita merupakan seorang perokok, berhenti adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko komplkasi.
Selain itu, hal yang dapat dilakukan:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.