Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berapa Berat Badan yang Termasuk Obesitas?

Kompas.com - 07/09/2021, 07:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Obesitas dapat dipahami sebagai penumpukan lemak tidak normal atau berlebihan di dalam tubuh.

Obesita adalah masalah kesehatan yang tak boleh disepelekan atau dibiarkan begitu saja.

Ini karena obesitas telah terbukti dapat meningkatkan risiko beragam penyakit berbahaya, seperti diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.

Baca juga: Hubungan Penyakit Jantung, Obesitas, dan Penurunan Berat Badan

Tapi sayangnya, banyak orang mungkin tak menyadari dirinya mengalami obesitas.

Mereka belum tahu berapa berat badan yang termasuk obesitas.

Jika Anda termasuk di antara orang-orang tersebut, sebaiknya mulai periksa status gizi Anda apakah masih dalam kategori sehat atau sudah termasuk mengalami obesitas.

Berikut ini adalah beberapa cara mengukur obesitas yang bisa dipilih:

1. Indeks massa tubuh (IMT)

IMT atau body mass index (BMI) adalah indikator umum yang kerap digunakan untuk mengklasifikasikan berat badan ideal.

Melalui metode penghitungan IMT, Anda dapat memperoleh informasi dasar tentang berat badan ideal dan tidak ideal.

Angka yang muncul dari hasil penghitungan IMT bisa dijadikan tanda peringatan untuk menghindari bahaya penyakit akibat obesitas.

Berikut rumus mengihitung IMT:

IMT = berat badan dalam satuan kg/(tinggi badan dalam satuan meter)²

Klasifikasi IMT menurut Permenkes RI No. 41 tahun 2014 tentang Peroman Gizi Seimbang, yakni sebagai berikut:

  • BB kurang: <18,5
  • Normal: 18,5 – 25
  • Gemuk (overweight): >25-27
  • Obesitas: >27

Baca juga: 20 Cara Mencegah Obesitas untuk Anak-anak dan Orang Dewasa

Sedangkan, klasifikasi IMT berdasarkan Asia Pasifik (2000) adalah:

  • BB kurang: <18,5 (risiko penyakit rendah)
  • Normal: 18,5 – 22,9 (risiko penyakit rara-rata)
  • BB lebih: >23 (risiko penyakit meningkat)
  • Pre-obesitas: 23-24,9 (risiko penyakit meningkat)
  • Obesitas derajat 1: 25-29,9 (risiko penyakit sedang)
  • Obesitas derajat 2 : >30 (risiko penyakit berat)

Jadi, misalnya Anda memiliki berat badan 76 kilogram dan tinggi badan 158 cm, besar IMT Anda adalah 76 dibagi (1,58x1,58)= 30,4.

Karena memiliki IMT lebih dari 30, Anda pun dapat dikatakan sudah mengalami obesitas.

Bagi kebanyakan orang, IMT bisa memberikan perkiraan lemak tubuh yang masuk akal.

Namun, IMT tetap saja tidak secara langsung mengukur lemak tubuh, sehingga beberapa orang, seperti atlet berotot mungkin memiliki IMT dalam kategori obesitas meskipun mereka tidak memiliki kelebihan lemak tubuh.

Baca juga: 5 Tanda Seseorang Mengalami Obesitas yang Perlu Diwaspadai

2. Menggunakan rumus Broca

Menghitung berat badan ideal berdasarkan jenis kelamin dengan menggunakan rumus Broca bukanlah hal yang baru.

Cara menggunakan rumus yang ditemukan oleh Pierre Paul Broca ini pun terbilang mudah.

  • Jika berusia ≥40 tahun, rumus yang dipakai, yakni:

Berat badan normal= (tinggi badan dalam satuan cm – 100)

Jadi, misalnya Anda memiliki tinggi badan 160 cm, maka berat badan yang ideal untuk Anda sesuai dengan rumus Broca adalah 60 - 9 = 51 kg.

  • Jika berusia <40 tahun, rumus yang digunakan, yakni:

Berat badan normal= (tinggi badan dalam satuan cm – 100) – 10 persen (tinggi badan dalam satuan cm – 100)

Sebagai contoh, jika Anda memiliki tinggi badan 170 cm, maka berat badan normal untuk Anda sesuai dengan rumus Broca adalah 70 - 7 = 63 kg.

Baca juga: 6 Bahaya Obesitas pada Anak yang Perlu Diwaspadai

3. Rasio lingkar pinggang (waist) dan panggul (hip)

Menghitung rasio lingkar pinggang dan pinggul adalah cara yang bisa dilakukan untuk mengukur obesitas tanpa mempertimbangkan berat badan.

Untuk melakukan cara ini, Anda mulanya perlu mengukur terlebih dahulu lingkar pinggang (cm) dan lingkar panggul (cm).

Nilai yang didapat tersebut kemudian dimasukkan ke dalam rumus ini:

W/H ratio: lingkar pinggang/lingkar pinggul

Berikut adalah W/H ratio pada pria:

  • >1,0: risiko penyakit berat
  • 0,9-1,0: risiko penyakit sedang
  • <0,9: risiko penyakit rendah

Sedangkan ini adalah W/H ratio pada  wanita:

  • >0,85: risiko penyakit berat
  • 0,8-0,85: risiko penyakit sedang
  • <0,8: risiko penyakit rendah

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan ukuran rasio pinggang dan panggul yang sehat tidak melebihi 0,85 untuk wanita dan maksimal 0,9 untuk pria.

Baca juga: 11 Makanan yang Mengandung Lemak Tinggi tapi Justru Menyehatkan

Memiliki perhitungan angka lebih dari itu, maka Anda bisa dikategorikan mengalami obesitas.

Menurut protokol pengumpulan data WHO, lingkar pinggang harus diukur di titik tengah antara margin bawah tulang rusuk terakhir yang teraba dan bagian atas puncak iliaka dengan memakai pita meteran.

Sedangkan lingkar pinggul harus diukur di sekitar bagian terlebar dari bokong dengan pita sejajar dengan lantai.

Beberapa pihak menilai menghitung rasio lingkar pinggang dan punggul adalah cara terbaik untuk menentukan tingkat obesitas karena lebih berfokus pada pengukuran lemak perut.

Lemak perut terdapat di area sistem endokrin yang mengeluarkan hormon dan bahan kimia terkait perkembangan berbagai penyakit.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com