KOMPAS.com - Sindrom Jacob atau sindrom XYY adalah kondisi genetik ketika seorang pria memiliki salinan ekstra kromosom Y di setiap selnya (XYY).
Dalam beberapa kasus, mutasi ini hanya terdapat di beberapa sel. Pria dengan sindrom Jacob memiliki 47 kromosom karena kromosom Y ekstra.
Melansir Healthline, National Institutes of Health mengatakan bahwa sindrom Jacob terjadi pada 1 dari setiap 1.000 anak laki-laki.
Baca juga: Sindrom Edwards (Trisomi 18)
Umumnya, penderita sindrom Jacob menjalani permasalahan tertentu, seperti lebih tinggi dari rata-rata, mengalami kesulitan belajar atau berbicara, atau tumbuh dengan perawakan yang kecil.
Selain itu, laki-laki dengan sindrom jacob umumnya tidak memiliki ciri fisik yang membedakan serta memiliki perkembangan seksual yang normal.
Tanda dan gejala sindrom XYY beragam pada setiap penderitanya dan bergantung pada usia.
Gejala pada bayi dengan sindrom Jacob meliputi:
Gejala pada anak kecil atau remaja dengan sindrom Jacob, yaitu:
Sementara itu, gejala sindrom Jacob pada orang dewasa dapat mencakup infertilitas.
Baca juga: Sindrom Kallmann
Kebanyakan kasus sindrom Jacob tidak diwariskan, tetapi terjadi secara acak pada kehamilan wanita dari segala usia dan latar belakang etnis.
Pada umumnya, orang memiliki 46 kromosom di setiap sel. Bagi pria, hal ini mencakup satu kromosom X dan satu kromosom Y (XY).
Anak laki-laki dengan sindrom Jacob memiliki kromosom Y ekstra di setiap sel tubuhnya.
Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kesalahan pada salinan sel ini.
Banyak anak laki-laki dengan sindrom Jacob tumbuh sehat tanpa gejala jelas.
Hal ini dapat menyebabkan kondisi tidak terdiagnosis atau ditemukan saat dokter memeriksa untuk masalah yang berbeda.
Untuk mendiagnosis sindrom Jacob, dokter akan melakukan tes darah untuk melihat adanya kromosom Y tambahan.
Pada masa kehamilan, kondisi ini juga dapat ditemukan melalui tes kariotipe (analisis kromosom) atau tes prenatal non-invasif (NIPT).
NIPT dilakukan pada cairan di sekitar janin, jaringan plasenta, atau darah dari ibu.
Setelah lahir, dokter dapat membuat diagnosis dengan kariotipe atau dengan tes microarray dari bayi.
Baca juga: Sindrom Patau
Tidak ada obat untuk sindrom Jacob, tapi perawatan dapat membantu mengelola gejala.
Penting untuk melakukan perawatan sejak dini untuk membantu anak menjalani kehidupan yang lebih sehat dan produktif.
Pilihan perawatan dapat bervariasi, tergantung pada tingkat usia dan keparahan gejala.
Perawatan dapat meliputi:
Terapi wicara dan fisik dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara, membaca, dan menulis anak serta membantu mengembangkan kemampuan kekuatan dan koordinasi.
Sementara itu, terapi okupasi dan perilaku dapat membantu anak mengembangkan rasa kepercayaan diri dan berinteraksi lebih baik dengan anak-anak lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.