Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2021, 19:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prosedur pencabutan gigi sering kali dianggap mengerikan bagi banyak orang, terutama anak-anak.

Umumnya pencabutan gigi dilakukan jika gigi bermasalah, seperti saraf mati pada gigi berlubang, susunan gigi yang tidak beraturan, abses gigi, dan sebagainya.

Bagi sebagian orang, pencabutan gigi dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat masalah gigi.

Namun, terdapat kondisi yang dapat muncul atau komplikasi pencabutan gigi yang disebut dengan dry socket.

Baca juga: Amankah Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19?

Dry socket atau alveolar osteitis merupakan rasa nyeri hebat yang muncul setelah gigi dicabut akibat tulang rahang mengalami peradangan.

Ruang kosong atau soket pada gigi seharusnya dilapisi oleh gumpalan darah yang berfungsi untuk melindungi tulang dan saraf sebelum jaringan baru terbentuk.

Namun, apabila bekuan atau gumpalan darah tidak terbentuk dengan baik atau terlepas dari gusi maka akan menyebabkan dry socket.

Dry socket dapat menyebabkan saraf dan tulang pada gusi menjadi terbuka dan memicu infeksi ataupun komplikasi jika tidak segera ditangani.

Gejala

Merangkum Mayo Clinic dan Web MD, dry socket dapat disadari dengan adanya tulang keputihan yang terlihat kering pada area gigi yang dicabut.

Kondisi ini sering disertai rasa sakit yang dimulai sekitar dua hari setelah pencabutan gigi dan seiring waktu menjadi lebih parah, bahkan menyebar ke telinga.

Berikut gejala lain dari dry socket, di antaranya:

Baca juga: Kapan Harus Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19?

  • Rasa sakit yang parah dalam beberapa hari setelah pencabutan gigi
  • Hilangnya sebagian atau seluruh gumpalan darah pada area pencabutan gigi, yang mungkin disadari dengan soket yang tampak kosong atau mengering
  • Terlihat tulang pada soket
  • Rasa sakit yang menyebar dari soket ke telinga, mata, pelipis, atau leher. Biasanya terasa di sisi yang sama dengan area pencabutan gigi
  • Bau mulut
  • Rasa tidak enak pada mulut
  • Gusi bengkak dan kemerahan

Penyebab

Dikutip dari Healthline, dry socket dapat terjadi setelah pencabutan gigi karena gumpalan darah pelindung tidak terbentuk pada area gigi yang dicabut.

Hingga saat ini, penyebab gumpalan darah tidak terbentuk pada area gigi yang dicabut masih belum diketahui secara pasti.

Namun, kondisi ini mungkin dipicu karena kontaminasi bakteri, baik dari makanan, cairan, atau benda lain yang masuk ke dalam mulut.

Trauma atau cedera pada area tersebut juga dapat menyebabkan dry socket. Hal ini dapat terjadi pada pencabutan gigi yang rumit, misalnya pada kasus impaksi gigi bungsu.

Selain itu, kesalahan perawatan setelah prosedur cabut gigi, misalnya secara tidak sengaja menekan area soket dengan sikat gigi, juga dapat menyebabkan dry socket.

Faktor risiko

Melansir Web MD, selain orang yang baru melakukan pencabutan gigi, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami dry socket, di antaranya:

Baca juga: 5 Tips Aman Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19

  1. Kebiasaan merokok
  2. Penggunaan kontrasepsi oral atau pil KB
  3. Tidak merawat luka pascaoperasi dengan benar
  4. Kelainan struktur tulang rahang
  5. Tidak menerapkan kebersihan mulut yang baik
  6. Infeksi di dalam mulut, baik sebelum atau saat pencabutan gigi
  7. Pernah mengalami dry socket

Diagnosis

Penting untuk segera menghubungi dokter gigi jika muncul rasa sakit yang parah setelah pencabutan gigi.

Dokter akan melakukan pemeriksaan pada mulut untuk melihat soket gigi yang kosong.

Dokter mungkin menyarankan rontgen untuk memastikan apakah terjadi infeksi tulang atau osteomielitis dan melihat apakah tulang atau akar gigi tertinggal di soket.

Perawatan

Pengobatan bertujuan untuk meredakan rasa nyeri sembari melakukan penanganan pada dry socket.

Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dokter untuk menangani dry socket, yaitu:

  1. Membersihkan soket atau area gigi yang dicabut agar terbebas dari makanan dan partikel lain
  2. Melapisi soket dengan pasta atau gel yang mengandung obat pereda nyeri untuk meredakan rasa nyeri dan melindungi tulang yang terlihat
  3. Memberikan resep obat aintiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, aspirin, dan naproxen, atau antibiotik untuk mencegah soket terinfeksi bakteri

Baca juga: Menkes Dorong Pemanfaatan Teknologi untuk Layanan Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19

Selama proses penyembuhan, dokter mungkin menyarankan penderita untuk kumur dengan air garam atau obat kumur yang diresepkan agar tidak ada partikel makanan yang menyangkut.

Selain itu, terdapat beberapa tindakan yang dilakukan di rumah untuk membantu mempercepat penyembuhan dan meredakan gejala dry socket, yaitu:

  1. Minum obat pereda nyeri sesuai resep
  2. Minum banyak air putih agar tetap terhidrasi
  3. Rutin kumur dengan air garam hangat secara lembut

Pencegahan

Berikut beberapa tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko terkena dry socket:

  • Hindari merokok atau penggunaan produk tembakau
  • Penderita yang mengonsumsi pil KB sebaiknya melakukan konsultasi dengan dokter gigi mengenai konsumsi pil KB saat melakukan pencabutan gigi
  • Tidak menggunakan sedotan setelah tindakan cabut gigi untuk mencegah balutan terlepas
  • Sikat gigi secara lembut pada area sekitar gigi yang dicabut
  • Hindari aktivitas fisik yang dapat memicu lepasnya gumpalan darah pada soket
  • Hindari minuman berkarbonasi, berkafein, dan alkohol setelah operasi cabut gigi
  • Makan makanan lembut pada beberapa hari pertama pascaoperasi
  • Hindari makanan keras, kenyal, panas, dan pedas setelah cabut gigi
  • Terapkan kebersihan mulut dan gigi yang baik setelah tindakan cabut gigi
  • Lakukan konsultasi rutin dengan dokter gigi selama masa penyembuhan pascaoperasi gigi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau