KOMPAS.com - Sindrom uremik hemolitik (HUS) adalah suatu kondisi yang dapat terjadi ketika pembuluh darah kecil di ginjal rusak dan meradang.
Kerusakan ini dapat menyebabkan gumpalan terbentuk di pembuluh darah.
Gumpalan tersebut menyumbat sistem penyaringan di ginjal dan menyebabkan gagal ginjal yang bisa mengancam jiwa.
Baca juga: Dampak Negatif Tekanan Darah Tinggi Pada Otak dan Ginjal
Penyebab
Sindrom hemolitik uremik umumnya disebabkan infeksi saluran cerna oleh bakteri E. coli.
Namun, kondisi ini juga telah dikaitkan dengan infeksi gastrointestinal lainnya, seperti shigella dan salmonella, hingga infeksi nongastrointestinal.
HUS paling sering terjadi pada anak-anak.
Sindrom ini jadi penyebab paling umum dari gagal ginjal akut pada anak-anak.
E. coli dapat ditularkan melalui:
- Kontak dari satu orang ke orang lain
- Konsumsi makanan mentah, seperti produk susu atau daging sapi.
Gejala
Tanda dan gejala HUS dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Tanda dan gejala awal HUS umumnya meliputi:
- Diare, yang sering berdarah
- Sakit perut, kram atau kembung
- Muntah
- Demam.
HUS dapat merusak pembuluh darah.
Kerusakan ini menyebabkan sel darah merah rusak (anemia), pembentukan bekuan darah di pembuluh darah, dan kerusakan ginjal.
Baca juga: Penyakit Ginjal
Tanda dan gejala dari perubahan ini meliputi:
- Pucat, termasuk hilangnya warna merah muda di pipi dan di dalam kelopak mata bawah
- Kelelahan ekstrem
- Sesak napas
- Mudah memar atau memar yang tidak dapat dijelaskan
- Pendarahan yang tidak biasa, seperti pendarahan dari hidung dan mulut
- Berkurangnya buang air kecil atau darah dalam urin
- Pembengkakan (edema) pada kaki atau pergelangan kaki dan kadang di wajah, tangan, atau seluruh tubuh
- Linglung, kejang, atau stroke
- Tekanan darah tinggi.
Diagnosis
Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan ini akan menunjukkan:
- Pembengkakan hati atau limpa
- Perubahan sistem saraf.
Pemeriksaan laboratorium akan menunjukkan tanda-tanda anemia hemolitik dan gagal ginjal akut.
Tes meliputi:
- Tes pembekuan darah (PT dan PTT)
- Panel metabolik
- Hitung darah lengkap (CBC)
- Urinalisis
- Tes protein urin
- Kultur tinja
- Kolonoskopi
- Biopsi ginjal (dalam kasus yang jarang terjadi).
Baca juga: Mengenal Prosedur Cuci Darah untuk Pasien Gagal Ginjal
Perawatan
Pilihan perawatan HUS antara lain:
- Dialisis
- Obat-obatan, seperti kortikosteroid
- Manajemen cairan dan elektrolit
- Transfusi sel darah merah dan trombosit.
Segera temui dokter jika mengalami diare berdarah atau diare beberapa hari yang diikuti dengan:
- Pengeluaran urine berkurang
- Pembengkakan
- Memar yang tidak dapat dijelaskan
- Pendarahan yang tidak biasa
- Kelelahan ekstrem.
Komplikasi
HUS dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, seperti:
- Gagal ginjal yang bisa tiba-tiba (akut) atau berkembang seiring waktu (kronis)
- Tekanan darah tinggi
- Stroke atau kejang
- Koma
- Masalah pembekuan, yang dapat menyebabkan pendarahan
- Masalah jantung
- Masalah saluran pencernaan, seperti masalah dengan usus, kantong empedu, atau pankreas.
Baca juga: Kenali Pemeriksaan Protein Urine untuk Melihat Fungsi Ginjal
Pencegahan
Daging atau produk yang terkontaminasi E. coli belum tentu terlihat, terasa, atau berbau tidak enak.
Berikut tips untuk melindungi diri dari infeksi E. coli dan penyakit bawaan makanan lainnya:
- Hindari susu, jus, dan sari buah apel yang tidak dipasteurisasi
- Cuci tangan dengan baik sebelum makan, setelah menggunakan kamar kecil, dan setelah mengganti popok
- Bersihkan peralatan dan permukaan makanan sesering mungkin
- Masak daging hingga matang
- Mencairkan daging dalam microwave atau lemari es
- Pisahkan makanan mentah dari makanan siap saji
- Hindari area berenang yang tidak bersih, jangan berenang jika mengalami diare.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.