KOMPAS.com - Prosedur pencabutan gigi sering kali dianggap mengerikan bagi banyak orang, terutama anak-anak.
Umumnya pencabutan gigi dilakukan jika gigi bermasalah, seperti saraf mati pada gigi berlubang, susunan gigi yang tidak beraturan, abses gigi, dan sebagainya.
Bagi sebagian orang, pencabutan gigi dilakukan untuk mengatasi ketidaknyamanan akibat masalah gigi.
Namun, terdapat kondisi yang dapat muncul atau komplikasi pencabutan gigi yang disebut dengan dry socket.
Baca juga: Amankah Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19?
Dry socket atau alveolar osteitis merupakan rasa nyeri hebat yang muncul setelah gigi dicabut akibat tulang rahang mengalami peradangan.
Ruang kosong atau soket pada gigi seharusnya dilapisi oleh gumpalan darah yang berfungsi untuk melindungi tulang dan saraf sebelum jaringan baru terbentuk.
Namun, apabila bekuan atau gumpalan darah tidak terbentuk dengan baik atau terlepas dari gusi maka akan menyebabkan dry socket.
Dry socket dapat menyebabkan saraf dan tulang pada gusi menjadi terbuka dan memicu infeksi ataupun komplikasi jika tidak segera ditangani.
Merangkum Mayo Clinic dan Web MD, dry socket dapat disadari dengan adanya tulang keputihan yang terlihat kering pada area gigi yang dicabut.
Kondisi ini sering disertai rasa sakit yang dimulai sekitar dua hari setelah pencabutan gigi dan seiring waktu menjadi lebih parah, bahkan menyebar ke telinga.
Berikut gejala lain dari dry socket, di antaranya:
Baca juga: Kapan Harus Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19?
Dikutip dari Healthline, dry socket dapat terjadi setelah pencabutan gigi karena gumpalan darah pelindung tidak terbentuk pada area gigi yang dicabut.
Hingga saat ini, penyebab gumpalan darah tidak terbentuk pada area gigi yang dicabut masih belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini mungkin dipicu karena kontaminasi bakteri, baik dari makanan, cairan, atau benda lain yang masuk ke dalam mulut.
Trauma atau cedera pada area tersebut juga dapat menyebabkan dry socket. Hal ini dapat terjadi pada pencabutan gigi yang rumit, misalnya pada kasus impaksi gigi bungsu.
Selain itu, kesalahan perawatan setelah prosedur cabut gigi, misalnya secara tidak sengaja menekan area soket dengan sikat gigi, juga dapat menyebabkan dry socket.
Melansir Web MD, selain orang yang baru melakukan pencabutan gigi, terdapat beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami dry socket, di antaranya:
Baca juga: 5 Tips Aman Pergi ke Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19
Penting untuk segera menghubungi dokter gigi jika muncul rasa sakit yang parah setelah pencabutan gigi.
Dokter akan melakukan pemeriksaan pada mulut untuk melihat soket gigi yang kosong.
Dokter mungkin menyarankan rontgen untuk memastikan apakah terjadi infeksi tulang atau osteomielitis dan melihat apakah tulang atau akar gigi tertinggal di soket.
Pengobatan bertujuan untuk meredakan rasa nyeri sembari melakukan penanganan pada dry socket.
Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan dokter untuk menangani dry socket, yaitu:
Baca juga: Menkes Dorong Pemanfaatan Teknologi untuk Layanan Dokter Gigi Saat Pandemi Covid-19
Selama proses penyembuhan, dokter mungkin menyarankan penderita untuk kumur dengan air garam atau obat kumur yang diresepkan agar tidak ada partikel makanan yang menyangkut.
Selain itu, terdapat beberapa tindakan yang dilakukan di rumah untuk membantu mempercepat penyembuhan dan meredakan gejala dry socket, yaitu:
Berikut beberapa tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko terkena dry socket:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.