KOMPAS.com - Emboli paru adalah penyumbatan di salah satu arteri pulmonalis di paru-paru.
Dalam kebanyakan kasus, emboli paru disebabkan oleh gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dari vena dalam di kaki, atau dalam kasus yang jarang, dari vena di bagian lain dari tubuh (deep vein thrombosis).
Karena gumpalan menghalangi aliran darah ke paru-paru, emboli paru bisa mengancam jiwa.
Baca juga: 11 Gejala Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai
Namun, pengobatan segera sangat mengurangi risiko kematian.
Emboli paru paling sering disebabkan oleh bekuan darah yang berkembang di pembuluh darah di luar paru-paru.
Bekuan darah yang paling umum adalah satu di vena dalam paha atau di panggul (daerah pinggul). Jenis gumpalan ini disebut deep vein thrombosis (DVT).
Bekuan darah pecah dan berjalan ke paru-paru di mana ia bersarang.
Penyebab yang kurang umum termasuk gelembung udara, tetesan lemak, cairan ketuban, atau gumpalan parasit atau sel tumor.
Emboli paru dapat terjadi karena situasi berikut:
Gangguan yang dapat menyebabkan pembekuan darah meliputi:
Baca juga: 3 Penyebab Emboli Paru yang Perlu Diwaspadai
Gejala utama emboli paru adalah nyeri dada dengan salah satu masalah berikut:
Gejala lain emboli paru yang mungkin terjadi yakni:
Emboli paru dapat mengancam jiwa.
Cari pertolongan medis segera jika mengalami sesak napas yang tidak dapat dijelaskan, nyeri dada, atau batuk yang menghasilkan dahak berdarah.
Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan.
Baca juga: 6 Cara Mudah Menjaga Kesehatan Paru-paru
Tes laboratorium berikut dapat dilakukan untuk melihat seberapa baik paru-paru bekerja:
Lebih lanjut, tes pencitraan berikut dapat membantu menentukan di mana bekuan darah berada:
Tes lain yang mungkin dilakukan meliputi:
Tes darah dapat dilakukan untuk memeriksa apakah pasien memiliki kemungkinan peningkatan pembekuan darah, termasuk:
Emboli paru membutuhkan perawatan segera.
Baca juga: 19 Makanan yang Baik untuk Kesehatan Paru-paru
Pasien mungkin perlu tinggal di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut seperti:
Apabila perawatan dilakukan di rumah, pasien mungkin diberi pil untuk diminum atau perlu menyuntikkan diri sendiri.
Untuk beberapa obat, pasien memerlukan tes darah untuk memantau dosis obat.
Jika pasien tidak dapat menggunakan pengencer darah, dokter dapat menyarankan pembedahan untuk menempatkan alat yang disebut filter vena cava inferior (filter IVC).
Emboli paru dapat mengancam jiwa.
Melansir Mayo Clinic, sekitar sepertiga orang dengan emboli paru yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati tidak dapat bertahan hidup.
Namun, ketika kondisi ini didiagnosis dan diobati dengan segera, jumlah itu turun drastis.
Emboli paru juga dapat menyebabkan hipertensi pulmonal, suatu kondisi di mana tekanan darah di paru-paru dan di sisi kanan jantung terlalu tinggi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, hipertensi pulmonal kronis bisa menyerang orang dengan emboli paru.
Pengencer darah dapat diresepkan untuk membantu mencegah DVT pada orang yang berisiko tinggi atau mereka yang menjalani operasi berisiko tinggi.
Baca juga: Jangan Sepelekan, Ini Pentingnya Vaksinasi untuk Kesehatan Paru-paru
Jika memiliki DVT, dokter akan meresepkan stoking bertekanan.
Stoking akan meningkatkan aliran darah di kaki dan mengurangi risiko pembekuan darah.
Sering menggerakkan kaki selama perjalanan panjang dan situasi lain ketika duduk atau berbaring untuk waktu yang lama juga dapat membantu mencegah DVT.
Orang yang berisiko sangat tinggi untuk pembekuan darah mungkin memerlukan suntikan pengencer darah yang disebut heparin ketika mereka melakukan penerbangan yang berlangsung lebih dari 4 jam.
Jangan merokok, sebab merokok meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.