Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/02/2022, 11:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hati adalah organ yang sangat penting untuk mencerna makanan dan membersihkan tubuh Anda dari zat beracun.

Penyakit hati dapat terjadi akibat berbagai faktor seperti virus, penggunaan alkohol, dan obesitas yang seiring waktu akan mengancam keselamatan.

Baca juga: 4 Penyakit Hati yang Harus Diwaspadai

Penyebab

Penyakit hati memiliki banyak penyebab, antara lain:

Infeksi

Parasit dan virus dapat menginfeksi hati dan menyebabkan peradangan yang mengurangi fungsi hati. Jenis infeksi hati yang paling umum adalah virus hepatitis, termasuk:

  • Hepatitis A
  • Hepatitis B
  • Hepatitis C.

Kelainan sistem kekebalan tubuh

Sistem kekebalan yang menyerang bagian tertentu dari tubuh dapat memengaruhi hati, contohnya sepertI:

  • Hepatitis autoimun
  • Kolangitis bilier primer
  • Kolangitis sklerosis primer.

Genetika

Gen abnormal yang diwarisi dari salah satu atau kedua orang tua Anda dapat menyebabkan berbagai zat menumpuk di hati dan mengakibatkan kerusakan hati. Penyakit hati genetik meliputi:

  • Hemokromatosis
  • penyakit Wilson
  • Defisiensi antitripsin alfa-1.

Baca juga: 4 Tanda Awal Penyakit Hati yang Disebabkan oleh Alkohol

Kanker dan pertumbuhan lainnya

  • Kanker hati
  • Kanker saluran empedu
  • Adenoma hati.

Faktor lainnya

  • Penyalahgunaan alkohol kronis
  • Akumulasi lemak di hati atau penyakit hati berlemak non alkohol
  • Resep atau obat bebas tertentu
  • Senyawa herbal tertentu.

Faktor risiko

Berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit hati meliputi:

  • Penggunaan alkohol berat
  • Obesitas
  • Diabetes tipe 2
  • Memiliki tato atau tindik di badan
  • Penggunaan obat-obatan terlarang
  • Paparan darah dan cairan tubuh orang lain
  • Seks tanpa kondom
  • Paparan bahan kimia atau racun tertentu
  • Riwayat keluarga penyakit hati.

Gejala

Berdasarkan Mayo Clinic, gejala penyakit hati termasuk:

Baca juga: 5 Tahapan Penyakit Hati dan Gejalanya

  • Kulit dan mata yang tampak kekuningan
  • Sakit perut dan bengkak
  • Bengkak di kaki dan pergelangan kaki
  • Kulit yang gatal
  • Warna urine gelap
  • Warna tinja pucat
  • Kelelahan kronis
  • Mual atau muntah
  • Kehilangan selera makan
  • Kecenderungan mudah memar.

Diagnosis

Melansir Mayo Clinic, diagnosis penyakit hati dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Diskusi mengenai gejala dan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah untuk mencari masalah hati tertentu atau kondisi genetik
  • Tes pencitraan mencakup USG, CT scan dan MRI yang dapat menunjukkan kerusakan hati
  • Memeriksa sampel jaringan dari hati Anda untuk membantu mendiagnosis penyakit hati dan mencari tanda-tanda kerusakan hati.

Perawatan

Perawatan untuk penyakit hati akan tergantung pada hasil diagnosis Anda.
Beberapa masalah hati dapat diobati dengan perubahan gaya hidup, seperti:

  • Menghentikan penggunaan alkohol
  • Menurunkan berat badan
  • Hindari daging merah, lemak trans, karbohidrat olahan dan makanan dengan sirup jagung fruktosa tinggi
  • Olahraga rutin dengan intensitas sedang
  • Kurangi kalori.

Baca juga: 10 Gejala Penyakit Hati yang Perlu Diwaspadai

Selain itu dokter juga mungkin menyarankan Anda untuk menerima:

  • Program medis yang mencakup pemantauan fungsi hati secara cermat
  • Resep obat untuk masalah hati lainnya
  • Pembedahan seperti transplantasi hati.

Pencegahan

Menurut NHS, Anda dapat mengurangi risiko penyakit hati dengan cara berikut:

  • Batasi konsumsi alkohol
  • Berhubungan seks menggunakan kondom
  • Dapatkan vaksin
  • Gunakan obat resep dan nonresep hanya bila diperlukan dan hanya dalam dosis yang dianjurkan
  • Hindari kontak dengan darah dan cairan tubuh orang lain
  • Jaga keamanan dan kebersihan makanan Anda
  • Pertahankan berat badan yang sehat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com