KOMPAS.com - Cacing merupakan parasit yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia dan menyebabkan penyakit.
Biasanya, telur cacing akan masuk melalui mulut dan bertahan hidup di dalam usus manusia.
Selain melalui mulut, telur cacing juga dapat masuk melalui kulit ketika melakukan kontak langsung dengan tanah yang terkontaminasi larva atau telur cacing.
Baca juga: Cacingan: Gejala, Bahaya, dan Cara Mengobati
Salah satu jenis cacing parasit yang paling umum dialami oleh anak-anak adalah cacing kremi dan cacing pita.
Anak-anak dapat terinfeksi cacing kremi ketika mereka secara tidak sengaja melakukan kontak langsung dengan telur cacing yang berada di tangan dan menelannya.
Kondisi ini dapat terjadi ketika mereka memasukkan tangan ke dalam mulut atau menggigit kuku setelah menyentuh benda yang terkontaminasi telur atau larva cacing.
Meskipun lebih sering dialami oleh anak-anak, penyakit cacingan juga dapat dialami oleh orang dewasa.
Seseorang lebih berisiko mengalami penyakit cacingan apabila mereka bertempat tinggal di lingkungan padat penduduk fasilitas kebersihan dan sanitasi yang buruk.
Melansir Healthline, berikut beberapa jenis cacing yang menyebabkan penyakit cacingan pada manusia:
Cacing pita merupakan jenis cacing pipih yang terlihat seperti pita panjang berwarna putih.
Cacing ini dapat tumbuh hingga mencapai 24 meter dan dapat bertahan hidup selama 30 tahun.
Cacing pita dapat masuk ke dalam tubuh manusia ketika mereka mengonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi telur atau larva cacing pita.
Selain itu, konsumsi daging sapi atau babi yang mentah atau dimasak kurang matang juga dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam tubuh manusia.
Baca juga: Mengenal Penyebab Cacingan Pada Anak dan Cara Mengatasinya
Cacing tambang dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung dengan tanah atau feses yang terkontaminasi telur atau larva cacing pita.
Berjalan tanpa alas kaki di atas tanah yang terkontaminasi larva cacing tambang dapat menyebabkan larva cacing menembus kulit dan akan hidup di dalam usus halus.
Panjang cacing ini biasanya sekitar 13 milimeter.
Cacing kremi merupakan cacing yang dapat hidup dan berkembang biak di usus besar dan rektum manusia.
Infeksi cacing kremi lebih sering dialami oleh anak-anak usia sekolah. Cacing kremi dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak langsung dengan telur cacing.
Telur atau larva cacing kremi dapat menempel dan bertahan hidup pada permukaan benda, seperti tempat tidur dan pakaian selama tiga minggu.
Ketika seseorang menyentuh benda-benda tersebut lalu memasukkan tangan atau benda yang terkontaminasi larva ke mulut maka larva cacing akan masuk ke dalam tubuh.
Dikarenakan ukuran larva cacing kremi yang sangat kecil menyebabkan larva cacing kremi dapat melayang di udara.
Akibatnya, larva cacing kremi akan terhirup dan masuk ke dalam tubuh saat seseorang bernapas.
Baca juga: Infeksi Cacing Tambang
Trichinella merupakan salah satu jenis cacing gelang yang dapat menyebabkan penyakit trichinosis.
Cacing ini dapat masuk ke dalam tubuh ketika seseorang mengonsumsi daging kurang matang atau mentah yang terkontaminasi oleh larva cacing.
Dirangkum dari situs Medical News Today dan WebMD, gejala cacingan cukup bervariasi, tergantung pada jenis cacing yang menginfeksi. Berikut beberapa gejala cacingan:
Baca juga: Infeksi Cacing Kremi
Menurut About Kids Health, penyebab cacingan adalah adanya parasit yang hidup dan berkembang biak di dalam usus.
Parasit di dalam usus ini umumnya berupa cacing kremi dan cacing pita yang masuk ke dalam tubuh dan bertahan hidup di dalam usus.
Berikut beberapa cara bagaimana cacing dapat masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan seseorang mengalami cacingan:
Dikutip dari situs Medical News Today, berikut beberapa kondisi yang meningkatkan risiko seseorang mengalami cacingan:
Baca juga: Enterobiasis
Melansir Healthline, berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis cacingan:
Dirangkum dari Royal Children's Hospital Melbourne dan Medical News Today, cacingan dapat ditangani dengan obat cacing.
Dokter akan memberikan obat cacing kepada penderita dan seluruh anggota keluarga penderita untuk mencegah penularan infeksi.
Pemberian obat cacing juga akan disesuaikan dengan jenis cacing yang menginfeksi dan gejala yang dialami penderita.
Obat cacing yang biasanya diresepkan adalah praziquantel, mebendazole, albendazole, atau triclabendazole.
Obat-obatan tersebut akan membunuh cacing sehingga dapat keluar dari usus dan melewati saluran pencernaan hingga akhirnya keluar dari tubuh saat buang air besar.
Mengutip situs Royal Children's Hospital Melbourne, berikut beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko dan mencegah cacingan:
Baca juga: 8 Penyebab Anus Gatal, Tak Hanya Cacingan
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.