Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2021, 14:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ensefalopati adalah istilah umum untuk penyakit yang mempengaruhi fungsi atau struktur otak.

Ada banyak jenis ensefalopati dan penyakit otak. Beberapa jenis bersifat permanen dan beberapa bersifat sementara.

Beberapa jenis sudah ada sejak lahir dan tidak pernah berubah, sementara yang lain didapat setelah lahir dan mungkin semakin memburuk.

Baca juga: Mengenal Gejala Ensefalitis, Peradangan Akut pada Otak

Penyebab

Penyebab ensefalopati banyak dan beragam. Beberapa contoh penyebab ensefalopati meliputi:

  • Infkesi menular (bakteri, virus, parasit, atau prion)
  • Anoxic (kekurangan oksigen ke otak, termasuk penyebab traumatis)
  • Alkoholik (keracunan alkohol)
  • Hati (misalnya, gagal hati atau kanker hati)
  • Uremik (gagal ginjal atau ginjal)
  • Penyakit metabolik (hiper atau hipokalsemia, hipo atau hipernatremia, serta hipo atau hiperglikemik)
  • Tumor otak
  • Berbagai jenis bahan kimia beracun (merkuri, timbal, atau amonia)
  • Perubahan tekanan di dalam otak (seringkali dari perdarahan, tumor, atau abses)
  • Gizi buruk.

Meskipun banyak penyebab ensefalopati diketahui, sebagian besar kasus muncul dari beberapa kategori utama di bawah ini:

  • Infeksi (HIV, Neisseria meningitides, herpes, dan hepatitis B dan hepatitis C)
  • Kerusakan hati (alkohol dan racun)
  • Anoksia otak atau kerusakan sel otak (termasuk trauma)
  • Gagal ginjal (uremik).

Gejala

Gejala utama ensefalopati adalah keadaan mental yang berubah, seperti:

Baca juga: Pembengkakan Otak

  • Mengalami kesulitan untuk tetap waspada
  • Mengalami masalah dalam berpikir atau memproses informasi
  • Merasa bingung
  • Melupakan sesuatu
  • Berperilaku di luar karakter
  • Sulit berkonsentrasi
  • Merasa sangat lelah.

Gejala-gejala ini dapat memburuk seiring waktu. Perkembangan kondisi ini tergantung pada jenis ensefalopati dan seberapa parahnya.

Selain keadaan mental yang berubah, seseorang dengan ensefalopati berisiko mengalami:

  • Kedutan otot yang tidak disengaja
  • Gerakan mata yang tidak disengaja
  • Gemetar
  • Kelemahan otot
  • Kesulitan menelan atau berbicara
  • Kejang.

Diagnosis

Dokter dapat menggunakan metode pemeriksaan berikut untuk melakukan diagnosis:

  • Tes darah
  • Pemeriksaan cairan tulang belakang
  • Studi pencitraan, seperti MRI atau CT scan
  • Elektroensefalogram.

Baca juga: Merokok Juga Punya Pengaruh Negatif Pada Otak

Perawatan

Setelah dokter menentukan penyebab ensefalopati seseorang, mereka dapat merekomendasikan pengobatan terbaik.

Dokter biasanya menyarankan berbagai obat untuk memperlambat perkembangan kerusakan.

Dalam beberapa kasus, bisa diperlukan pembedahan.

Jika seseorang mengalami kejang, dokter akan meresepkan obat antikonvulsan.

Komplikasi

Ensefalopati berat dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau koma.

Dalam kasus yang jarang terjadi, ensefalopati juga dapat menyebabkan kerusakan otak permanen atau kematian.

Pencegahan

Tidak semua bentuk ensefalopati dapat dicegah. Namun, seseorang dapat menurunkan risikonya dengan:

  • Makan makanan yang sehat dan seimbang
  • Mengurangi konsumsi alkohol
  • Menghindari paparan bahan kimia beracun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau