KOMPAS.com - Kelenjar Bartholin terletak di setiap sisi lubang vagina. Kelenjar ini mengeluarkan cairan yang membantu melumasi vagina.
Terkadang bukaan kelenjar ini menjadi terhambat, menyebabkan cairan kembali ke kelenjar.
Hasilnya adalah pembengkakan yang relatif tidak menimbulkan rasa sakit yang disebut kista Bartholin.
Baca juga: 5 Gejala dan Penyebab Kista Bartholin
Jika cairan di dalam kista terinfeksi, wanita dapat mengembangkan kumpulan nanah yang dikelilingi oleh jaringan yang meradang (abses).
Kista atau abses Bartholin relatif sering terjadi.
Pengobatan kista Bartholin tergantung pada ukuran kista, seberapa menyakitkan kista, dan infeksi kista.
Para ahli percaya bahwa penyebab kista Bartholin adalah cadangan cairan.
Cairan dapat menumpuk ketika pembukaan kelenjar (saluran) menjadi terhambat, hal ini bisa disebabkan oleh infeksi atau cedera.
Kista Bartholin dapat terinfeksi dan membentuk abses.
Sejumlah bakteri dapat menyebabkan infeksi, termasuk Escherichia coli (E. coli) dan bakteri yang menyebabkan infeksi menular seksual seperti gonore dan klamidia.
Gejala umum kista Bartholin antara lain:
Baca juga: Apakah Kista Bartholin Bisa Sembuh Sendiri?
Hubungi dokter segera jika:
Penyedia layanan kesehatan akan melakukan pemeriksaan panggul.
Jika mengalami kondisi ini, kelenjar Bartholin akan membesar dan lunak.
Dalam kasus yang jarang terjadi, biopsi mungkin disarankan pada wanita yang lebih tua untuk mencari tumor.
Selain itu, setiap keputihan atau cairan yang keluar akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian.
Ada beberapa cara pengobatan untuk mengatasi kista Bartholin, tergantung pada tingkat keparahannya.
Ragam metode perawatan yang umum dilakukan adalah:
Baca juga: 4 Penyebab Kista Vagina sesuai Jenisnya
Kista atau abses Bartholin dapat kambuh dan memerlukan perawatan lagi.
Tidak ada cara untuk mencegah kista Bartholin.
Namun, praktik seks yang lebih aman seperti menggunakan kondom dan kebiasaan kebersihan yang baik dapat membantu mencegah infeksi kista dan pembentukan abses.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.