Artikel di bawah topik Konten Sensitif ini membutuhkan login ke sistem Kompas.com guna memastikan konten yang sesuai usia pembaca. Jika Anda memenuhi kriteria usia 18 tahun ke atas, silakan lakukan pendaftaran untuk bisa mengakses konten-konten di bawah ini.
KOMPAS.com - Atrofi vagina (vaginitis atrofi) adalah penipisan, pengeringan, dan peradangan pada dinding vagina yang mungkin terjadi saat tubuh memiliki lebih sedikit estrogen.
Umumnya, atrofi vagina terjadi setelah wanita mengalami menopause.
Pada sebagian besar kasus, atrofi vagina menyebabkan hubungan seksual menjadi menyakitkan dan menimbulkan gejala kencing yang mengganggu.
Baca juga: Vaginitis
Atas dampak tersebut, dokter menggunakan istilah "sindrom genitourinari menopause" untuk menggambarkan atrofi vagina dan gejala yang menyertainya.
Tersedia perawatan sederhana dan efektif untuk sindrom ini.
Gejala atrofi vagina dapat meliputi:
Kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem kemih dan menyebabkan gejala, termasuk:
Atrofi vagina disebabkan oleh penurunan kadar estrogen.
Baca juga: Kenali Apa itu Vaginismus, Gangguan Susah Penetrasi Vagina
Saat menopause, seorang wanita mengalami penurunan kadar estrogen hingga 85 persen. Saat tubuh memiliki lebih sedikit estrogen, jaringan genital menjadi lebih rapuh.
Beberapa alasan lain atas penurunan estrogen,yaitu:
Umumnya, dokter dapat mendiagnosis atrofi dan adanya sindrom dengan pemeriksaan fisik yang cermat.
Terkadang, beberapa tes laboratorium diperlukan untuk membedakan atrofi vagina dengan kondisi lain, seperti:
Salah satu cara untuk membuat atrofi vagina lebih baik adalah dengan berhubungan seks.
Baca juga: Mengenal Vulvodynia, Penyebab Hubungan Seks Terasa Menyakitkan
Wanita yang melakukan aktivitas seksual secara berkala, sendiri ataupun bersama pasangan, cenderung memiliki kasus atrofi vagina yang lebih ringan daripada mereka yang tidak.
Aktivitas seksual meningkatkan aliran darah ke vagina dan membantunya tetap elastis.
Jika seseorang mengalami kekeringan dan ketidaknyamanan akibat gangguan ini, terutama saat berhubungan seks, dapat diatasi dengan menggunakan pelembab vagina atau pelumas berbahan dasar air.
Terapi estrogen juga dapat menjadi pilihan.Terapi dapat menebalkan dinding vagina dan meredakan banyak gejala sindrom genitourinari menopause lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.