Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2021, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Pada kondisi ini, kantung udara di paru-paru menjadi rusak dan meregang.

Hal ini menyebabkan batuk kronis dan kesulitan bernapas.

Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Emfisema yang Bisa Merusak Paru-paru

Merokok adalah penyebab paling umum dari emfisema, tetapi faktor lain juga dapat menyebabkannya.

Saat ini tidak ada obat khusus untuk emfisema.

Penyebab

Penyebab utama emfisema adalah paparan jangka panjang terhadap iritasi udara, termasuk:

  • Asap tembakau
  • Asap ganja
  • Polusi udara
  • Asap dan debu kimia.

Pada kasus yang jarang, emfisema disebabkan oleh defisiensi protein yang melindungi struktur elastis di paru-paru.

Kondisi ini disebut emfisema defisiensi alfa-1-antitripsin.

Selain itu, terdapat faktor-faktor yang meningkatkan risiko terkena emfisema, seperti:

  • Merokok
  • Usia, kebanyakan orang dengan emfisema terkait tembakau mulai mengalami gejala penyakit antara usia 40 dan 60 tahun
  • Paparan asap rokok
  • Paparan asap atau debu di tempat kerja
  • Paparan polusi dalam dan luar ruangan.

Gejala

Pada awalnya, pengidap emfisema mungkin tidak memiliki gejala sama sekali atau hanya sebatas gejala ringan.

Baca juga: Emfisema: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Saat penyakit semakin parah, gejala biasanya menjadi lebih parah. Gejala dapat mencakup:

  • Sering batuk atau mengi
  • Batuk yang menghasilkan banyak lendir
  • Sesak napas, terutama dengan aktivitas fisik
  • Suara siulan atau derit saat bernapas
  • Sesak di dada.

Beberapa orang dengan emfisema sering mengalami infeksi pernapasan seperti pilek dan flu.

Dalam kasus yang parah, emfisema dapat menyebabkan penurunan berat badan, kelemahan pada otot bagian bawah, dan pembengkakan pada pergelangan kaki atau tungkai.

Diagnosis

Temui dokter segera jika mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan selama beberapa bulan, terutama jika semakin parah atau mengganggu aktivitas sehari-hari.

Cari pertolongan medis segera jika:

  • Sangat sesak napas
  • Bibir atau kuku menjadi biru atau abu-abu karena aktivitas.

Penyedia layanan kesehatan bisa menggunakan banyak metode untuk membuat diagnosis, seperti:

  • Riwayat medis, termasuk menanyakan gejala
  • Mengecek riwayat kesehatan keluarga
  • Tes lain, seperti tes fungsi paru-paru, rontgen dada atau CT scan, dan tes darah.

Baca juga: 6 Gejala dan Penyebab Penyakit Emfisema

Perawatan

Tidak ada obat pasti untuk emfisema.

Namun, perawatan dapat membantu mengatasi gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan meningkatkan kemampuan untuk tetap aktif.

Ada juga perawatan untuk mencegah atau mengobati komplikasi penyakit. Perawatan untuk emfisema bervariasi, antara lain:

Perubahan gaya hidup, seperti berhenti merokok, menghindari asap rokok, dan jauhi tempat-tempat yang berisiko terdapat polusi penyebab iritasi paru-paru lainnya

  • Obat-obatan, seperti bronkodilator
  • Vaksin untuk flu dan pneumonia pneumokokus
  • Antibiotik jika mengalami infeksi paru-paru bakteri atau virus
  • Terapi oksigen, jika menderita emfisema parah dan kadar oksigen rendah dalam darah.

Rehabilitasi paru juga bisa dilakukan jika pasien memiliki masalah pernapasan kronis. Metode untuk rehabilitasi paru meliputi:

  • Pemberian program latihan
  • Pelatihan manajemen penyakit
  • Konseling nutrisi
  • Konseling psikologi.

Selain itu, pembedahan dapat dilakukan sebagai upaya terakhir bagi orang yang memiliki gejala parah dan belum membaik dengan obat-obatan. 

Baca juga: 4 Gejala Emfisema yang Perlu Diwaspadai

Terdapat variasi operasi yang bertujuan untuk

  • Menghapus jaringan paru-paru yang rusak
  • Membuang ruang udara besar (bula) yang dapat terbentuk ketika kantung udara dihancurkan 
  • Transplantasi paru-paru.

Komplikasi

Orang yang memiliki emfisema juga lebih mungkin untuk mengembangkan:

  • Paru-paru kolaps (pneumotoraks)
  • Masalah jantung
  • Lubang besar di paru-paru (bullae).

Pencegahan

Untuk mencegah emfisema, jangan merokok dan hindari menghirup asap rokok.

Kenakan masker untuk melindungi paru-paru jika bekerja dengan paparan asap atau debu kimia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com