KOMPAS.com - Penyakit jantung sianotik adalah sekelompok cacat jantung bawaan pada bayi yang ditandai dengan warna kulit biru yang khas.
Warna biru ini dikenal sebagai sianosis.
Penyakit ini menyebabkan darah yang dipompa keluar ke tubuh dari jantung tidak membawa oksigen yang cukup dari paru-paru.
Baca juga: Penyakit Jantung Bawaan
Biasanya, darah kembali dari tubuh dan mengalir melalui jantung dan paru-paru. Darah yang rendah oksigen (darah biru) kembali dari tubuh ke sisi kanan jantung.
Sisi kanan jantung kemudian memompa darah ke paru-paru, di mana ia mengambil lebih banyak oksigen dan menjadi merah.
Darah yang kaya oksigen kembali dari paru-paru ke sisi kiri jantung. Dari sana, dipompa ke seluruh tubuh.
Cacat jantung yang dibawa anak-anak sejak lahir dapat mengubah cara darah mengalir melalui jantung dan paru-paru.
Cacat ini dapat menyebabkan lebih sedikit darah yang mengalir ke paru-paru. Kondisi ini juga dapat menghasilkan pencampuran darah biru dan merah bersama-sama.
Hal ini menyebabkan darah beroksigen buruk dipompa keluar ke tubuh, sebagai hasil dari:
Beberapa cacat jantung ini memengaruhi katup jantung.
Cacat ini memaksa darah biru bercampur dengan darah merah melalui saluran jantung yang tidak normal.
Katup jantung berada di antara jantung dan pembuluh darah besar yang membawa darah ke dan dari jantung.
Baca juga: 18 Jenis Kelainan Jantung Bawaan
Katup-katup ini cukup terbuka untuk mengalirkan darah. Kemudian katup menutup, menjaga darah agar tidak mengalir ke belakang.
Cacat katup jantung yang dapat menyebabkan sianosis meliputi:
Cacat jantung lainnya bisa terjadi akibat kelainan pada pembentukan katup atau pada lokasi lain yang menghubungkan jantung dan pembuluh darah, seperti:
Faktor berikut dapat memperbesar risiko penyakit jantung sianotik tertentu pada bayi jika sang ibu mengalaminya, seperti:
Baca juga: 4 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan Pada Anak
Gejala utama sianosis adalah warna kebiruan atau sinosis pada bibir, jari tangan, dan kaki yang disebabkan oleh rendahnya kandungan oksigen dalam darah.
Kondisi tersebut dapat terjadi saat anak sedang beristirahat atau hanya saat anak berkativitas.
Beberapa anak juga mengalami masalah pernapasan (dispnea).
Pada beberapa kasus, anak menjadi kekurangan oksigen yang dapat menyebabkan gejala seperti:
Tergantung pada jenis penyakit jantung sianotik, gejala lainnya meliputi:
Proses awal dari diagnosis adalah melalui pemeriksaan fisik mengkonfirmasi sianosis.
Dokter akan memeriksa gejala seperti sianosis atau kulit yang berwarna biru.
Baca juga: 7 Cara Mencegah Penyakit Jantung Bawaan, Ibu Hamil Perlu Tahu
Setelahnya, dokter akan mendengarkan jantung dan paru-paru dengan stetoskop. Bunyi jantung abnormal, murmur jantung, dan ronki paru dapat terdengar melalui pemeriksaan ini.
Tes lainnya akan bervariasi tergantung pada penyebabnya, biasanya meliputi:
Beberapa bayi perlu dirawat di rumah sakit setelah lahir sehingga mereka dapat menerima oksigen atau dipasangi mesin pernapasan.
Bayi yang mengalami penyakit jantung sianotik akan menerima obat-obatan untuk:
Baca juga: 9 Komplikasi Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
Pengobatan pilihan umum untuk sebagian besar penyakit jantung bawaan adalah operasi untuk memperbaiki cacat.
Ada banyak jenis operasi, tergantung pada jenis cacat lahir.
Konsultasikan dengan dokter untuk pilihan pembedahan terbaik beserta waktu pembedahannya.
Anak juga perlu minum pil air (diuretik) dan obat jantung lainnya sebelum atau sesudah operasi. Pastikan untuk mengikuti dosis yang benar.
Hubungi dokter jika bayi terlihat mengalami:
Komplikasi penyakit jantung sianotik meliputi:
Baca juga: 8 Penyebab Penyakit Jantung Bawaan yang Perlu Diwaspadai
Wanita yang sedang hamil harus mendapatkan perawatan prenatal yang baik.
Selain itu, sebagai usaha pencegahan, calon ibu disarankan untuk:
Beberapa faktor keturunan dapat berperan dalam penyakit jantung bawaan.
Jika berencana untuk hamil, bicarakan dengan dokter soal skrining penyakit genetik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.