KOMPAS.com - Beraktivitas di luar ruangan memang menyenangkan. Namun, terdapat penyakit mata yang dapat muncul akibat sering beraktivitas di luar ruangan.
Salah satu penyakit mata yang muncul akibat sering melakukan aktivitas di luar ruangan adalah pterygium atau surfer’s eyes.
Pterygium disebut juga surfer’s eyes karena kondisi ini sering ditemukan pada orang yang banyak menghabiskan waktu di luar ruangan, terutama peselancar.
Baca juga: 3 Masalah Mata yang Disebabkan oleh Kolesterol Tinggi
Pterygium adalah pertumbuhan jaringan abnormal pada konjungtiva, yaitu selaput bening yang melapisi kelopak mata dan sklera (bagian putih bola mata).
Pertumbuhan jaringan berbentuk seperti segitiga dan biasanya diawali pada bagian tepi mata yang dekat dengan pangkal hidung.
Pterygium menyebabkan selaput pada bagian putih bola mata berubah menjadi keruh.
Meskipun penyakit ini tidak berbahaya karena jaringan tersebut bersifat jinak (nonkanker), tetapi jika dibiarkan pterygium dapat meluas hingga ke kornea mata.
Pterygium yang meluas hingga ke kornea akan menyebabkan gangguan penglihatan karena cahaya yang masuk melalui pupil terhalang oleh pterygium.
Merangkum All About Vision dan Cedars-Sinai, pterygium merupakan penyakit yang tidak selalu menimbulkan gejala sehingga seseorang sering tidak menyadari memiliki pterygium.
Gejala pterygium dapat diawali dengan munculnya selaput yang menyerupai segitiga pada lapisan konjungtiva mata.
Terdapat beberapa gejala umum pterygium, yaitu:
Baca juga: 8 Makanan dan Minuman yang Dapat Berdampak Buruk terhadap Mata
Dirangkum dari Healthline dan Medline Plus, penyebab pterygium masih tidak diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini diduga terjadi karena paparan sinar ultraviolet (UV) yang berlebihan.
Pterygium juga lebih sering terjadi pada orang yang tinggal di garis khatulistiwa dengan cuaca yang panas dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan.
Beberapa kondisi berikut diduga meningkatkan risiko mengalami pterygium, yaitu:
Dirangkum dari Healthline dan Assil Eye Institute, mendiagnosis pterygium cukup mudah dengan melakukan pemeriksaan mata.
Dokter akan menggunakan mikroskop khusus yang disebut slit lamp, untuk mengamati pertumbuhan jaringan pada bagian depan bola mata secara lebih jelas.
Jika diperlukan, dokter mungkin akan melakukan tes penunjang untuk memastikan diagnosis dan mengetahui kondisi lain yang menyebabkan pertumbuhan jaringan pada mata.
Baca juga: 5 Komplikasi Diabetes pada Mata yang Perlu Diwaspadai
Berikut beberapa tes penunjang untuk memastikan diagnosis pterygium:
Dilansir dari Medical News Today, pterygium biasanya tidak memerlukan penanganan khusus jika berukuran kecil dan tidak mengganggu.
Namun, jika menjadi lebih besar atau menimbulkan gejala yang mengganggu, seperti gangguan penglihatan maka kondisi ini memerlukan penanganan lebih lanjut.
Berikut beberapa metode penanganan pterygium:
Baca juga: 7 Makanan yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Mata
Merangkum Healthline dan Cedars-Sinai, pterygium dapat tumbuh hingga mencapai kornea dan menyebabkan hilangnya penglihatan jika tidak segera ditangani.
Selain itu, pterygium juga dapat menyebabkan beberapa kondisi berikut:
Mengutip Healthline, cara mencegah pertumbuhan pterygium adalah dengan menggunakan kacamata hitam atau topi saat berada di luar ruangan.
Hal ini bertujuan untuk melindungi mata dari paparan sinar matahari, angin, dan debu secara langsung.
Selain itu, pastikan juga kacamata hitam yang digunakan dapat melindungi mata dari sinar ultraviolet (UV) matahari.
Pada seseorang yang memiliki riwayat pterygium, membatasi paparan angin, debu, asap, dan sinar matahari dapat memperlambat pertumbuhan pterygium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.