KOMPAS.com – Perlu disadari bahwa besaran tekanan darah dalam tubuh bukan hanya terkait dengan genetika, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh gaya hidup, seperti pola makan, rutinitas olahraga, dan kebiasaan tidur.
Banyak orang tahu bahwa diet tinggi lemak, garam, dan gula serta gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat memengaruhi tingkat tekanan darah.
Tetapi, terdapat beberapa kebiasaan lain yang bisa juga berdampak pada pembacaan tekanan darah.
Baca juga: 9 Penyebab Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai
American Heart Association merilis daftar kebiasaan tersembunyi yang dapat memengaruhi tekanan darah seseorang.
Berikut ini adalah beberapa kebiasaan yang ternyata dapat menyebabkan darah tinggi untuk diwaspadai:
1. Penggunaan obat bebas
Orang-orang yang menggunakan obat bebas atau over the counter (OTC) untuk mengobati sakit ringan dan nyeri dilaporkan dapat melihat lonjakan tekanan darah pada tubuh.
Obat bebas, termasuk obat anti inflamasi seperti naproxen (Aleve) dan ibuprofen (Advil) telah terbukti bisa meningkatkan tekanan darah.
Obat-obatan seperti acetaminophen (Tylenol) atau paracetamol juga cenderung dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Selain itu, banyak obat dekongestan yang dijual bebas diketahui bisa meningkatkan tekanan darah.
Baca juga: Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2
Beberapa obat resep juga dapat meningkatkan tekanan darah hingga menyebabkan darah tinggi.
Ini mungkin termasuk:
Namun, siapa saja disarankan untuk tidak berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang meresepkannya.
2. Konsumsi kopi setiap hari
Baik alkohol maupun kafein dapat berkontribusi pada peningkatan tekanan darah.
Orang-orang secara umum disarankan dapat membatasi kafein hingga kurang dari 300 miligram (mg) atau sekitar dua hingga tiga cangkir kopi per hari untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi mencapai tingkat kritis.
Pembatasan konsumsi alkohol juga disarankan sebagai cara mencegah darah tinggi.
Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Sebabkan Asam Urat?
Untuk wanita, secara umum tidak disarankan konsumsi alkohol lebih dari satu minuman per hari.
Sementara, untuk pria, tidak disarankan mengonsumsi alkohol lebih dari dua minuman per hari demi kesehatan.
Begitu menurut Dr. Elizabeth A. Jackson, MPH, profesor kedokteran di Departemen Penyakit Kardiovaskular di Universitas Alabama dalam Health Line.
3. Bahan makanan tertentu dan suplemen
Suplemen dan kombinasi makanan tertentu juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Tidak semua suplemen yang berlabel "alami" dijamin aman.
Misalnya, suplemen herbal dan pengobatan rumahan yang menggunakan bahan-bahan seperti licorice dilaporkan dapat menyebabkan hipertensi.
Baca juga: 11 Tanaman Herbal untuk Menurunkan Darah Tinggi
Selain itu, makanan dengan keju yang kuat, daging yang diawetkan, dan bahkan produk kedelai dapat mengandung tyramine tingkat tinggi.
Zat ini dapat berinteraksi dengan antidepresan seperti penghambat oksidase monoamine (MAOIs), mengakibatkan episode hipertensi.
4. Pembacaan tekanan darah yang tidak tepat
Beberapa orang bisa mengalami "hipertensi jas putih", yakni kecemasan ketika bertemu dengan dokter atau mendapatkan perawatan yang dapat menyebabkan pembacaan tekanan darah tinggi.
Pengukuran ini pun bisa memberikan gambaran yang salah tentang hipertensi di ruang pemeriksaan dokter, dan itu berarti orang-orang mungkin berakhir pada pengobatan tekanan darah yang tidak perlu.
Untuk mengimbangi hal ini, orang dapat melakukan pembacaan tekanan darah di rumah, dan kemudian membandingkan pembacaan tersebut dengan pengukuran di ruang pemeriksaan dokter.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Orang Dewasa?
“Jika angka tekanan darah lebih tinggi di ruang pemeriksaan dokter, mengukur tekanan darah di rumah bisa memberi [pasien] dan penyedia layanan kesehatan gambaran akurat tentang tekanan darah di lingkungan alami,” kata Jackson.
Untuk mendapatkan pengukuran seakurat mungkin di rumah, ukur tekanan darah Anda menggunakan perangkat portabel yang dikalibrasi dengan baik dan memiliki baterai yang baik.
Persiapkan pembacaan tekanan darah dengan mengosongkan kandung kemih Anda, hindari rokok atau kafein selama 30 menit sebelum pengukuran, dan duduk diam selama beberapa menit sebelum melakukan pembacaan.
Berdasarkan pedoman saat ini, tekanan darah dapat dikategorikan normal jika memiliki angka sistolik (atas) kurang dari 120 dan angka diastolik (bawah) kurang dari 80.
Melansir Medical News Today, hipertensi stadium I terjadi ketika angka sistolik antara 130 hingga 139 dan diastolik antara 80 hingga 89.
Sementara, hipertensi stadium II adalah sistolik lebih besar dari 140 dan diastolik lebih besar dari 90.
Apabila Anda memiliki tekanan darah sistolik lebih dari 180 dan diastolik lebih dari 120, kemudian Anda juga mengalami gejala seperti nyeri dada, pusing, atau sesak napas, lebih baik segera temui dokter. Ini adalah keadaan darurat hipertensi.
Siapa pun yang mengalami keadaan darurat hipertensi penting untuk bisa secepatnya pergi ke ruang gawat darurat terdekat karena risiko stroke atau serangan jantung mereka sangat tinggi.
Ingatlah bahwa tekanan darah tinggi merupakan faktor penyebab berbagai kondisi kesehatan yang berbahaya.
Baca juga: Berapa Tekanan Darah Normal pada Anak-anak dan Remaja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.