Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2021, 06:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Polihidramnion adalah kondisi akumulasi berlebihan cairan ketuban.

Sebagian besar kasus polihidramnion cenderung ringan dan diakibatkan oleh penumpukan cairan ketuban secara bertahap selama paruh kedua kehamilan.

Ada pun polihidramnion berat dapat menyebabkan sesak napas, persalinan prematur, atau tanda dan gejala lainnya.

Baca juga: Ketuban Pecah Dini: Penyebab, Tanda, Penanganan, dan Cara Mencegah

Penyebab

Beberapa penyebab polihidramnion yang diketahui meliputi:

  • Cacat lahir yang memengaruhi saluran pencernaan bayi atau sistem saraf pusat
  • Diabetes
  • Transfusi kembar
  • Kekurangan sel darah merah pada bayi (anemia janin)
  • Ketidakcocokan darah antara ibu dan bayi
  • Infeksi selama kehamilan.

Seringkali penyebab polihidramnion juga tidak diketahui pasti.

Gejala

Gejala polihidramnion terjadi akibat tekanan yang diberikan di dalam rahim dan organ di sekitarnya.

Polihidramnion ringan dapat menyebabkan sedikit tanda atau gejala atau bahkan tanpa gejala.

Polihidramnion berat dapat menyebabkan:

  • Sesak napas atau ketidakmampuan untuk bernapas
  • Pembengkakan pada ekstremitas bawah dan dinding perut
  • Ketidaknyamanan atau kontraksi uterus
  • Malposisi janin, seperti presentasi sungsang.

Diagnosis

Segera hubungi dokter jika wanita sedang hamil dan perut menjadi besar dengan sangat cepat.

Baca juga: 8 Manfaat Olahraga bagi Ibu Hamil Menurut Dokter Obgyn

Jika dokter mencurigai kondisi polihidramnion, ia akan melakukan USG janin.

Tes ini menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar bayi di monitor.

Jika USG awal menunjukkan bukti polihidramnion, dokterd apat melakukan USG yang lebih rinci.

Dokter akan memperkirakan volume cairan ketuban (AFV) dengan mengukur satu kantong cairan terbesar dan terdalam di sekitar bayi.

Nilai AFV 8 cm atau lebih menunjukkan polihidramnion.

Dokter dapat menawarkan pengujian tambahan jika memiliki diagnosis polihidramnion.

Pengujian akan didasarkan pada faktor risiko, paparan infeksi, dan evaluasi sebelumnya terhadap bayi. Tes tambahan di antaranya:

  • Tes darah
  • Amniosentesis
  • Tes non-stres
  • Profil biofisik.

Perawatan

Kasus polihidramnion ringan jarang memerlukan pengobatan dan dapat hilang dengan sendirinya.

Bahkan kasus yang menyebabkan ketidaknyamanan biasanya dapat ditangani tanpa intervensi.

Dalam kasus lain, pengobatan untuk kondisi yang mendasarinya, seperti diabetes dapat membantu mengatasi polihidramnion.

Baca juga: 6 Makanan dan Minuman yang Baik Dikonsumsi Ibu Hamil Trimester Pertama

Jika ibu mengalami persalinan prematur, sesak napas, atau sakit perut, mungkin memerlukan perawatan, seperti:

  • Drainase kelebihan cairan ketuban
  • Resep obat oral indometasin (Indocin) untuk membantu mengurangi produksi urin janin dan volume cairan ketuban. Indometasin tidak dianjurkan setelah 31 minggu kehamilan.

Komplikasi

Polihidramnion dikaitkan dengan komplikasi berikut:

  • Kelahiran prematur
  • Ketuban pecah lebih dini
  • Solusio plasenta
  • Prolaps tali pusat
  • Operasi caesar
  • Kelahiran mati
  • Pendarahan hebat karena kurangnya tonus otot rahim setelah melahirkan.

Semakin dini polihidramnion terjadi pada kehamilan dan semakin besar jumlah kelebihan cairan ketuban, semakin tinggi risiko komplikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau