Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/09/2021, 10:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.comTeh panas merupakan minuman yang sangat disukai di seluruh dunia.

Euromonitor International memperkirakan bahwa sekitar 2,9 juta ton teh dikonsumsi pada tahun 2016.

Hal ini tidak mengherankan, melihat bahwa teh enak dan memiliki banyak manfaat kesehatan.

Hal ini disebabkan oleh efek antioksidan dari senyawa sepertipolifenol di dalamnya.

Namun, sebuah studi dari Universitas Peking di Beijing, Cina, telah menemukan bahwa suhu teh yang dikonsumsi dapat mempengaruhi kesehatan seseorang, terutama pada kelompok yang memiliki risiko terkena penyakit serius.

Penulis utama studi Jun Lv, seorang mahasiswa doktoral dari Departemen Epidemiologi dan Biostatistik Universitas Peking, menemukan bahwa konsumsi teh panas berkorelasi dengan timbulnya kanker kerongkongan.

Baca juga: 6 Ramuan Teh yang Dapat Menurunkan Kadar Gula Darah

Menurut World Cancer Research Fund International, kanker kerongkongan adalah jenis kanker kedelapan yang paling umum di seluruh dunia.

Menurut Lv, minum teh panas secara teratur dikaitkan dengan kanker kerongkongan pada orang yang juga merokok dan minum alkohol.

Dengan demikian menunjuk pada konjungtur kompleks yang menguntungkan untuk perkembangan penyakit ini.

Lv dan rekan melakukan penelitian mereka sebagai bagian dari National Science Foundation of China dan National Key Research and Development Program temuan studi ini pun diterbitkan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.

Peningkatan lima kali lipat dalam risiko kanker

Lv dan tim mempelajari hubungan antara minum teh pada suhu yang sangat tinggi dan perkembangan kanker kerongkongan pada populasi di Tiongkok.

Menurut para peneliti, populasi pria kemungkinan besar tidak hanya tertarik pada teh panas, tetapi juga pada rokok dan alkohol.

Kombinasi tembakau, alkohol, senyawa yang ditemukan dalam teh, dan efek negatif dari minuman yang disajikan pada suhu yang sangat tinggi kemungkinan akan berdampak buruk terhadap kesehatan.

Para peneliti memantau kesehatan peserta dalam studi China Kadoorie Biobank, yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang perkembangan penyakit kronis, termasuk penyakit jantung, kanker, dan diabetes di Tiongkok.

Untuk memastikan konsistensi hasil mereka, para ilmuwan mengecualikan peserta yang memiliki diagnosis kanker, serta mereka yang telah mengurangi teh, alkohol, dan rokok.

Baca juga: 9 Manfaat Minum Teh Hijau dengan Lemon, Bisa Turunkan Berat Badan

 

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau