Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/01/2022, 19:00 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Keratosis pilaris adalah penyakit kulit umum dan tidak berbahaya yang menyebabkan bercak-bercak kering, kasar, dan benjolan kecil, seringkali di lengan atas, paha, pipi, atau bokong.

Benjolan biasanya tidak terasa sakit atau gatal.

Keratosis pilaris sering dianggap sebagai varian dari kulit normal. 

Baca juga: Actinic Keratosis

Banyak anak-anak hingga remaja mengalami kondisi ini dan biasanya menghilang seiring bertambahnya usia.

Penyebab

Keratosis pilaris disebabkan oleh penumpukan keratin, protein yang melindungi kulit dari infeksi dan hal-hal berbahaya lainnya.

Penumpukan membentuk sumbat yang menghalangi pembukaan folikel rambut. Hingga kini, tidak diketahui apa yang memicu penumpukan.

Kulit kering lebih berisiko terkena keratosis pilaris. Kondisi ini sering menyerang orang dengan masalah kulit tertentu, seperti eksim.

Gejala

Melansir Medline Plus, gejala dari keratosis pilaris meliputi:

  • Benjolan kecil di bagian belakang lengan atas dan paha
  • Benjolan terasa seperti amplas yang sangat kasar
  • Benjolan berwarna kulit seukuran sebutir pasir
  • Sedikit kemerahan di sekitar beberapa tonjolan
  • Benjolan dapat muncul di wajah dan sekilas mirip jerawat.

Diagnosis

Penyedia layanan kesehatan biasanya dapat mendiagnosis kondisi ini dengan melihat kulit yang terkena.

Tes biasanya tidak diperlukan.

Baca juga: Keratosis Seboroik

Perawatan

Perawatan keratosis pilaris melipuri:

  • Lotion pelembab untuk menenangkan kulit dan membantunya terlihat lebih baik
  • Krim kulit yang mengandung urea, asam laktat, asam glikolat, asam salisilat, tretinoin, atau vitamin D
  • Krim steroid untuk mengurangi kemerahan.

Perawatan seringkali membutuhkan waktu berbulan-bulan dan kemungkinan besar masalah keratosis pilaris akan kembali lagi terutama ketika cuaca lembab.

Perawatan untuk keratosis pilaris biasanya tidak diperlukan.

Namun hubungi dokter kulit jika melihat gejala keratosis pilaris yang mengkhawatirkan.

Komplikasi

Komplikasi dari keratosis pilaris jarang terjadi.

Namun, hipopigmentasi pasca inflamasi atau hiperpigmentasi dan jaringan parut dapat terjadi.

Kerontokan rambut secara bertahap di area wajah yang terkena, terutama alis lateral, dapat terlihat pada uerythema ophryogenes (keratosis pilaris atrophicans faciei)

Pencegahan

Keratosis pilaris sering dianggap sebagai varian dari kulit normal yang tidak dapat dicegah.

Tapi pelembab dan krim resep dapat memperbaiki penampilan kulit yang terkena.

Baca juga: Stres Bisa Memicu Ruam dan Gatal, Begini Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Terkini Lainnya
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Hari Bidan Nasional: Mengenal Perjuangan dan Peran Bidan dalam Menjaga Kesehatan Ibu dan Anak
Health
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
BGN Bikin Sistem Pengawasan Berlapis untuk Cegah Dana MBG Diselewengkan
Health
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Ini Tanggapan Dirut BPJS Kesehatan Soal 7,3 Juta Peserta PBI JKN Dinonaktifkan
Health
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Kasus Demam Berdarah Masih Tinggi di Indonesia, Dokter Ingatkan Pentingnya 3M Plus
Health
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Adam Suseno Alami Sobek Pembuluh Darah Vena, Ini Bahayanya…
Health
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Rutin Jalan Kaki 100 Menit per Hari Bisa Turunkan Risiko Nyeri Punggung Kronis
Health
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Tanpa Riwayat Keluarga, Remaja Ini Kena Alzheimer di Usia 19 Tahun
Health
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Demam Berdarah Tak Sama dengan Demam Biasa, Waspadai Perdarahan hingga Serangan ke Organ Vital
Health
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Dari Hengki Kawilarang Meninggal, Ketahui Ini Hubungan Diabetes dan Penyakit Ginjal
Health
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Waspadai Nyeri Lutut, Bisa Jadi Tanda Awal Pengapuran Sendi Lutut
Health
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Virus Hanta Menyebar Tanpa Disadari, Kenali Cara Penularannya Sebelum Terlambat
Health
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Hengki Kawilarang Meninggal dengan Kreatinin Tinggi, Ketahui Ini Penyebabnya…
Health
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Adam Suseno Robek Pembuluh Darah Besar di Kaki, Ini Bahaya Luka Terbuka dan Pendarahan Arteri
Health
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Dari Sunjay Kapur Meninggal, Ketahui Bahaya Tersengat Lebah
Health
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Remaja 19 Tahun Alami Alzheimer, Kenali Gejalanya Sejak Dini
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau