KOMPAS.com - Stroke hemoragik merupakan salah satu jenis stroke yang kurang umum. Stroke jenis ini terjadi saat pembuluh darah pecah dan berdarah di otak.
Hanya dalam beberapa menit, sel-sel otak dapat mati.
Beberapa penyebabnya termasuk aneurisma berdarah, malformasi arteriovenosa (AVM), atau dinding arteri yang pecah.
Baca juga: Kenali Apa itu Stroke Hemoragik dan Gejalanya
Stroke hemoragik juga umum disebut sebagai perdarahan intraserebral. Gejalanya bervariasi bagi tiap penderitanya, tapi hampir selalu muncul segera setelah stroke terjadi.
Gejala stroke hemoragik dapat meliputi:
Segera bawa orang dengan gejala di atas ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan medis. Stroke merupakan kondisi yang dapat mengancam nyawa.
Stroke hemoragik dapat terjadi saat pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Terdapat banyak kondisi yang dapat memengaruhi kondisi pembuluh darah.
Faktor-faktor yang berkaitan dengan stroke hemoragik meliputi:
Baca juga: Bagaimana Darah Tinggi Bisa Menyebabkan Stroke?
Stroke iskemik juga dapat menyebabkan pendarahan di otak.
Selain itu, salah satu penyebab yang kurang umum adalah karena pecahnya jalinan abnormal pembuluh darah yang berdinding tipis (malformasi arteriovenosa).
Risiko stroke hemoragik dapat meningkat dengan faktor-faktor berikut:
Seseorang yang diduga mengalami stroke akan dibawa untuk menjalani tes laboratorium lengkap.
Beberapa tes yang mungkin dilakukan seperti menghitung darah lengkap (CBC), panel metabolik, dan studi koagulasi (bagi pasien yang menggunakan antikoagulan).
Baca juga: 8 Makanan untuk Penderita Stroke
Pencitraan otak menggunakan MRI atau CT scan juga merupakan langkah penting untuk mengevaluasi dugaan stroke hemoragik.
Perawatan darurat stroke hemoragik berfokus pada pengendalian pendarahan dan mengurangi tekanan di otak.
Pilihan pengobatan dapat meliputi:
Baca juga: Stroke pada Anak: Gejala, Penyebab, Efek, hingga Cara Mengobati
Dibutuhkan rehabilitasi dan terapi bagi penderita stroke hemoragik yang tergantung pada tingkat keparahan dan jumlah kerusakan jaringan yang terjadi.
Beberapa terapi yang biasa dilakukan, termasuk:
Tujuan utama terapi adalah mengembalikan fungsi tubuh sebanyak mungkin.
Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke secara signifikan:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.