Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2021, 07:14 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Atelektasis adalah kolapsnya seluruh atau sebagian paru-paru atau area (lobus) paru-paru.

Kondisi ini terjadi ketika kantung udara kecil (alveoli) di dalam paru-paru mengempis atau mungkin diisi dengan cairan alveolar.

Atelektasis adalah salah satu komplikasi pernapasan yang paling umum setelah dilakukan operasi.

Baca juga: Emboli Paru

Atelaktasis juga merupakan kemungkinan komplikasi dari masalah pernapasan lainnya, seperti cystic fibrosis, tumor paru-paru, cedera dada, cairan di paru-paru, dan kelemahan pernapasan. 

Seseorang dapat mengalami atelektasis jika menghirup benda asing.

Penyebab

Atelektasis disebabkan oleh penyumbatan saluran udara (bronkus atau bronkiolus) atau oleh tekanan di bagian luar paru-paru.

Atelektasis tidak sama dengan jenis paru kolaps lainnya seperti pneumotoraks, yang terjadi ketika udara keluar dari paru-paru.

Udara kemudian mengisi ruang di luar paru-paru, antara paru-paru dan dinding dada.

Faktor risiko untuk mengembangkan atelektasis meliputi:

  • Anestesi
  • Penggunaan tabung pernapasan
  • Benda asing di jalan napas (paling sering pada anak-anak)
  • Penyakit paru-paru
  • Lendir yang menyumbat jalan napas
  • Tekanan pada paru-paru yang disebabkan oleh penumpukan cairan antara tulang rusuk dan paru-paru (efusi pleura)
  • Istirahat di tempat tidur yang lama dengan sedikit perubahan posisi
  • Pernapasan dangkal (mungkin disebabkan oleh pernapasan yang menyakitkan atau kelemahan otot)
  • Tumor yang menghalangi jalan napas.

Baca juga: 10 Penyebab Radang Paru-paru, Bisa dari Asap Rokok sampai Penyakit

Gejala

Melansir Medline Plus, gejala atelektasis umumnya mencakup satu dari masalah berikut ini:

  • Kesulitan bernapas
  • Sakit dada
  • Batuk.

Jika atelektasis ringan, biasanya tidak ada gejala yang muncul.

Diagnosis

Segera cari pertolongan medis segera jika mengalami kesulitan bernapas.

Kondisi lain selain atelektasis dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan memerlukan diagnosis yang akurat dan perawatan yang cepat.

Untuk memastikan seseorang menderita atelektasis, tes berikut akan dilakukan untuk melihat kondisi paru-paru dan saluran udara:

  • Pemeriksaan fisik dengan auskultasi (mendengarkan) atau perkusi (mengetuk) dada
  • Bronkoskopi
  • Pemindaian CT atau MRI dada
  • Rontgen dada.

Perawatan

Tujuan perawatan adalah untuk mengobati penyebab yang mendasari dan memperluas kembali jaringan paru-paru yang kolaps.

Jika yang memberi tekanan pada paru-paru adalah cairan, maka mengeluarkan cairan dapat membuat paru-paru mengembang.

Baca juga: Edema Paru

Perawatan atelaktasis dapat berupa:

  • Tepuk dada (perkusi) di dada untuk melonggarkan sumbat lendir di jalan napas
  • Latihan pernapasan dalam (dengan bantuan perangkat spirometri insentif)
  • Menghapus atau menghilangkan penyumbatan di saluran udara dengan bronkoskopi
  • Miringkan pasien sehingga kepala lebih rendah dari dada (disebut drainase postural)
  • Mengobati tumor atau kondisi lainnya
  • Balikkan orang tersebut untuk berbaring di sisi yang sehat, sehingga area paru-paru yang kolaps dapat mengembang kembali
  • Gunakan obat hirup untuk membuka jalan napas
  • Gunakan perangkat lain yang membantu meningkatkan tekanan positif di saluran udara dan membersihkan cairan
  • Melakukan aktivitas fisik jika memungkinkan.

 

Komplikasi

Area kecil atelektasis, terutama pada orang dewasa, biasanya dapat diobati.

Komplikasi berikut dapat terjadi akibat atelektasis:

  • Oksigen darah rendah (hipoksemia)
  • Radang paru-paru
  • Gagal napas

Pencegahan

Beberapa kiat berikut dapat mencegah atelektasis:

  • Dorong gerakan dan pernapasan dalam apabila terbaring di tempat tidur untuk waktu yang lama
  • Jauhkan benda-benda kecil dari jangkauan anak kecil
  • Pertahankan pernapasan dalam setelah anestesi.

Baca juga: 3 Cara Mengobati Radang Paru-paru dengan Obat dan Tindakan Medis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau