Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/12/2021, 13:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Neuropati adalah kerusakan pada saraf sistem saraf perifer. Kondisi ini paling sering diakibatkan oleh diabetes.

Neuropati paling sering memengaruhi saraf kaki dan tangan, tapi saraf apapun dapat terlibat termasuk, termasuk saraf pengontrol organ dalam (saraf otonom).

Melansir Better Health, setengah dari penderita diabetes mengalami neuropati dan tidak ada obat khusus untuk menanganinya.

Baca juga: Mengenal Gejala Diabetes Neuropati dan Cara Mengatasinya

Perawatan dilakukan dengan tujuan meredakan gejala dan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

Gejala

Biasanya, gejala neuropati muncul secara bertahap.

Dalam banyak kasus, jenis kerusakan saraf pertama yang terjadi biasanya dimulai pada kaki.

Kerusakan saraf menyebabkan sensasi ‘kesemutan’ yang menyakitkan di area kaki.

Selain itu, gejala bervariasi tergantung pada area yang terpengaruhi.

Tanda dan gejala umum dari berbagai jenis neuropati diabetik, meliputi:

  • kepekaan terhadap sentuhan
  • kehilangan indra peraba
  • kesulitan dengan koordinasi saat berjalan
  • mati rasa atau nyeri di tangan atau kaki
  • sensasi terbakar di kaki, terutama pada malam hari
  • kelemahan atau pengecilan otot
  • kembung atau kenyang
  • mual, gangguan pencernaan, atau muntah
  • diare atau sembelit
  • pusing saat berdiri
  • keringat berlebih atau berkurang
  • masalah kandung kemih, seperti pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap
  • kekeringan vagina
  • disfungsi ereksi
  • ketidakmampuan untuk merasakan
  • glukosa darah rendah
  • masalah penglihatan, seperti penglihatan ganda
  • peningkatan denyut jantung.

Baca juga: Neuropati Perifer

Penyebab

Belum diketahui secara pasti penyebab dari setiap jenis neuropati.

Namun, terdapat dugaan bahwa gulah darah tinggi yang tidak terkontrol dapat merusak saraf dan mengganggu kemampuannya untuk mengirim sinyal—menyebabkan neuropati diabetik—seiring berjalannya waktu.

Gula darah tinggi juga melemahkan dinding pembuluh darah kecil (kapiler) yang memasok saraf dengan oksigen dan nutrisi.

Adapun beberapa faktor risiko terkait neuropati diabetik:

Siapapun yang menderita diabetes dapat mengembangkan neuropati. Namun, beberapa faktor di bawah ini meningkatkan risiko mengalami kerusakan saraf:

  • Kontrol gula darah yang buruk: gula darah yang tidak terkontrol menempatkan seseorang pada risiko setiap komplikasi diabetes, termasuk kerusakan saraf.
  • Riwayat kencing manis: risiko neuropati diabetik akan meningkat semakin lama orang tersebut menderita diabetes.
  • Penyakit ginjal: diabetes dapat merusak ginjal. Ginjal yang rusak berpotensi mengirimkan racun ke dalam darah dan menyebabkan kerusakan saraf.
  • Kelebihan berat badan: memiliki indeks massa tubuh (BMI) 25 atau lebih dapat meningkatkan risiko neuropati diabetik
  • Merokok: merokok dapat membuat arteri lebih sempit dan keras, mengurangi aliran darah ke kaki. Hal ini membuat luka menjadi lebih sulit untuk sembuh dan merusak saraf perifer.

Diagnosis

Diagnosis pada neuropati diabetik dapat meliputi:

Baca juga: Gejala dan Penyebab Neuropati Perifer yang Perlu Diwaspadai

  • bertanya terkait riwayat gejala khas neuropati
  • memeriksa kaki dan tungkai untuk respons terhadap rangsangan seperti suhu, sentuhan ringan, nyeri, gerakan, dan getaran
  • memeriksa refleks di pergelangan kaki dan lutut
  • tes untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab neuropati lainnya (seperti kadar B1 atau tiamin yang rendah).

Perawatan

Tidak ada obat untuk neuropati diabetik. Pengobatan dilakukan untuk:

  • memperlambat perkembangan penyakit
  • menghilangkan rasa nyeri
  • mengelola komplikasi dan mengembalikan fungsi.

Cara paling baik untuk penanganan gangguan ini adalah menjaga gula darah tetap konsisten untuk mencegah atau menunda kerusakan saraf.

Dokter akan mengetahui kisaran target terbaik untuk tiap penderita berdasarkan faktor seperti, usia, berapa lama telah menderita diabetes, serta kesehatan secara keseluruhan.

Berikut kadar gula darah yang direkomendasikan oleh American Diabetes Association, dilansir dari Mayo Clinic.

  • antara 80 dan 130 mg/dL, yaitu 4,4 dan 7,2 milimol per liter (mmol/L) sebelum makan
  • kurang dari 180 mg/DL (10,0 mmol/L) dua jam setelah makan.

Selain itu, obat yang mungkin direkomendasikan dokter adalah:

  • antidepresan trisiklik atau SNRI
  • antikejang.

Baca juga: Bagaimana Diabetes Memicu Kerusakan Saraf?

Pencegahan

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko neuropati diabetik:

  • jaga kadar glukosa darah dalam kisaran target
  • olahraga teratur
  • pertahankan berat badan yang sehat sesuai tinggi badan
  • berhenti merokok
  • mengurangi tekanan darah dan kadar lipid (lemak) melalui perubahan pola makan dan gaya hidup, serta mengkonsumsi obat-obatan yang sesuai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau