Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2021, 17:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diare adalah penyakit yang sering dialami semua orang. Diare sering terjadi akibat mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau ketidakcocokan makanan.

Diare menyebabkan penderita mengalami frekuensi buang air besar yang meningkat, disertai feses yang lembek atau cair.

Biasanya, penderita hanya mengalami diare dalam waktu singkat dan mudah diobati.

Baca juga: Ciri-ciri Diare Ringan, Berat, dan Perlu Diwaspadai

Namun, jika diare terjadi lebih lama atau selama berminggu-minggu, ini dapat menjadi tanda adanya gangguan iritasi usus besar.

Salah satu bentuk peradangan usus besar adalah disentri, yakni peradangan yang biasanya terjadi pada usus besar.

Disentri adalah infeksi pada usus karena parasit atau bakteri yang menimbulkan darah atau lendir pada diare.

Disentri biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari. Penyakit ini muncul sebagai akibat lingkungan kesehatan yang buruk.

Disentri sangat mudah menular salah satunya melalui kontak langsung dengan makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri.

Penggunaan toilet umum tanpa disertai mencuci tangan setelah menggunakannya juga berisiko terinfeksi bakteri yang menyebabkan disentri.

Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dengan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi risiko terserang disentri dan mencegah penyebarannya.

Penyebab

Penyebab disentri disesuaikan dengan jenis disentri yang diderita.

Melansir Healthline, terdapat dua jenis utama disentri, yakni:

Baca juga: 9 Penyebab Diare yang Penting Dikenali

  1. Disentri bakteri atau disentri basiler,
    Disebabkan oleh infeksi bakteri Shigella (paling sering dialami), Campylobacter, Salmonella, atau E. Coli.
  2. Disentri amoeba,
    Disebabkan oleh infeksi parasit bersel tunggal pada usus yang disebut Entamoeba histolytica. Ameba ini paling sering ditemukan di daerah dengan sanitasi yang buruk.

Disentri basiler dan amoeba bersifat sangat menular dan dapat ditularkan jika feses yang terinfeksi bakteri masuk ke mulut orang lain.

Disentri dapat terjadi jika seseorang yang terinfeksi tidak mencuci tangan setelah dari toilet lalu menyentuh makanan, permukaan benda, atau orang lain.

Gejala

Gejala disentri biasanya muncul 1 sampai 3 hari setelah tubuh terinfeksi. Setiap jenis disentri memunculkan gejala yang agak berbeda.

Gejala disentri bakteri diantaranya:

  1. Diare disertai kram perut
  2. Demam
  3. Mual dan muntah
  4. Muncul darah atau lendir pada diare

Gejala disentri amoeba diantaranya:

  1. Mual
  2. Diare
  3. Kram perut
  4. Penurunan berat badan
  5. Demam

Baca juga: 7 Penyebab Diare dan Muntah Terjadi Bersamaan

Disentri amoeba yang parah menyebabkan terjadinya abses hati, yang ditandai dengan sakit perut bagian kanan atas dan pembengkakan pada hati.

Diagnosis

Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini untuk mendiagnosis disentri:

  1. Uji sampel feses, untuk mengetahui penyebab disentri
  2. Tes darah dan USG perut, jika penderita mengalami abses hati
  3. Kolonoskopi, untuk mengetahui kondisi usus besar penderita

Komplikasi

Dilansir dari Web MD, disentri paling sering menyebabkan dehidrasi pada penderitanya. Selain itu, komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:

  • Perubahan detak jantung yang mengancam jiwa akibat rendahnya kadar kalium
  • Kejang
  • Sindrom hemolitik uremik (sejenis kerusakan ginjal),
  • Adanya toxin yang merusak sel darah merah yang dihasilkan dari bakteri Shigella dysenteriae
  • Infeksi darah bagi penderita dengan imunitas tubuh rendah, seperti pasien HIV/AIDS atau kanker
  • Post infectious arthritis,
    Terjadi akibat bakteri Shigella flexneri, yang gejalanya muncul beberapa bulan hingga tahun setelah mengalami disentri, seperti iritasi mata, nyeri sendi, dan rasa nyeri saat buang air kecil.
  • Abses hati,
    Terjadi akibat penyebaran ameba penyebab disentri ke paru-paru dan otak.

Baca juga: 5 Cara Cepat Mengatasi Diare

Perawatan

Penderita disentri basiler biasanya disarankan untuk memperbanyak cairan dan istirahat yang cukup.

Penderita juga dapat mengonsumsi obat bismuth subsalicylate untuk meredakan kram perut dan diare, atau asetaminofen jika terjadi kram menyakitkan.

Bagi penderita disentri amoeba, dapat mengonsumsi obat untuk membunuh parasit dalam darah, usus, atau hati.

Jika disentri amoeba tidak menimbulkan gejala, dokter akan memberikan obat-obatan seperti iodoquinol atau diloxanide furoate.

Pencegahan

Untuk mencegah terserang disentri, dapat melakukan beberapa upaya berikut:

  1. Mencuci tangan dengan air dan sabun secara rutin
  2. Mencuci tangan sebelum makan, memasak, menyiapkan makanan, setelah buang air besar, dan setelah dari toilet umum
  3. Menggunakan hand sanitizer setelah menyentuh perabotan
  4. Hindari kontak langsung dengan pengidap disentri
  5. Hindari penggunaan handuk atau barang yang sama dengan pengidap disentri
  6. Gunakan air panas untuk mencuci pakaian penderita disentri
  7. Tidak menelan air ketika berenang di fasilitas umum
  8. Selalu bersihkan toilet dengan disinfektan setiap selesai digunakan
  9. Hindari memakan buah-buahan yang dikupas oleh orang lain
  10. Selalu mengonsumsi air yang telah dimasak hingga mendidih atau air di botol yang masih tertutup rapat
  11. Hindari es batu yang dijual sembarangan oleh karena kemungkinan terkontaminasi kuman
  12. Tidak meminum air keran
  13. Kurangi konsumsi makanan pedagang kaki lima, khususnya yang tidak tertutupi

Baca juga: 13 Penyebab Diare Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau