Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/12/2021, 09:00 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hipospadia merupakan kondisi ketika lubang uretra tidak terbentuk dengan benar di ujung penis.

Uretra adalah saluran yang membawa urine dan sperma keluar dari tubuh melalui penis.

Hipospadia dapat menyebabkan masalah dengan buang air kecil dan fungsi seksual.

Baca juga: Kenali Apa Itu Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir

Faktor risiko

Pada dasarnya, penyebab pasti hipospadia tidak diketahui.

Namun, menurut Mayo Clinic, terdapat berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami hipospadia, yaitu:

  • Genetik, variasi gen tertentu dianggap berperan dalam gangguan hormon yang merangsang pembentukan alat kelamin pria
  • Riwayat keluarga, umumnya terjadi pada bayi
  • Bayi laki-laki yang lahir dari wanita berusia di atas 35 tahun
  • Paparan zat tertentu selama kehamilan.

Gejala

Melansir Cleveland Clinic, tanda dan gejala hipospadia mungkin termasuk:

  • Pembukaan uretra di area selain ujung penis
  • Penis melengkung ke bawah
  • Kulup tidak menutupi kepala penis dengan lengkap
  • Buang air kecil yang tidak normal seperti urine tidak menyembur dalam aliran arus
  • Salah satu testis tidak sepenuhnya turun ke dalam skrotum.

Diagnosis

Mengutip Mayo Clinic, hipospadia dapat didiagnosis berdasarkan pemeriksaan fisik.

Dokter kemungkinan juga akan merujuk Anda ke ahli bedah yang berspesialisasi dalam kondisi genital dan kemih untuk menerima evaluasi lebih lanjut dan memberikan perawatan ahli.

Baca juga: 5 Penyebab Hipospadia, Kelainan Penis Bawaan Lahir yang Bisa Terjadi

Perawatan

Beberapa bentuk hipospadia sangat kecil dan tidak memerlukan pembedahan.

Namun, pengobatan biasanya melibatkan pembedahan untuk memposisikan kembali lubang uretra dan meluruskan batang penis jika diperlukan.

Menurut Cleveland Clinic, selama melakukan pembedahan, dokter atau ahli urologi akan melakukan hal berikut:

  • Meluruskan batang penis
  • Membangun uretra baru
  • Posisikan lubang uretra di ujung penis
  • Merekonstruksi kulup.

Komplikasi

Seseorang yang mengalami hipospadia tidak dapat disunat. Selain itu, mengutip Mayo Clinic, hipospadia yang tidak diobati juga dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:

  • Penampilan penis yang tidak normal
  • Masalah dalam menggunakan toilet
  • Kelengkungan penis yang tidak normal dengan ereksi
  • Masalah dengan gangguan ejakulasi.

Pencegahan

Pada dasarnya, hipospadia dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Terutama pada wanita yang sedang mengandung untuk mengurangi risiko bayi terlahir dengan hipospadia, yaitu dengan cara:

Baca juga: Gejala Radang Vagina dan Cara Mengobatinya

  • Jangan merokok atau minum alkohol
  • Pertahankan berat badan yang sehat
  • Konsumsi asam folat saat hamil
  • Temui penyedia layanan kesehatan Anda untuk pemeriksaan rutin saat hamil.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau