KOMPAS.com - Diare adalah penyakit yang sering dialami semua orang. Diare sering terjadi akibat mengonsumsi makanan yang tidak higienis atau ketidakcocokan makanan.
Diare menyebabkan penderita mengalami frekuensi buang air besar yang meningkat, disertai feses yang lembek atau cair.
Biasanya, penderita hanya mengalami diare dalam waktu singkat dan mudah diobati.
Baca juga: Ciri-ciri Diare Ringan, Berat, dan Perlu Diwaspadai
Namun, jika diare terjadi lebih lama atau selama berminggu-minggu, ini dapat menjadi tanda adanya gangguan iritasi usus besar.
Salah satu bentuk peradangan usus besar adalah disentri, yakni peradangan yang biasanya terjadi pada usus besar.
Disentri adalah infeksi pada usus karena parasit atau bakteri yang menimbulkan darah atau lendir pada diare.
Disentri biasanya berlangsung selama 3 hingga 7 hari. Penyakit ini muncul sebagai akibat lingkungan kesehatan yang buruk.
Disentri sangat mudah menular salah satunya melalui kontak langsung dengan makanan atau air yang terkontaminasi dengan bakteri.
Penggunaan toilet umum tanpa disertai mencuci tangan setelah menggunakannya juga berisiko terinfeksi bakteri yang menyebabkan disentri.
Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dengan sanitasi yang baik dapat membantu mengurangi risiko terserang disentri dan mencegah penyebarannya.
Penyebab disentri disesuaikan dengan jenis disentri yang diderita.
Melansir Healthline, terdapat dua jenis utama disentri, yakni:
Baca juga: 9 Penyebab Diare yang Penting Dikenali
Disentri basiler dan amoeba bersifat sangat menular dan dapat ditularkan jika feses yang terinfeksi bakteri masuk ke mulut orang lain.
Disentri dapat terjadi jika seseorang yang terinfeksi tidak mencuci tangan setelah dari toilet lalu menyentuh makanan, permukaan benda, atau orang lain.
Gejala disentri biasanya muncul 1 sampai 3 hari setelah tubuh terinfeksi. Setiap jenis disentri memunculkan gejala yang agak berbeda.
Gejala disentri bakteri diantaranya:
Gejala disentri amoeba diantaranya:
Baca juga: 7 Penyebab Diare dan Muntah Terjadi Bersamaan
Disentri amoeba yang parah menyebabkan terjadinya abses hati, yang ditandai dengan sakit perut bagian kanan atas dan pembengkakan pada hati.
Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan di bawah ini untuk mendiagnosis disentri:
Dilansir dari Web MD, disentri paling sering menyebabkan dehidrasi pada penderitanya. Selain itu, komplikasi lain yang dapat terjadi adalah:
Baca juga: 5 Cara Cepat Mengatasi Diare
Penderita disentri basiler biasanya disarankan untuk memperbanyak cairan dan istirahat yang cukup.
Penderita juga dapat mengonsumsi obat bismuth subsalicylate untuk meredakan kram perut dan diare, atau asetaminofen jika terjadi kram menyakitkan.
Bagi penderita disentri amoeba, dapat mengonsumsi obat untuk membunuh parasit dalam darah, usus, atau hati.
Jika disentri amoeba tidak menimbulkan gejala, dokter akan memberikan obat-obatan seperti iodoquinol atau diloxanide furoate.
Untuk mencegah terserang disentri, dapat melakukan beberapa upaya berikut:
Baca juga: 13 Penyebab Diare Setelah Makan yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.