Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/11/2021, 13:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Arteririts sel raksasa adalah peradangan pada lapisan arteri. Umumnya memengaruhi arteri di kepala, khususnya pelipis.

Kondisi ini disebut dengan arteritis temporal.

Arteritis sel raksasa sering menyebabkan sakit kepala, nyeri kulit kepala, nyeri rahang, dan menimbulkan masalah penglihatan.

Baca juga: 3 Gejala Penyakit Arteri Koroner yang Perlu Diwaspadai

Jika tidak diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kebutaan.

Gejala

Gejala arteritis temporal bergantung pada arteri mana yang terkena gangguan. Gejala utamanya, meliputi:

  • sering sakit kepala parah
  • rasa sakit dan kelembutan pada pelipis
  • sakit rahang saat makan atau berbicara
  • masalah penglihatan pada satu atau kedua mata, atau penglihatan ganda.

Gejala yang lebih umum juga dapat meliputi:

  • flu
  • penurunan berat badan yang tidak disengaja
  • depresi
  • kelelahan.

Penyebab

Dengan arteritis sel raksasa, lapisan arteri dapat meradang dan menyebabkannya membengkak.

Pembengkakan ini mempersempit pembuluh darah dan mengurangi jumlah darah. Akibatnya, jumlah oksigen dan nutrisi penting yang menuju jaringan tubuh pun turut berkurang.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami arteritis sel raksasa:

Baca juga: 4 Jenis Sakit Kepala sesuai Lokasinya

  • usia: arteritis sel raksasa hanya menyerang orang dewasa di atas 50 tahun ke atas. Umumnya dialami orang berusia 70 hingga 80.
  • seks: wanita memiliki dua kali kemungkinan lebih banyak dibanding pria
  • ras dan wilayah geografis: arteritis sel raksasa paling sering terjadi pada orang kulit putih di populasi Eropa Utara atau keturunan Skandinavia.
  • polimialgia rematik: kondisi ini mengakibatkan seseorang berisiko lebih tinggi mengalami arteritis sel raksasa dan bersifat genetik

Diagnosis

Beberapa tes yang dapat dilakukan dokter untuk mendiagnosis arteritis sel raksasa, yaitu:

  • tes darah: seperti laju sedimentasi eritrosit atau protein C-Reactive
  • tes pencitraan: berupa USG Doppler, MRA, atau PET untuk melihat letak dan gambaran gangguan dengan lebih jelas dan mendetail
  • biopsi: penggunaan mikroskop untuk melihat lebih jelas letak gangguan, melibatkan anestesi lokal pada prosedurnya

Komplikasi

Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat arteritis sel raksasa, yaitu:

  • kebutaan: aliran darah yang berkurang ke mata dapat menyebabkan hilangnya pengelihatan secara tiba-tiba atau rasa sakit pada satu atau kedua mata. Kondisi ini bersifat permanen.
  • aneurisma aorta: aneurisma adalah tonjolan yang terbentuk di pembuluh darah yang melemah, biasanya di arteri besar yang mengalir di tengah dada dan perut (aorta). Jika pecah, aneurisma aorta dapat menyebabkan pendarahan internal yang mengancam jiwa.
  • stroke: dalam kasus jarang, arteritis sel raksasa juga berpotensi dapat menyebabkan stroke.

Baca juga: 12 Penyebab Diseksi Aorta, Robeknya Pembuluh Darah Aorta yang Perlu Diwaspadai

Perawatan

Melansir NHS, arteritis temporal biasanya ditangani dengan obat steroid seperti prednisolone.

Terdapat dua tahap pengobatan.

  1. Steroid dosis tinggi selama beberapa minggu pertama untuk mengendalikan gejala.
  2. Dosis steroid yang lebih rendah (setelah gejala membaik) akan diberikan dalam rentang waktu yang lebih lama, sekitar beberapa tahun.

Dalam beberapa kasus, penderita mungkin perlu mengkonsumsi steroid selama masa hidup.

Dibutuhkan pertemuan rutin dengan dokter untuk mengecek kondisi penderita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau