Informasi pelayanan dan kegiatan Posyandu bisa diberikan melalui media sosial, penempelan pamflet, pengeras suara tempat ibadah, dan sebagainya.
5. Pendanaan
Satu hal yang tidak boleh dilupakan demi kesuksesan program posyandu adalah pendanaan.
Ketersediaan dana mempengaruhi kualitas dan kuantitas layanan posyandu.
Sumber pendanaan posyandu bisa berasal dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kota/Kabupaten, maupun Alokasi Dana Desa.
Di masa pandemi, Erindra usul alokasi dana posyandu sebaiknya bisa ditambah. Pencairannya pun juga tidak boleh terlambat.
“Pihak swasta juga bisa turun tangan membantu (pendanaan) kader posyandu. Hal ini diperlukan sekali, terlebih di masa pandemi ini,” jelas dia.
Menurut Erindra, penambahan dana salah satunya diperlukan untuk penyediaan alat pelindung diri (APD) di masa pandemi Covid-19 dan pengoptimalan poram PMT.
Baca juga: Kenali 9 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir
6. Produk layanan dan teknologi
Erindra menuturkan, kegiatan pelayanan yang diberikan posyandu dapat terdiri atas kegiatan utama dan kegiatan pendukung.
Kegiatan utama, yakni meliputi kesehatan ibu dan anak, program keluarga berencana (KB), imunisasi, dan edukasi gizi.
Sedangkan, kegiatan pengembangan tambahan, bisa berupa kelas ibu hamil dan pos pendidikan anak usia dini (PAUD).
Menurut dia, posyandu harus bisa memenuhi kegiatan utama terlebih dahulu. Baru setelah hal itu terpenuhi, kader bisa meningkatkan layanan dengan kegiatan pendukung.
Erindra mengingatkan, dalam mendukung pelaksanaan berbagai kegiatan ini di tengah pandemi, kader posyandu bisa memanfaatkan teknologi.
Misalnya, Sistem Informasi Manajemen Postandu (SIMPOSYANDU) yang bisa sangat membantu dalam kredibilitas, aksestabilitas, serta kecepatan pencatatan dan pelaporan data. Aplikasi sistem ini juga dilengkapi dengan berbagai fitur seperti pemberian informasi kesehatan serta buku kesehatan ibu dan anak (KIA).
Baca juga: 5 Cara Mencegah Stunting pada Anak
“Di era reformasi industri 4.0 ini, keberadaan teknologi informasi sangat diperlukan untuk meringankan tugas-tugas administratif, termasuk dalam posyandu,” kata dia.
Untuk itu, pelatihan kepada tenaga kesehatan, kader dan masyarakat pengguna dirasa sangat diperlukan agar bisa mengakses sistem informasi seperti ini dengan baik.
“Dalam kondisi pandem, teknologi informasi berkembang dengan pesat. Hal ini pun bisa dimanfaatkan untuk menunjang pelayanan posyandu,” terang dia.
Erindra menegaskan bahwa untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal, diperlukan kerja sama dari berbagai lapisan. Hal ini juga berlaku dalam strategi pemberdayaan posyandu di masa pandemi untuk menurunkan angka stunting.
“Keenam komponen di atas jika dipenuhi akan mampu mewujudkan harapan kita bersama selama dilaksanakan dengan baik dan benar, yakni pengendalian angka stunting,” jelas dia.
Satu proses yang tidak kalah penting untuk dilaksanakan adalah evaluasi dan perbaikan hasil evaluasi yang terus menerus agar bisa memperbaiki sistem yang sedang dijalankan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.