KOMPAS.com - Penyebaran virus corona yang sedang menjadi pandemi saat ini membuat sebagian besar orang harus bekerja dari rumah.
Kita juga direkomendasikan untuk tidak berkumpul dan tetap tinggal di rumah demi memutus penyebaran Covid-19 ini.
Pandemi ini tentu telah mengubah banyak rutinitas kehidupan kita. Pola tidur kita pun juga turut mengalami perubahan.
Alhasil, banyak dari kita yang merasa tetap lelah dan mengalami tidur inersia atau sleep inertia.
Tidur inersia merupakan gangguan kognitif dan kinerja motorik yang membuat kita merasa belum sepenuhnya siap untuk terbangun dari tidur.
Baca juga: Mengenal OTG, Orang Tanpa Gejala yang Bisa Sebarkan Virus Corona
Akibatnya, kita merasa lelah, disorientasi, sulit berpikir jernih dan canggung untuk sementara waktu setelah bangun tidur.
Namun, beberapa orang bisa mengalami tidur inersia dalam waktu yang lama.
Melansir Independent, Matthew Walker, profesor ilmu saraf dan psikologi dari University of California, mengatakan bahwa ada banyak hal yang membuat seseorang mengalami tidur inersia. Penyebabnya antara lain sebagai berikut:
Selain itu, kurangnya paparan matahari juga bisa meningkatkan risiko tidur inersia.
Dengan adanya himbauan untuk tetap berada di rumah selama masa pandemi ini, banyak orang yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.