Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/02/2022, 15:05 WIB
Luthfi Maulana Adhari,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kepala peyang adalah kondisi ketika kepala anak menjadi datar.

Kepala peyang biasanya terjadi ketika bayi tidur dengan kepala menghadap ke sisi yang sama selama bulan-bulan pertama kehidupannya.

Hal ini menyebabkan titik datar, baik di satu sisi atau bagian belakang kepala.

Baca juga: 4 Cara Menghilangkan Kerak di Kepala Bayi

Kepala peyang dalam istilah medis disebut plagiocephaly. Bayi prematur lebih cenderung mengalami kepala peyang.

Penyebab

Kepala peyang disebabkan oleh otot leher yang tegang sehingga membuat bayi sulit untuk memutar kepala.

Kondisi leher ini disebut tortikolis. Karena sulit untuk memutar kepalanya, bayi cenderung menjaga posisi kepalanya tetap sama saat berbaring.

Hal ini dapat menyebabkan perataan. Kemudian, setelah kepala menjadi datar, tortikolis isa menjadi lebih buruk.

Penyebab paling umum dari kepala peyang adalah posisi tidur bayi.

Bayi terlentang selama berjam-jam setiap hari, sehingga kepala terkadang mendatar di satu tempat.

Hal ini terjadi tidak hanya saat mereka tidur, tetapi juga saat berada di kursi mobil bayi, gendongan, kereta bayi, ayunan, dan kursi goyang.

Bayi prematur lebih cenderung memiliki kepala yang rata.

Tengkorak mereka lebih lembut daripada bayi yang normal.

Kepala peyang bahkan bisa terjadi sebelum lahir jika ada tekanan pada tengkorak bayi dari panggul ibu atau kembarannya.

Faktanya, banyak bayi dari kelahiran kembar memiliki kepala dengan beberapa bintik datar.

Baca juga: Kenapa Sebaiknya Bayi Tidur Tanpa Bantal?

Gejala

Gejala kepala peyang biasanya mudah terlihat, seperti:

  • Bagian belakang kepala bayi lebih rata di satu sisi
  • Bayi biasanya memiliki lebih sedikit rambut di bagian kepala yang datar
  • Saat melihat ke bawah kepala bayi, telinga di sisi yang rata terlihat terdorong ke depan.

Dalam kasus yang parah, dahi akan menonjol di sisi yang berlawanan dari perataan dan mungkin terlihat tidak rata.

Jika tortikolis merupakan penyebabnya, leher, rahang, dan wajah juga mungkin akan tidak rata.

Diagnosis

Dokter sering dapat mendiagnosis kepala peyang dengan melihat kepala bayi.

Untuk memeriksa tortikolis, dokter akan memperhatikan bagaimana bayi menggerakkan kepala dan leher.

Tes medis biasanya tidak diperlukan.

Perawatan

Bayi harus diletakkan telentang untuk membantu mencegah sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), bahkan dengan kemungkinan terkena kepala peyang.

Menghindari ayunan, kursi mobil, kursi goyang, dan perangkat lain akan membantu memastikan bayi dapat menggerakkan kepalanya dengan bebas.

Baca juga: 4 Pola Tidur Bayi 0-12 Bulan

Praktik sederhana seperti mengubah posisi tidur bayi, menggendong bayi, dan memberikan beberapa latihan akan membantu menghilangkan kepala peyang.

Cobalah tips dari Hopkins Medicine berikut:

  • Awasi bayi agar berbaring tengkurap saat terjaga di siang hari
  • Variasikan posisi di tempat tidur bayi, posisikan bayi di buaian untuk mendorong gerakan memutar kepala secara aktif ke sisi yang tidak rata
  • Gendong bayi lebih sering untuk mengurangi tekanan di kepala
  • Ubah posisi kepala bayi dari kiri ke kanan, kanan ke kiri, saat bayi tidur terlentang.

Temui dokter jika khawatir dengan bentuk kepala bayi.

Temui dokter juga jika bayi mengalami:

  • Kepala berbentuk aneh atau bintik datar yang belum kembali ke bentuk normal pada usia sekitar dua bulan
  • Cenderung memutar kepalanya ke satu sisi
  • Kesulitan memutar kepalanya.

Komplikasi

Meskipun dapat menyebabkan kepala yang cacat dan kemungkinan ketidaksejajaran telinga dan mata, efek kepala peyang umumnya ringan dan cenderung hilang seiring bertambahnya usia bayi.

Kepala peyang tidak mempengaruhi perkembangan otak dan dalam banyak kasus tidak memerlukan intervensi medis karena dapat sembuh dengan sendirinya.

Baca juga: 18 Penyebab Bayi Lahir Prematur, Komplikasi Kehamilan sampai Penyakit

Pencegahan

Lakukan hal berikut untuk mencegah kepala peyang pada bayi:

  • Tengkurapkan bayi selama 30 sampai 60 menit sehari
  • Tukar posisi kepala bayi saat tidur sehingga menghadap ke arah lain saat dia tertidur
  • Secara berkala ubah pandangan bayi, sehingga separuh waktu dia melihat ke kiri, dan separuh waktu ke kanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau