Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/11/2021, 11:00 WIB
Annisyah Dewi N,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beraktivitas di luar ruangan memang menyenangkan. Namun, terdapat penyakit mata yang dapat muncul akibat sering beraktivitas di luar ruangan.

Salah satu penyakit mata yang muncul akibat sering melakukan aktivitas di luar ruangan adalah pterygium atau surfer’s eyes.

Pterygium disebut juga surfer’s eyes karena kondisi ini sering ditemukan pada orang yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, terutama peselancar.

Baca juga: 3 Masalah Mata yang Disebabkan oleh Kolesterol Tinggi

Pterygium adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada konjungtiva, yaitu selaput bening yang melapisi kelopak mata dan sklera (bagian putih bola mata).

Pertumbuhan jaringan berbentuk seperti segitiga dan biasanya diawali pada bagian tepi mata yang dekat dengan pangkal hidung.

Pterygium menyebabkan selaput pada bagian putih bola mata berubah menjadi keruh.

Meskipun penyakit ini tidak berbahaya karena jaringan tersebut bersifat jinak (nonkanker), tetapi jika dibiarkan pterygium dapat meluas hingga ke kornea mata.

Pterygium yang meluas hingga ke kornea akan menyebabkan gangguan penglihatan karena cahaya yang masuk melalui pupil terhalang oleh pterygium.

Gejala

Merangkum All About Vision dan Cedars-Sinai, pterygium merupakan penyakit yang tidak selalu menimbulkan gejala sehingga seseorang sering tidak menyadari memiliki pterygium.

Gejala pterygium dapat diawali dengan munculnya selaput yang menyerupai segitiga pada lapisan konjungtiva mata.

Terdapat beberapa gejala umum pterygium, yaitu:

  • Iritasi mata
  • Mata merah
  • Mata terasa terbakar
  • Mata terasa gatal
  • Mata kering
  • Terasa seperti ada pasir di dalam mata
  • Perasaan seperti ada benda asing di dalam mata
  • Penglihatan terhalang atau buram akibat pertumbuhan jaringan yang menutupi kornea.

Baca juga: 8 Makanan dan Minuman yang Dapat Berdampak Buruk terhadap Mata

Penyebab

Dirangkum dari Healthline dan Medline Plus, penyebab pterygium masih tidak diketahui secara pasti.

Namun, kondisi ini diduga terjadi karena paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan.

Pterygium juga lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di garis khatulistiwa dengan cuaca yang panas dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.

Faktor risiko

Beberapa kondisi berikut diduga meningkatkan risiko mengalami pterygium, yaitu:

  1. Bekerja atau beraktivitas di luar ruangan terutama di bawah terik matahari, seperti petani, nelayan, dan peselancar
  2. Mata yang kering
  3. Sering terpapar pasir, asap, debu, atau angin
  4. Tinggal di negara tropis atau negara yang dilewati garis khatulistiwa.

Diagnosis

Dirangkum dari Healthline dan Assil Eye Institute, mendiagnosis pterygium cukup mudah dengan melakukan pemeriksaan mata.

Dokter akan menggunakan mikroskop khusus yang disebut slit lamp, untuk mengamati pertumbuhan jaringan pada bagian depan bola mata secara lebih jelas.

Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan tes penunjang untuk memastikan diagnosis dan mengetahui kondisi lain yang menyebabkan pertumbuhan jaringan pada mata.

Baca juga: 5 Komplikasi Diabetes pada Mata yang Perlu Diwaspadai

Berikut beberapa tes penunjang untuk memastikan diagnosis pterygium:

  1. Tes ketajaman visual dan tes lapang pandang
    Untuk mengetahui ketajaman dan kemampuan penglihatan penderita
  2. Keratometri
    Pemeriksaan mata yang bertujuan untuk mengukur radius kelengkungan kornea sehingga mengetahui kemampuan kornea untuk fokus ke suatu objek
  3. Tes topografi kornea
    Dapat menunjukkan bentuk dan kekuatan kornea sehingga dapat mengetahui perubahan lengkungan pada kornea
  4. Pengambilan gambar
    Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil foto jaringan di mata secara berkala untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan pterygium.

Perawatan

Dilansir dari Medical News Today, pterygium biasanya tidak memerlukan penanganan khusus jika berukuran kecil dan tidak mengganggu.

Namun, jika menjadi lebih besar atau menimbulkan gejala yang mengganggu, seperti gangguan penglihatan maka kondisi ini memerlukan penanganan lebih lanjut.

Berikut beberapa metode penanganan pterygium:

  • Obat tetes mata, air mata buatan, atau salep mata yang dijual bebas untuk meringankan gejala dan menjaga kelembapan mata
  • Obat tetes mata yang mengandung steroid untuk meredakan peradangan jika obat yang dijual bebas tidak meredakan gejala
  • Operasi pengangkatan pterygium jika pterygium tidak dapat ditangani dengan obat tetes mata atau menyebabkan gangguan penglihatan.

Baca juga: 7 Makanan yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Mata

Komplikasi

Merangkum Healthline dan Cedars-Sinai, pterygium dapat tumbuh hingga mencapai kornea dan menyebabkan hilangnya penglihatan jika tidak segera ditangani.

Selain itu, pterygium juga dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:

  1. Astigmatisme
  2. Iritasi mata
  3. Pterygium kambuh setelah operasi
  4. Mata kering
  5. Infeksi mata setelah operasi.

Pencegahan

Mengutip Healthline, cara mencegah pertumbuhan pterygium adalah dengan menggunakan kacamata hitam atau topi saat berada di luar ruangan.

Hal ini bertujuan untuk melindungi mata dari paparan sinar matahari, angin, dan debu secara langsung.

Selain itu, pastikan juga kacamata hitam yang digunakan dapat melindungi mata dari sinar ultraviolet (UV) matahari.

Pada seseorang yang memiliki riwayat pterygium, membatasi paparan angin, debu, asap, dan sinar matahari dapat memperlambat pertumbuhan pterygium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau