Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2021, 15:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Demam rematik merupakan komplikasi akibat infeksi bakteri pada tenggorokan yang tergolong sangat langka.

Infeksi ini dapat menyebabkan nyeri sendi dan masalah jantung. Kebanyakan penderita dapat sembuh total, tetapi bisa kembali terinfeksi.

Biasanya, demam rematik menyerang anak dalam rentang usia 5 sampai 15 tahun.

Baca juga: 7 Gejala Demam Rematik dan Penyebabnya

Namun, terdapat juga anak berusia lebih dewasa hingga dewasa yang diketahui mengidap penyakit ini.

Penyebab

Melansir Healthline, demam rematik disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Bakteri ini menyebabkan radang tenggorokan, atau demam Scarlet pada sebagian kecil orang.

Demam rematik bukan disebabkan oleh bakteri itu sendiri, tetapi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringan yang sehat.

Akibatnya, peradangan dapat meluas ke seluruh tubuh.

Tidak diketahui alasan jelas mengapa sistem kekebalan tubuh dapat berhenti bekerja dengan baik.

Dilansir dari NHS, gen penderita juga dapat memengaruhi kemungkinan seseorang terkena demam rematik.

Gejala

Gejala dari demam rematik bervariasi. Penderita dapat memiliki beberapa gejala atau kombinasi dari gejala.

Gejala juga dapat berubah seiring berjalannya waktu.

Demam rematik dapat timbul sekitar 2 hingga 4 minggu setelah infeksi radang tenggorokan terjadi.

Baca juga: Mana yang Lebih Tepat, Kompres Dingin atau Panas untuk Atasi Demam?

Tanda atau gejala demam rematik yang diakibatkan oleh peradangan pada jantung, persendian, kulit, atau sistem saraf pusat dapat meliputi:

  • demam di atas 38 derajat celcius 
  • mual dan muntah
  • berkeringat
  • mimisan
  • sendi terasa nyeri dan sakit, biasanya di lutut, pergelangan kaki, siku dan pergelangan tangan
  • nyeri pada satu sendi yang berpindah ke sendi lain
  • sendi merah, panas, atau bengkak
  • benjolan kecil yang tidak terasa sakit di bawah kulit
  • sakit dada
  • bising jantung (heart murmur)
  • kelelahan
  • ruam datar atau sedikit terangkat (seperti benjol), tidak nyeri dengan tepi yang tidak rata
  • gerakan tubuh yang tersentak dan tidak terkendali (kelainan saraf otot Sydenham), biasanya di tangan, kaki, dan wajah
  • ledakan perilaku yang tidak biasa seperti menangis atau tertawa yang tidak seharusnya, bagian dari kelainan saraf otot Sydenham.

Faktor risiko

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena demam rematik adalah sebagai berikut.

Baca juga: 5 Cara Menurunkan Demam Secara Alami dan dengan Bantuan Obat

  • Riwayat keluarga. Beberapa orang membawa gen yang dapat menyebabkan adanya kecenderungan terkena demam rematik.
  • Jenis bakteri strep. Strain bakteri strep tertentu dapat berpengaruh terhadap demam rematik.
  • Faktor lingkungan. Risiko terkena bakteri rematik dapat dikaitkan dengan kepadatan penduduk, sanitasi yang buruk, juga kondisi lain yang dapat dengan mudah mengakibatkan penularan cepat atau paparan berulang terhadap bakteri strep.

Komplikasi

Melansir Mayo Clinic, peradangan yang disebabkan oleh demam rematik dapat berlangsung beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Dalam beberapa kasus, peradangan dapat menyebabkan adanya komplikasi jangka panjang.

Salah satu komplikasi yang mungkin timbul adalah kerusakan permanen pada jantung.

Kerusakan ini pada jantung ini disebut penyakit jantung rematik yang dapat terjadi 10 hingga 20 tahun setelah demam rematik terjadi.

Namun tidak menutup kemungkian, kasus demam rematik yang parah juga dapat menyebabkan kerusakan katup jantung pada anak saat masih mengalami gejala.

Masalah paling umum yang terjadi adalah kerusakan pada katup di antara dua bilik kiri jantung (katup mitral) serta tidak menutup kemungkinan katup lainnya juga dapat terpengaruh.

Kerusakan tersebut dapat mengakibatkan:

Baca juga: Cara Menurunkan Demam pada Bayi

  • Penyempitan katup yang mengakibatkan aliran darah berkurang
  • Kebocoran katup yang menyebabkan darah mengalir ke arah yang salah
  • Kerusakan otot jantung. Peradangan akibat demam rematik dapat melemahkan otot jantung dan memengaruhi kemampuannya untuk memompa darah.

Kerusakan pada katup mitral, katup jantung lain, atau jaringan jantung lainnya dapat menyebabkan masalah pada jantung di kemudian hari, seperti:

  • Detak jantung tidak teratur dan kacau (fibrilasi atrium)
  • Gagal jantung

Jika tidak ditangani secara cekatan dan tepat, demam rematik dapat menyebabkan stroke, kerusakan permanen pada jantung, hingga kematian.

Diagnosis

Tidak ada tes khusus untuk mengetahui apa seseorang menderita demam reumatik. 

Diagnosis demam rematik dibuat berdasarkan riwayat medis, tes fisik, dan serangkaian tes lain seperti tes darah, elektrokardiogram (ECG atau EKG), juga ekokardiogram.

Perawatan

Perawatan yang diberikan akan meliputi usaha untuk menyingkirkan semua bakteri strep grup A yang tersisa dan mengobati gejala yang lain.

Untuk menyembuhkan demam rematik, beberapa perawatan yang akan diberikan adalah sebagai berikut.

Baca juga: Alasan Banyak Minum Air Putih Penting Saat Demam

  • Antibiotik 
  • Obat anti-radang, seperti aspirin atau naproksen
  • Obt anti-konvulsan
  • Istirahat total (bed rest)

Pencegahan

Cara paling efektif untuk mencegah demam rematik adalah memastikan penderita infeksi radang tenggorokan segera diobati saat gejala awal muncul secara menyeluruh.

Jika pergi ke dokter dan mendapat obat, pastikan untuk menghabiskan seluruh dosis yang telah ditentukan.

Berikut beberapa cara yang dapat mencegah terkena radang tenggorokan.

  • Tutup mulut saat batuk atau bersin
  • Cuci tangan secara berkala
  • Hindari kontak dengan orang sakit
  • Hindari berbagi barang pribadi dengan orang sakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com