KOMPAS.com - Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang mengakibatkan keluarnya cairan, gatal, dan nyeri.
Penyebabnya dapat berupa perubahan keseimbangan bakteri vagina atau infeksi.
Berkurangnya kadar estrogen setelah menopause dan beberapa kelainan kulit juga dapat menyebabkan vaginitis.
Baca juga: Vaginismus: Gejala, Penyebab, hingga Cara Mengatasinya
Beberapa gejala dan tanda yang timbul pada vaginitis, yaitu:
Jika mengalami keputihan, karakteristiknya mungkin dapat menunjukkan jenis vaginitis yang dialami. Contohnya adalah sebagai berikut.
Vaginosis bakterial (BV) adalah infeksi vagina paling umum yang dapat memengaruhi wanita berusia 15 hingga 44 tahun.
Terdapat banyak hal yang dapat mengubah keseimbangan bakteri, termasuk:
Baca juga: 6 Tanda Keputihan Bermasalah
Infeksi ragi (kandidiasis) dapat terjadi saat terlalu banyak kandida (ragi) tumbuh dalam vagina. Kandida adalah jamur yang dapat hidup di mana-mana, termasuk tubuh manusia.
Seseorang mungkin dapat memiliki terlalu banyak pertumbuhan di vagina karena:
Selain itu, trikomoniasis juga dapat menyebabkan vaginitis. Trikomoniasis adalah penyakit seksual menular umum yang disebabkan oleh parasit.
Seseorang dapat mengalami vaginitis jika alergi atau sensitif terhadap produk tertentu yang digunakan, seperti semprot vagina, douche, spermisida, sabun, atau pelembut kain.
Alergi dapat menyebabkan rasa terbakar, gatal, dan keluarnya cairan.
Hal lain yang dapat menyebabkan vaginitis adalah perubahan hormonal. Contohnya, saat sedang hamil, menyusui, atau menopause.
Terkadang seseorang dapat memiliki lebih dari satu penyebab vaginitis secara bersamaan.
Untuk mengetahui apa yang menyebabkan vaginitis, dokter akan:
Baca juga: Gejala Radang Vagina dan Cara Mengobatinya
Pemeriksaan panggul
Perawatan yang perlu dilakukan akan bergantung pada vaginitis yang dialami.
Vaginosis bakterial dapat diobati dengan antibiotik. Obat dapat berupa pil yang harus ditelan atau gel untuk dioles pada vagina.
Gunakan kondom saat berhubungan seks selama menjalani pengobatan atau jangan berhubungan seks sama sekali.
Infeksi ragi dapat diobati dengan krim atau obat yang dimasukkan ke dalam vagina.
Selain itu, pengobatan untuk trikomoniasis biasanya memerlukan antibiotik dosis tunggal. Penderita dan pasangan harus dirawat untuk mencegah penyebaran infeksi ke orang lain.
Apabila vaginitis disebabkan oleh alergi atau sensitif akibat suatu produk, segera berhenti menggunakan produk tersebut.
Lalu, apabila penyebab vaginitis adalah perubahan hormonal, dokter mungkin akan memberikan krim estrogen untuk membantu gejala yang dialami.
Baca juga: 5 Penyebab Vagina Sakit Setelah Berhubungan Seks dan Cara Mengatasinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.