KOMPAS.com - Mengompol adalah ketidakmampuan atau hilangnya kontrol dalam mengendalikan urine, sehingga urine keluar tanpa di sengaja.
Kondisi ini tentunya normal apabila dialami oleh anak-anak karena merupakan bagian dari masa pertumbuhan.
Akan tetapi, lain halnya jika terjadi pada orang dewasa.
Mengompol pada orang dewasa dapat menjadi gejala dari masalah kesehatan lain yang mungkin memerlukan perawatan.
Baca juga: 10 Penyebab Mengompol pada Orang Dewasa
Penyebab
Pada dasarnya, tidak ada penyebab pasti dari kondisi mengompol.
Melansir WebMD, kondisi fisik dan psikologis seseorang dapat ikut berperan dalam kondisi ini.
Berikut beberapa hal yang mungkin menyebabkan Anda mengompol, antara lain:
- Genetika atau riwayat keluarga
Stres, ketakutan, dan kecemasan
- Kandung kemih terlalu aktif
Otot kandung kemih biasanya meremas saat Anda siap untuk buang air kecil. Mengompol dapat terjadi ketika otot-otot ini meremas terlalu sering atau pada waktu yang salah
- Ukuran kandung kemih kecil
Kandung kemih Anda tidak dapat menampung cukup urine
- Ketidakseimbangan hormon ADH
Hormon ADH memberitahu ginjal untuk membuat lebih sedikit urine di malam hari. Ketika memiliki masalah mengompol, Anda mungkin tidak menghasilkan cukup hormon ini atau ginjal tidak meresponsnya dengan baik
- Efek samping pengobatan
Beberapa obat yang Anda minum dapat mengiritasi kandung kemih, seperti obat tidur atau antipsikotik
- Kondisi medis
Contohnya seperti sembelit kronis, diabetes, sleep apnea, infeksi saluran kemih, penyumbatan saluran kemih, gangguan saraf kemih, kanker, atau pembesaran kelenjar prostat
Baca juga: 13 Penyebab Susah Tidur dan Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Diagnosis
Merangkum dari Mayo Clinic dan WebMD, kemungkinan dokter akan merekomendasikan hal berikut untuk mengidentifikasi penyebab mengompol dan membantu menentukan pengobatan, antara lain:
- Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan
- Diskusi gejala, asupan cairan, riwayat keluarga, dan masalah lain yang berhubungan dengan mengompol
- Tes pencitraan ginjal dan kandung kemih untuk melihat struktur saluran kemih
- Pengukuran residu urine setelah buang air kecil, mengukur berapa banyak urine yang tersisa di kandung kemih setelah Anda buang air kecil
- Urinalysis, memeriksa sampel urine untuk mencari infeksi atau kondisi lain dari saluran kemih
- Urine culture, mencari bakteri atau ragi dalam urine
- Uroflowmetry, mengukur berapa banyak urine yang Anda hasilkan dan seberapa cepat urine mengalir
Pencegahan
Menurut Mayo Clinic, berikut adalah perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk mencegah atau mengurangi risiko mengompol, yaitu:
- Batasi cairan di malam hari
- Hindari minuman dan makanan yang mengandung kafein
- Gunakan toilet secara teratur sepanjang hari
- Gunakan alarm untuk mengingatkan buang air kecil sebelum mengompol di malam hari
- Menerapkan pelatihan kandung kemih dengan pergi ke kamar mandi pada waktu yang ditentukan siang dan malam
Baca juga: 4 Cara Mudah Cegah Sering Buang Air Kecil di Malam Hari
Perawatan
Mengompol yang berasal dari kondisi medis tertentu membutuhkan perawatan lebih dari sekadar perubahan atau penyesuaian gaya hidup.
Melansir Healthline, berikut beberapa pengobatan yang dapat dilakukan pada berbagai kondisi mengompol, yaitu:
- Antibiotik dapat menghilangkan infeksi saluran kemih
- Obat antikolinergik dapat menenangkan kandung kemih yang teriritasi
- Desmopresin asetat meningkatkan kadar ADH untuk memperlambat produksi urine di malam hari
- Obat-obatan yang menghalangi dihidrotestosteron (DHT) dapat mengurangi pembengkakan kelenjar prostat
Menurut WebMD, jika pengobatan di atas tidak berhasil, dokter mungkin merekomendasikan salah satu dari prosedur ini:
- Augmentasi kandung kemih, operasi yang membuat kandung kemih Anda lebih besar
- Stimulasi saraf sakral, membantu mengontrol kandung kemih yang terlalu aktif
- Miektomi detrusor, operasi besar yang menangani kandung kemih yang terlalu aktif
Perlu diingat bahwa mengompol dapat terkait dengan masalah kesehatan atau medis lainnya.
Sehingga, sangat penting untuk melakukan kontrol atau konsultasi secara rutin kepada dokter Anda agar segera mengatasinya dengan tepat.
Baca juga: Minum Teh Bikin Sering Buang Air Kecil, Kok Bisa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.