Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/11/2021, 15:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dismenore atau kram menstruasi adalah kondisi nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah.

Banyak wanita mengalami dismenore sebelum dan selama periode menstruasi mereka.

Kondisi seperti endometriosis atau fibroid rahim dapat menyebabkan kram menstruasi.

Baca juga: Seberapa Efektif Koyo Nyeri Haid Meredakan Kram Datang Bulan?

Mengobati penyebabnya adalah kunci untuk mengurangi rasa sakit.

Kram menstruasi yang tidak disebabkan oleh kondisi lain cenderung berkurang seiring bertambahnya usia dan sering membaik setelah melahirkan.

Penyebab

Selama periode menstruasi, rahim berkontraksi untuk membantu mengeluarkan lapisannya.

Zat mirip hormon (prostaglandin) memicu kontraksi otot rahim.

Tingkat prostaglandin yang lebih tinggi membuat dismenore yang lebih parah.

Dismenore dapat disebabkan oleh:

  • Endometriosis
  • Fibroid rahim
  • Adenomiosis
  • Penyakit radang panggul
  • Stenosis serviks.

Gejala

Menurut Mayo Clinic, gejala dismenore meliputi:

  • Nyeri berdenyut atau kram di perut bagian bawah yang bisa menjadi intens
  • Nyeri yang dimulai satu hingga tiga hari sebelum menstruasi, memuncak 24 jam setelah awal menstruasi dan mereda dalam dua hingga tiga hari
  • Sakit terus menerus
  • Nyeri yang menjalar ke punggung bawah dan paha.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Kram Menstruasi ala Rumahan

Beberapa wanita ketika mengalami dismenore juga disertai dengan:

  • Mual
  • Diare
  • Sakit kepala
  • Pusing.

Diagnosis

Temui dokter segera jika:

  • Kram menstruasi mengganggu setiap bulan
  • Gejala semakin memburuk
  • Mulai mengalami kram menstruasi yang parah setelah usia 25 tahun

Dokter akan meninjau riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul.

Selama pemeriksaan panggul, dokter akan memeriksa kelainan pada organ reproduksi dan mencari tanda-tanda infeksi.

Jika terdapat indikasi suatu kelainan yang menyebabkan dismenore, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lain, seperti:

  • USG
  • CT scan atau MRI scan
  • Laparoskopi.

Perawatan

Melansir Cleveland Clinic, berikut perawatan yang bisa dilakukan untuk meredakan dismenore ringan:

Baca juga: 13 Cara Mengatasi Sakit Perut saat Haid Pakai Obat dan Secara Alami

  • Minum ibuprofen atau asetaminofen segera setelah pendarahan atau kram dimulai
  • Letakkan bantal pemanas atau botol air panas di punggung bagian bawah atau perut
  • Istirahat
  • Hindari makanan yang mengandung kafein
  • Hindari merokok dan minum alkohol
  • Pijat punggung bagian bawah dan perut.

Jika langkah-langkah di atas tidak menghilangkan rasa sakit, penyedia layanan kesehatan dapat merekomendasikan obat untuk pasien.

Obat-obatan tersebut biasanya termasuk ibuprofen atau obat antiinflamasi lainnya dalam dosis lebih tinggi yang tersedia tanpa resep.

Penyedia layanan kesehatan juga dapat menyarankan kontrasepsi oral.

Hal ini karena wanita yang menggunakan kontrasepsi oral cenderung lebih sedikit megalami nyeri menstruasi.

Jika didiagnosis menderita dismenore sekunder, dokter akan mendiskusikan perawatan dari kondisi yang menyebabkan rasa sakit tersebut.

Perawatan bisa meliputi kontrasepsi oral, jenis obat lain, atau operasi.

Komplikasi

Dismenore tidak menyebabkan komplikasi medis lainnya, tetapi dapat mengganggu aktivitas harian.

Namun, kondisi tertentu yang terkait dengan dismenore dapat menyebabkan komplikasi.

Misalnya, endometriosis yang dapat menyebabkan masalah kesuburan.

Baca juga: 10 Tanda-tanda PMS (Pre-menstrual Syndrome) Jelang Haid

Penyakit radang panggul juga dapat melukai saluran tuba, meningkatkan risiko sel telur yang dibuahi tertanam di luar rahim (kehamilan ektopik).

Pencegahan

Wanita yang berolahraga secara teratur mengalami nyeri haid yang lebih sedikit.

Makan makanan yang seimbang dan berolahraga secara teratur dapat membantu menghentikan kram agar tidak terlalu intens.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com