Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 11:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hematoma adalah segumpal darah yang berada di luar pembuluh darah.

Umumnya, kondisi ini disebabkan oleh cedera pada dinding pembuluh darah dan mengakibatkannya merembes keluar dari pembuluh darah ke jaringan sekitarnya.

Hematoma dapat terjadi di segala jenis pembuluh darah, yaitu: arteri, vena, atau kapiler kecil.

Baca juga: Hematoma Subdural

Bentuknya dapat terlihat di bawah kulit atau kuku seperti memar keunguan dengan ukuran yang berbeda.

Gumpalan darah ini tidak hanya dapat terbentuk jauh di dalam tubuh hingga tak terlihat, tetapi juga dapat membentuk massa atau benjolan yang dapat dirasakan.

Hematoma diklasifikasikan berdasarkan lokasinya, yaitu:

  • hematoma subdural: antara jaringan otak dan lapisan dalam otak
  • hematoma epidural tulang belakang: antara tulang belakang dan lapisan luar sumsum tulang belakang
  • hematoma epidural intrakranial: antara tengkorak dan lapisan luar otak
  • hematoma subungual: di bawah kuku
  • hematoma intra-abdominal, peritoneal, atau retroperitoneal: di dalam rongga perut
  • hematoma telinga atau aural: antara tulang rawan telinga dan kulit di atasnya
  • hematoma limpa: limpa
  • hematoma hati: di dalam hati

Dalam banyak kasus, hematoma dapat sembuh secara spontan dari waktu ke waktu karena gumpalan darah dapat hilang dan pembuluh darah diperbaiki oleh mekanisme perbaikan tubuh.

Namun, terkadang dibutuhkan pembedahan untuk mengeluarkan atau mengevakuasi darah hematoma tersebut, tergantung pada gejala dan lokasinya.

Gejala

Gejala hematoma dapat bergantung pada lokasinya dan tergantung jika struktur di sekitar terpengaruh oleh peradangan dan pembengkakan akibat gumpalan darah ini.

Baca juga: Hematoma Epidural

Gejala dapat termasuk:

  • sakit kepala
  • kebingungan
  • kejang (hematoma subdural)
  • sakit punggung
  • hilangnya kontrol kandung kemih atau usus (hematoma epidural)
  • perubahan warna, kehilangan kuku, rasa sakit di dasar kuku, dan nyeri perut atau pinggang (limpa, hati, atau hematoma peritoneal).

Penyebab

Saat pembuluh darah pecah atau terluka, darah dapat bocor ke jaringan sekitarnya dan membentuk gumpalan bernama hematoma.

Penyebab paling umum dari hematoma adalah trauma atau cedera.

Cedera ringan yang memengaruhi pembuluh darah kecil, seperti kapiler di kulit, dapat menyebabkan memar.

Sementara itu, cedera pada pembuluh darah yang lebih besar dapat menyebabkan lebih banyak pendarahan.

Jika hematoma terbentuk di dalam tengkorak, gumpalan darah tersebut dapat menekan otak.

Orang dengan gangguan pembekuan darah akibat masalah koagulasi, obat antikoagulan, atau penyakit kronis juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami hematoma.

Hematoma dapat disebabkan oleh berbagai kondisi termasuk:

Baca juga: Memar

  • obat antikoagulasi, seperti warfarin atau heparin
  • prosedur pengambilan darah (pungsi vena) atau pemasangan kateter intravena
  • penyakit kronis
  • gangguan koagulasi, seperti hemofilia atau penyakit Von Willebrand (gangguan pendarahan herediter)
  • kekurangan trombosit (trombosit adalah bagian dari proses pembekuan normal)
  • trauma atau cedera.

Dalam beberapa kasus, hematoma mungkin merupakan gejala dari kondisi serius atau mengancam jiwa yang harus segera dievaluasi dalam keadaan darurat.

Hal ini termasuk trauma kepala yang mengakibatkan hematoma tengkorak atau patah tulang panggul ketika sejumlah besar darah dapat menumpuk tanpa disadari.

Diagnosis

Pemeriksaan hematoma meliputi pemeriksaan fisik bersama dengan riwayat medis yang komprehensif.

Secara umum, tidak ada tes darah khusus untuk mengevaluasi hematoma. Namun, hal ini dapat tergantung terhadap kondisi pasien.

Tes dapat termasuk:

  • tes hitung darah lengkap (CBC)
  • panel koagulasi
  • panel kimia dan metabolisme
  • tes hati.

Selain itu, tes pencitraan juga dapat membantu untuk mendiagnosis hematoma dalam tubuh, seperti:

Baca juga: Bukan Hanya Pukulan, Ini 7 Sebab Kulit Bisa Memar dan Lebam

  • CT Scan untuk mendiagnosis hematoma subdural. Selain itu, CT abdomen juga dapat digunakan jika diduga terdapat hematoma di perut (intra-abdominal, hati, limpa, retroperitoneal, peritoneal)
  • MRI untuk mendeteksi hematoma epidural.

Perawatan

Perawatan rumah hematoma yang berada di bawah kulit dan berada pada jaringan lunak, meliputi:

  • asetaminofen untuk rasa sakit, tapi konsultasikan terlebih dahulu karena beberapa jenis obat dapat meningkatkan pendarahan
  • pembungkus elastis untuk membatasi pembengkakan
  • mengangkat area untuk mengurangi pembengkakan
  • kompres es beberapa hari sekali untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit dalam 24 hingga 48 jam
  • kompres hangat setelah dua hari menggunakan es untuk membantu melarutkan cairan ke dalam tubuh

Mirip dengan kebanyakan kasus hematoma subkutan, beberapa hematoma internal tidak berbahaya dan dapat larut dengan sendirinya.

Dokter akan membantu merekomendasikan perawatan setelah melakukan evaluasimenyeluruh.

Selain itu, perawatan medis hematoma yang lebih besar dapat bervariasi dan bergantung pada lokasi dan penyebabnya.

Hematoma yang terjadi di antara tengkorak dan otak mungkin memerlukan pengangkatan sebagian tengkorak atau menggunakan bor untuk membuat lubang—mengurangi tekanan pada otak.

Baca juga: Waspada Orangtua, Ini Faktor risiko Tekanan Darah Tinggi pada Anak

Perawatan lain hematoma dapat melibatkan:

  • mengubah dosis antikoagulan untuk mengurangi pendarahan dan pembentukan hematoma
  • perubahan gaya hidup, seperti membatasi atau menghentikan penggunaan alkohol
  • obat-obatan untuk mengobati penyebab yang mendasari, seperti suplementasi vitamin untuk defisiensi, transfusi darah untuk defisiensi trombosit, dan faktor pembekuan untuk gangguan pendarahan
  • obat-obatan untuk mengobati komplikasi hematoma, seperti anemia atau infeksi
  • pembedahan, seperti prosedur untuk mengeringkan atau mengangkat hematoma, memperbaiki cedera, atau mengobati aneurisma.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com